Menurunnya kadar estrogen pada tubuh Moms bisa berdampak lebih dari sekadar perubahan siklus menstruasi. Selain memengaruhi kesuburan, hormon ini secara luas mendukung kesehatan tulang, mood, kulit, dan sistem kardiovaskular. Jika kadar estrogen tidak tercukupi, berbagai gejala fisik dan emosional bisa muncul. Yuk, pelajari dampak kekurangan estrogen dan cara menjaga keseimbangan hormon tetap terjaga. Apa Itu […]
Menurunnya kadar estrogen pada tubuh Moms bisa berdampak lebih dari sekadar perubahan siklus menstruasi. Selain memengaruhi kesuburan, hormon ini secara luas mendukung kesehatan tulang, mood, kulit, dan sistem kardiovaskular. Jika kadar estrogen tidak tercukupi, berbagai gejala fisik dan emosional bisa muncul. Yuk, pelajari dampak kekurangan estrogen dan cara menjaga keseimbangan hormon tetap terjaga.
Apa Itu Estrogen dan Mengapa Penting?
Estrogen adalah hormon seks utama pada perempuan yang diproduksi oleh ovarium. Hormon ini tidak hanya mengatur siklus menstruasi dan ovulasi, tetapi juga menjaga ketebalan dinding rahim agar menstruasi lancar dan mempersiapkan kehamilan. Selain itu, estrogen juga berfungsi dalam:
-
Menjaga kekuatan tulang
-
Mendukung elastisitas kulit
-
Menstabilkan suasana hati
-
Mendukung kesehatan jantung dan pembuluh darah
Baca juga: 6 Gangguan kesehatan Karena Hormon Estrogen Berlebih pada Wanita
Penyebab Perempuan Kekurangan Estrogen
Kekurangan estrogen dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk:
-
Memasuki fase menopause alami
-
Operasi pengangkatan ovarium
-
Gangguan hormonal seperti PCOS atau hipotiroidisme
-
Olahraga berlebihan atau diet ekstrem
-
Stres kronis
Dampak Fisik Kekurangan Estrogen

Sumber gambar: Freepik
1. Gangguan Siklus Menstruasi dan Fertilitas
Ketika kadar estrogen menurun, siklus menstruasi pada Moms bisa menjadi tidak teratur, bahkan berhenti sama sekali atau disebut amenore. Tanpa siklus yang stabil, proses ovulasi yang sangat penting dalam kehamilan, tidak akan terjadi secara konsisten, sehingga peluang untuk hamil pun menurun drastis.
Baca juga: Jangan Takut, Begini Program Hamil Untuk Haid Tidak Teratur
2. Menurunnya Kepadatan Tulang (Osteoporosis)
Estrogen berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang dengan membantu penyerapan kalsium. Jika kadar estrogen dalam tubuh menurun, tulang menjadi lebih mudah kehilangan kepadatan dan semakin rapuh, meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang, terutama saat memasuki masa menopause.
3. Kulit dan Rambut Menipis
Kulit yang sehat membutuhkan hormon estrogen agar tetap lembap, kenyal, dan elastis. Saat hormon ini menurun, kulit Moms akan menjadi lebih kering, kusam, dan mudah berkerut. Kolagen yang menjadi fondasi kekencangan kulit pun ikut menurun, membuat tanda-tanda penuaan muncul lebih cepat.
4. Masalah Vagina dan Saluran Kencing
Kekurangan estrogen menyebabkan jaringan pada area vagina dan saluran kemih menjadi lebih kering, tipis, dan kurang elastis. Akibatnya, Moms bisa merasakan nyeri saat berhubungan seksual, gatal, atau sensasi terbakar. Gejala ini dikenal sebagai sindrom genitourinari menopause. Selain itu, jaringan saluran kemih yang melemah meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK) berulang. Gejala seperti sering buang air kecil, nyeri saat berkemih, atau bahkan kebocoran urine bisa dialami oleh Moms dengan kadar estrogen yang rendah, terutama setelah menopause.
Baca juga: Apakah Infeksi Saluran Kemih (ISK) Membuat Sulit Hamil?
Dampak Emosional dan Kognitif

