Infeksi postpartum adalah salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi setelah persalinan. Walaupun sebagian besar persalinan berlangsung aman, penting bagi Moms dan Dads untuk tetap waspada terhadap tanda-tanda infeksi. Infeksi ini bisa muncul beberapa hari hingga beberapa minggu setelah melahirkan dan, jika tidak segera diobati, bisa berakibat fatal. Memahami gejalanya sejak awal menjadi kunci untuk […]
Infeksi postpartum adalah salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi setelah persalinan. Walaupun sebagian besar persalinan berlangsung aman, penting bagi Moms dan Dads untuk tetap waspada terhadap tanda-tanda infeksi. Infeksi ini bisa muncul beberapa hari hingga beberapa minggu setelah melahirkan dan, jika tidak segera diobati, bisa berakibat fatal. Memahami gejalanya sejak awal menjadi kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Infeksi postpartum merupakan infeksi bakteri yang terjadi di saluran reproduksi wanita setelah melahirkan, baik melalui persalinan normal maupun operasi caesar. Infeksi ini dapat melibatkan rahim (endometritis), luka operasi caesar, robekan perineum, atau bahkan saluran kemih.
Infeksi postpartum termasuk salah satu penyebab utama morbiditas ibu di seluruh dunia, meskipun banyak kasus bisa dicegah atau ditangani dengan intervensi dini.
Faktor Risiko Infeksi Postpartum

Sumber gambar: iStock
1. Persalinan yang Berlangsung Lama
Persalinan yang memakan waktu sangat lama dapat meningkatkan risiko infeksi postpartum. Ketika proses persalinan berjalan lebih dari 18–24 jam, tubuh Moms menjadi lebih rentan terhadap infeksi karena paparan bakteri dari lingkungan yang semakin lama. Kondisi ini juga membuat luka persalinan lebih sulit sembuh, terutama jika ada robekan atau episiotomi.
Baca juga: Ruptur Perineum: Penyebab, Tingkatan, dan Cara Mengatasinya
2. Prosedur Persalinan dengan Banyak Intervensi
Penggunaan alat bantu persalinan seperti vakum ekstraktor atau forceps juga dapat meningkatkan risiko infeksi. Intervensi ini meskipun membantu mempercepat kelahiran, sering kali menimbulkan trauma tambahan pada jalan lahir yang kemudian menjadi pintu masuk bagi bakteri. Pada Moms yang menjalani persalinan dengan banyak intervensi, penting untuk mendapatkan perawatan luka yang tepat setelah melahirkan.
3. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini, yaitu pecahnya kantung ketuban sebelum proses persalinan dimulai, membuka jalan bagi bakteri untuk masuk ke dalam rahim. Semakin lama jeda antara pecah ketuban dan persalinan, semakin tinggi risiko infeksi yang dihadapi oleh Moms. Kondisi ini memerlukan penanganan cepat, baik melalui induksi persalinan maupun pemberian antibiotik preventif.
Baca juga: Kontraksi Dini Saat Kehamilan, Waspadai Tanda-Tandanya!
4. Persalinan Melalui Operasi Caesar
Melahirkan melalui operasi caesar membawa risiko infeksi yang lebih tinggi dibandingkan persalinan normal. Sayatan pada kulit dan rahim membuka jalur bagi bakteri untuk masuk, terutama jika prosedur sterilisasi tidak optimal. Untuk Moms yang menjalani operasi caesar, perawatan luka pascaoperasi sangat penting untuk mencegah infeksi.
5. Anemia saat Kehamilan
Anemia, atau kekurangan sel darah merah, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Moms. Kondisi ini membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi setelah melahirkan, terutama bila ada luka persalinan atau sayatan operasi. Mengatasi anemia selama kehamilan dengan suplemen zat besi dan pola makan bergizi bisa membantu memperkuat daya tahan tubuh Moms.
