Banyak Moms bertanya, apakah aman atau mungkin menjalani program hamil (promil) saat masih menyusui? Jawabannya: bisa, tapi ada beberapa hal penting yang perlu diketahui. Proses menyusui memang memengaruhi kesuburan, tapi tidak sepenuhnya menutup kemungkinan untuk hamil. Yang terpenting adalah memahami bagaimana hormon bekerja selama menyusui, serta langkah apa yang harus Moms dan Dads tempuh jika […]
Banyak Moms bertanya, apakah aman atau mungkin menjalani program hamil (promil) saat masih menyusui? Jawabannya: bisa, tapi ada beberapa hal penting yang perlu diketahui. Proses menyusui memang memengaruhi kesuburan, tapi tidak sepenuhnya menutup kemungkinan untuk hamil. Yang terpenting adalah memahami bagaimana hormon bekerja selama menyusui, serta langkah apa yang harus Moms dan Dads tempuh jika ingin menambah momongan sambil tetap memberi ASI.
Apakah Bisa Hamil Saat Menyusui?
Ya, bisa. Meskipun menyusui secara eksklusif dapat menekan ovulasi melalui metode alami yang disebut lactational amenorrhea, kondisi ini hanya bersifat sementara dan tidak 100% efektif. Ovulasi bisa kembali sebelum haid pertama muncul, artinya Moms sudah bisa subur kembali tanpa menyadarinya.
Bagaimana Menyusui Mempengaruhi Kesuburan?

Sumber gambar: iStock
Menyusui merangsang produksi hormon prolaktin, yang berfungsi memperbanyak produksi ASI. Namun, prolaktin juga menghambat pelepasan hormon luteinizing (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH), dua hormon penting untuk ovulasi. Inilah sebabnya banyak Moms yang tidak haid selama masih menyusui secara eksklusif. Namun, jika menyusui sudah mulai berkurang frekuensinya atau bayi sudah mulai MPASI, maka kadar prolaktin cenderung menurun, dan ovulasi bisa kembali.
Baca juga: Inilah 5 Posisi Menyusui yang Nyaman untuk Ibu
Tanda Tubuh Siap Hamil Kembali
Beberapa indikator bahwa kesuburan mulai kembali antara lain:
-
Siklus haid mulai muncul kembali
-
Muncul lendir serviks jernih dan elastis (tanda ovulasi)
-
Suhu tubuh basal menunjukkan pola naik turun khas ovulasi
-
Masa menyusui tidak lagi eksklusif (frekuensi berkurang atau durasi pendek)
Jika Moms mengalami tanda-tanda ini, peluang hamil kembali mulai terbuka.
Baca juga: Berikut 7 Ciri-Ciri Masa Subur Wanita saat Program Hamil
Apakah Promil Saat Menyusui Aman?
Secara umum, promil sambil menyusui aman jika:
-
Moms tidak memiliki komplikasi kehamilan sebelumnya (seperti preeklamsia atau kelahiran prematur)
-
Tubuh sudah pulih pasca persalinan
-
Nutrisi harian mencukupi untuk menyusui dan mempersiapkan kehamilan
-
Mendapat izin dari dokter atau bidan yang memahami riwayat kesehatan
Namun, jika program hamil melibatkan terapi hormonal, beberapa obat mungkin menurunkan produksi ASI. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter kandungan dan konselor laktasi sangat disarankan.
Tips Promil Efektif Saat Masih Menyusui

Sumber gambar: iStock
1. Perhatikan Nutrisi
Selama menyusui, kebutuhan kalori dan nutrisi meningkat karena tubuh Moms terus memproduksi ASI untuk si kecil. Jika sedang dalam program hamil, pastikan asupan makanan mencakup protein, lemak sehat, zat besi, dan asam folat yang cukup agar tubuh tetap kuat dan hormon tetap seimbang. Makanan bergizi tidak hanya membantu memulihkan energi, tetapi juga menunjang kesuburan dengan mendukung produksi hormon reproduksi yang optimal. Nutrisi yang tepat juga meningkatkan kualitas ASI, sehingga bayi tetap mendapatkan gizi terbaik meski Moms sedang promil.