Sumber gambar: Freepik
1. Mood Fluktuatif
Estrogen memiliki peran penting dalam mengatur neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin, yang memengaruhi suasana hati. Ketika kadar estrogen menurun, Moms bisa mengalami perubahan mood secara tiba-tiba, lebih mudah marah, cemas, atau bahkan merasa depresi ringan tanpa sebab yang jelas.
2. Masalah Tidur
Gangguan tidur menjadi keluhan umum yang dialami oleh Moms dengan kadar estrogen rendah. Gejala seperti insomnia, sulit tidur nyenyak, hingga sering terbangun tengah malam karena sensasi panas tubuh (hot flashes) menjadi tanda yang sering terjadi selama masa perimenopause.
Baca juga: Ketahuilah 8 Cara Mengatasi Insomnia Pada Ibu Hamil
3. Menurunnya Fungsi Kognitif
Penurunan hormon estrogen juga dikaitkan dengan menurunnya kemampuan kognitif pada Moms. Beberapa studi, termasuk yang dipublikasikan di jurnal Nature, menunjukkan bahwa rendahnya estrogen berkaitan dengan penurunan daya ingat, fokus, dan kemampuan berpikir cepat.
Risiko Jangka Panjang yang Perlu Diwaspadai
-
Peningkatan risiko penyakit jantung karena tidak mendapat perlindungan efek estrogen terhadap pembuluh darah
-
Osteoporosis dan patah tulang akibat berkurangnya kekuatan tulang
-
Gangguan mood kronis jika tidak ditangani sejak awal
Cara Mengatasi Kekurangan Estrogen

Sumber gambar: iStock
1. Terapi Hormon Estrogen
TRT (hormone replacement therapy) bisa efektif untuk menormalkan estrogen, terutama pada Moms menjelang atau setelah menopause. Terapi ini sebaiknya dilakukan dengan pengawasan dokter karena ada risiko efek samping tertentu seperti emboli.
2. Perubahan Gaya Hidup Sehat
-
Konsumsi makanan kaya phytoestrogen seperti kedelai, biji rami, atau kacang-kacangan
-
Olahraga ringan seperti yoga, jalan kaki, tai chi untuk membantu keseimbangan hormonal
-
Tidur cukup dan kelola stres dengan teknik meditasi atau pernapasan
Baca juga: 5 Rekomendasi Olahraga yang Tepat untuk Ibu Hamil
3. Suplementasi Tambahan
Vitamin D, kalsium, dan antioksidan dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan memperbaiki sistem imun tubuh secara umum.
Estrogen memainkan banyak peran penting dalam tubuh wanita, mulai dari kesuburan sampai kekuatan tulang dan stabilitas emosional. Kekurangan estrogen bisa menimbulkan berbagai dampak, dari gangguan menstruasi hingga risiko osteoporosis dan mood yang tidak stabil. Namun, dengan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai, baik terapi hormonal maupun perbaikan gaya hidup, Moms bisa kembali merasa lebih sehat dan seimbang secara fisik maupun mental. Kalau kamu merasa bervariasi gejala, jangan ragu konsultasikan segera agar solusi tepat bisa segera diambil.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Nature. “Impact of estrogen deficiency on cognitive aging”. Tanggal Akses 6 Agustus 2025.
- Medical News Today. “Signs of low estrogen in women”. Tanggal Akses 6 Agustus 2025.
- Cleveland Clinic. “Low Estrogen: Symptoms & Causes”. Tanggal Akses 6 Agustus 2025.
- PMC. “Estrogen and Bone Health Study”. Tanggal Akses 6 Agustus 2025.
- Healthline. “Low Estrogen Symptoms”. Tanggal Akses 6 Agustus 2025.