6. Kebersihan yang Kurang saat Persalinan atau Perawatan Luka
Kebersihan yang tidak optimal, baik saat persalinan berlangsung maupun saat perawatan luka setelahnya, menjadi faktor besar dalam terjadinya infeksi. Lingkungan persalinan yang tidak steril atau perawatan luka yang tidak sesuai standar dapat mempercepat pertumbuhan bakteri. Untuk melindungi diri dari infeksi postpartum, Moms harus memastikan bahwa semua prosedur persalinan dilakukan dengan protokol steril.
Baca juga: Sistem Reproduksi Wanita: Panduan Lengkap untuk Kesehatan Reproduksi
Gejala Infeksi Postpartum yang Perlu Diwaspadai
Infeksi postpartum bisa dikenali dari beberapa gejala berikut:
- Demam lebih dari 38°C setelah 24 jam melahirkan
- Nyeri perut bawah atau nyeri saat buang air kecil
- Keputihan berbau tidak sedap
- Pendarahan berat atau berkepanjangan
- Luka operasi atau perineum yang kemerahan, bengkak, atau mengeluarkan nanah
- Detak jantung cepat
- Merasa sangat lelah, lemas, atau pusing
Jenis-Jenis Infeksi Postpartum

Sumber gambar: iStock
1. Endometritis
Endometritis adalah infeksi pada lapisan dalam rahim yang paling sering terjadi setelah persalinan caesar. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala seperti demam tinggi, nyeri di bagian bawah perut, serta keluarnya keputihan abnormal yang berbau tidak sedap. Jika tidak segera ditangani, endometritis dapat menyebabkan komplikasi serius dan memperlambat proses pemulihan pasca melahirkan bagi Moms.
2. Infeksi Luka Operasi
Infeksi luka operasi merupakan risiko yang cukup umum, baik pada bekas sayatan operasi caesar maupun luka episiotomi. Luka yang mengalami infeksi biasanya tampak merah, bengkak, terasa panas saat disentuh, dan bisa mengeluarkan cairan seperti nanah. Gejala ini menandakan adanya pertumbuhan bakteri yang tidak terkendali di area luka.
Baca juga: Waspada, Ternyata Begini Ciri Infeksi pada Luka Caesar Bagian Dalam
3. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang sering terjadi selama masa menyusui. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh saluran ASI yang tersumbat, yang kemudian memungkinkan bakteri masuk dan berkembang biak. Gejala mastitis meliputi pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat pada payudara, disertai dengan demam dan rasa lelah.
4. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) juga cukup sering terjadi setelah proses persalinan, terutama jika Moms mengalami kateterisasi saat melahirkan. Gejalanya meliputi rasa terbakar saat buang air kecil, urine yang berbau tajam, warna urine keruh, hingga nyeri di bagian bawah perut. Untuk mencegah ISK, Moms dianjurkan untuk menjaga kebersihan area genital, minum banyak air, dan tidak menahan keinginan buang air kecil.
Pencegahan Infeksi Postpartum
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
- Menjaga kebersihan luka operasi atau robekan perineum
- Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat luka atau menyusui
- Pantau kondisi tubuh secara berkala, terutama di minggu-minggu pertama setelah melahirkan
- Konsultasikan ke dokter bila ada tanda-tanda infeksi
Infeksi postpartum memang bisa berbahaya, tetapi dengan kewaspadaan, perawatan yang baik, dan dukungan dari Dads, risiko komplikasi dapat ditekan. Jangan ragu mencari bantuan medis jika ada gejala yang mencurigakan. Kesadaran, komunikasi, dan tindakan cepat adalah kunci untuk menjaga kesehatan Moms pascamelahirkan.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- National Center for Biotechnology Information. “Postpartum Infection”. Diakses 21 April 2025.
- Medscape. “Postpartum Infection”. Diakses 21 April 2025.
- What to Expect. “Postpartum Infections”. Diakses 21 April 2025.