Semua Artikel

Infeksi Postpartum: Gejala, Risiko dan Penanganannya

Hamzah
28 Apr 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Infeksi Postpartum: Gejala, Risiko dan Penanganannya

Infeksi postpartum adalah salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi setelah persalinan. Walaupun sebagian besar persalinan berlangsung aman, penting bagi Moms dan Dads untuk tetap waspada terhadap tanda-tanda infeksi. Infeksi ini bisa muncul beberapa hari hingga beberapa minggu setelah melahirkan dan, jika tidak segera diobati, bisa berakibat fatal. Memahami gejalanya sejak awal menjadi kunci untuk […]

Infeksi postpartum adalah salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi setelah persalinan. Walaupun sebagian besar persalinan berlangsung aman, penting bagi Moms dan Dads untuk tetap waspada terhadap tanda-tanda infeksi. Infeksi ini bisa muncul beberapa hari hingga beberapa minggu setelah melahirkan dan, jika tidak segera diobati, bisa berakibat fatal. Memahami gejalanya sejak awal menjadi kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Infeksi postpartum merupakan infeksi bakteri yang terjadi di saluran reproduksi wanita setelah melahirkan, baik melalui persalinan normal maupun operasi caesar. Infeksi ini dapat melibatkan rahim (endometritis), luka operasi caesar, robekan perineum, atau bahkan saluran kemih.

Infeksi postpartum termasuk salah satu penyebab utama morbiditas ibu di seluruh dunia, meskipun banyak kasus bisa dicegah atau ditangani dengan intervensi dini.

Faktor Risiko Infeksi Postpartum

Infeksi Postpartum

Sumber gambar: iStock

1. Persalinan yang Berlangsung Lama

Persalinan yang memakan waktu sangat lama dapat meningkatkan risiko infeksi postpartum. Ketika proses persalinan berjalan lebih dari 18–24 jam, tubuh Moms menjadi lebih rentan terhadap infeksi karena paparan bakteri dari lingkungan yang semakin lama. Kondisi ini juga membuat luka persalinan lebih sulit sembuh, terutama jika ada robekan atau episiotomi.

Baca juga: Ruptur Perineum: Penyebab, Tingkatan, dan Cara Mengatasinya

2. Prosedur Persalinan dengan Banyak Intervensi

Penggunaan alat bantu persalinan seperti vakum ekstraktor atau forceps juga dapat meningkatkan risiko infeksi. Intervensi ini meskipun membantu mempercepat kelahiran, sering kali menimbulkan trauma tambahan pada jalan lahir yang kemudian menjadi pintu masuk bagi bakteri. Pada Moms yang menjalani persalinan dengan banyak intervensi, penting untuk mendapatkan perawatan luka yang tepat setelah melahirkan.

3. Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini, yaitu pecahnya kantung ketuban sebelum proses persalinan dimulai, membuka jalan bagi bakteri untuk masuk ke dalam rahim. Semakin lama jeda antara pecah ketuban dan persalinan, semakin tinggi risiko infeksi yang dihadapi oleh Moms. Kondisi ini memerlukan penanganan cepat, baik melalui induksi persalinan maupun pemberian antibiotik preventif.

Baca juga: Kontraksi Dini Saat Kehamilan, Waspadai Tanda-Tandanya!

4. Persalinan Melalui Operasi Caesar

Melahirkan melalui operasi caesar membawa risiko infeksi yang lebih tinggi dibandingkan persalinan normal. Sayatan pada kulit dan rahim membuka jalur bagi bakteri untuk masuk, terutama jika prosedur sterilisasi tidak optimal. Untuk Moms yang menjalani operasi caesar, perawatan luka pascaoperasi sangat penting untuk mencegah infeksi.

5. Anemia saat Kehamilan

Anemia, atau kekurangan sel darah merah, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Moms. Kondisi ini membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi setelah melahirkan, terutama bila ada luka persalinan atau sayatan operasi. Mengatasi anemia selama kehamilan dengan suplemen zat besi dan pola makan bergizi bisa membantu memperkuat daya tahan tubuh Moms.

6. Kebersihan yang Kurang saat Persalinan atau Perawatan Luka

Kebersihan yang tidak optimal, baik saat persalinan berlangsung maupun saat perawatan luka setelahnya, menjadi faktor besar dalam terjadinya infeksi. Lingkungan persalinan yang tidak steril atau perawatan luka yang tidak sesuai standar dapat mempercepat pertumbuhan bakteri. Untuk melindungi diri dari infeksi postpartum, Moms harus memastikan bahwa semua prosedur persalinan dilakukan dengan protokol steril.