Baca juga: Rekomendasi Makanan Pelancar ASI untuk Ibu Menyusui
2. Pantau Ovulasi dengan Cermat
Salah satu tantangan promil saat menyusui adalah siklus haid yang belum stabil. Maka dari itu, penting bagi Moms untuk memantau tanda-tanda ovulasi, seperti perubahan lendir serviks, suhu tubuh basal, atau dengan bantuan alat prediksi ovulasi digital. Dengan mengenali pola tubuh secara akurat, peluang kehamilan bisa ditingkatkan meski tanpa haid teratur. Banyak Moms berhasil hamil saat menyusui karena mampu mengenali momen ovulasi secara konsisten melalui metode ini.
3. Cek Keseimbangan Hormon
Jika haid belum juga kembali setelah 6–8 bulan menyusui secara eksklusif, ada kemungkinan hormon prolaktin masih terlalu tinggi. Prolaktin yang tinggi dapat menghambat ovulasi, sehingga Moms perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa kadar hormon lain seperti estrogen dan progesteron. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui kesiapan tubuh kembali berovulasi. Dengan mengetahui kondisi hormonal secara menyeluruh, Moms bisa menyusun strategi promil yang lebih efektif dan tepat sasaran.
4. Kurangi Frekuensi Menyusui Secara Bertahap
Menyusui secara eksklusif dapat menekan produksi hormon ovulasi. Jika bayi sudah mulai MPASI dan Moms merasa siap, mengurangi frekuensi menyusui secara perlahan bisa membantu tubuh kembali ke pola hormonal normal dan meningkatkan kemungkinan ovulasi. Penting untuk menyesuaikan pengurangan ini dengan kenyamanan bayi dan tetap menjaga kualitas ikatan ibu dan anak. Langkah ini sebaiknya dilakukan bertahap agar tidak mengganggu kestabilan emosi bayi maupun Moms sendiri.
Baca juga: Menyusui Dua Anak Sekaligus dengan Tandem Nursing, Ini Tipsnya!
5. Jaga Kesehatan Emosional dan Fisik
Promil sambil menyusui sering kali melelahkan secara fisik dan emosional. Kurang tidur, stres, serta beban aktivitas harian dapat mengganggu ovulasi. Oleh karena itu, Moms perlu mendapat dukungan penuh dari Dads maupun lingkungan sekitar agar tetap sehat dan rileks. Cobalah atur waktu istirahat, berbagi tugas dengan pasangan, dan prioritaskan momen-momen tenang untuk relaksasi. Keseimbangan emosi dan fisik berperan besar dalam meningkatkan kesuburan dan mempercepat keberhasilan program hamil.
Bolehkah Menyusui Saat Sudah Hamil?
Menyusui saat hamil boleh selama tidak ada risiko medis. Namun, beberapa Moms mungkin mengalami:
-
Kontraksi ringan karena stimulasi puting
-
Penurunan produksi ASI karena perubahan hormon kehamilan
-
Payudara menjadi lebih sensitif
Jika kehamilan tergolong risiko tinggi atau ada riwayat kelahiran prematur, sebaiknya diskusikan lebih dulu dengan dokter.
Promil sambil menyusui bisa dilakukan dengan aman, asalkan tubuh Moms sudah siap secara hormonal dan fisik. Menyusui memang bisa menunda kesuburan, tapi bukan berarti tidak mungkin hamil. Dengan nutrisi yang tepat, pemantauan ovulasi, dan dukungan dari Dads, peluang untuk menambah momongan tetap terbuka lebar. Kuncinya: tetap realistis, pantau sinyal tubuh, dan jangan ragu berkonsultasi dengan tenaga medis.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Breastfeeding Association. “Getting Pregnant While Breastfeeding”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- Healthline. “Can You Get Pregnant While Breastfeeding?”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- WebMD. “What to Know About Breastfeeding While Pregnant”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- Cleveland Clinic. “Can You Get Pregnant While Breastfeeding?”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.