Baca juga: Sistem Reproduksi Wanita: Panduan Lengkap untuk Kesehatan Reproduksi

Gejala Infeksi Postpartum yang Perlu Diwaspadai

Infeksi postpartum bisa dikenali dari beberapa gejala berikut:

  • Demam lebih dari 38°C setelah 24 jam melahirkan
  • Nyeri perut bawah atau nyeri saat buang air kecil
  • Keputihan berbau tidak sedap
  • Pendarahan berat atau berkepanjangan
  • Luka operasi atau perineum yang kemerahan, bengkak, atau mengeluarkan nanah
  • Detak jantung cepat
  • Merasa sangat lelah, lemas, atau pusing

Jenis-Jenis Infeksi Postpartum

Infeksi Postpartum

Sumber gambar: iStock

1. Endometritis

Endometritis adalah infeksi pada lapisan dalam rahim yang paling sering terjadi setelah persalinan caesar. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala seperti demam tinggi, nyeri di bagian bawah perut, serta keluarnya keputihan abnormal yang berbau tidak sedap. Jika tidak segera ditangani, endometritis dapat menyebabkan komplikasi serius dan memperlambat proses pemulihan pasca melahirkan bagi Moms.

2. Infeksi Luka Operasi

Infeksi luka operasi merupakan risiko yang cukup umum, baik pada bekas sayatan operasi caesar maupun luka episiotomi. Luka yang mengalami infeksi biasanya tampak merah, bengkak, terasa panas saat disentuh, dan bisa mengeluarkan cairan seperti nanah. Gejala ini menandakan adanya pertumbuhan bakteri yang tidak terkendali di area luka.

Baca juga: Waspada, Ternyata Begini Ciri Infeksi pada Luka Caesar Bagian Dalam

3. Mastitis

Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang sering terjadi selama masa menyusui. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh saluran ASI yang tersumbat, yang kemudian memungkinkan bakteri masuk dan berkembang biak. Gejala mastitis meliputi pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat pada payudara, disertai dengan demam dan rasa lelah.

4. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) juga cukup sering terjadi setelah proses persalinan, terutama jika Moms mengalami kateterisasi saat melahirkan. Gejalanya meliputi rasa terbakar saat buang air kecil, urine yang berbau tajam, warna urine keruh, hingga nyeri di bagian bawah perut. Untuk mencegah ISK, Moms dianjurkan untuk menjaga kebersihan area genital, minum banyak air, dan tidak menahan keinginan buang air kecil.

Pencegahan Infeksi Postpartum

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

  • Menjaga kebersihan luka operasi atau robekan perineum
  • Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat luka atau menyusui
  • Pantau kondisi tubuh secara berkala, terutama di minggu-minggu pertama setelah melahirkan
  • Konsultasikan ke dokter bila ada tanda-tanda infeksi

Infeksi postpartum memang bisa berbahaya, tetapi dengan kewaspadaan, perawatan yang baik, dan dukungan dari Dads, risiko komplikasi dapat ditekan. Jangan ragu mencari bantuan medis jika ada gejala yang mencurigakan. Kesadaran, komunikasi, dan tindakan cepat adalah kunci untuk menjaga kesehatan Moms pascamelahirkan.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi:

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Kesehatan 5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

Admin
14 Nov 2025

Keputihan adalah cairan yang diproduksi secara alami oleh kelenjar di vagina dan serviks. Fungsi utamanya adalah menjaga kesehatan dengan membersihkan sel-sel mati dan bakteri dari area vagina. Namun, perubahan pada…

Selengkapnya
Kesehatan Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Hamzah
13 Nov 2025

Konsumsi gula berlebih dapat berdampak negatif pada kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Gula dalam jumlah tinggi dapat mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan risiko resistensi insulin, serta berkontribusi terhadap peradangan dalam…

Selengkapnya
Kesehatan 5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

Admin
08 Nov 2025

Kekurangan hormon estrogen bisa menimbulkan berbagai keluhan fisik dan emosional yang sering kali tidak disadari sejak awal. Baik Moms maupun Dads, penting untuk memahami bagaimana penurunan hormon ini bisa memengaruhi…

Selengkapnya