Morula IVF

Apa Saja Layanan Kesehatan di Klinik Fertilitas?

Klinik fertilitas menawarkan berbagai layanan kesehatan yang dirancang untuk membantu pasangan mengatasi tantangan infertilitas. Dari metode inseminasi hingga teknologi bayi tabung yang canggih, setiap layanan memiliki peran penting dalam membantu pasangan mencapai impian memiliki buah hati. Berikut beberapa layanan yang dapat ditanyakan di Klinik Fertilitas:

Layanan Dasar

    1. Tracking Cycle
      Adalah pola perhitungan masa ovulasi atau masa subur, berdasarkan rata-rata siklus haid pada pasien wanita. Hal ini dapat membantu pasangan yang ingin hamil untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seksual agar memaksimalkan kesempatan kehamilan. Selain itu, pelacakan siklus juga dapat membantu wanita untuk memantau kesehatan reproduksi mereka. Salah satu cara untuk melakukan tracking cycle adalah dengan menghitung berapa hari siklus menstruasi Anda dari awal hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Hal ini dapat membantu Anda memperkirakan kapan masa subur terjadi.

      pengertian ovulasi
      Pelacakan siklus ovulasi
    2. Laparoskopi
      Laparoskopi adalah prosedur bedah minimal invasif yang digunakan untuk mendiagnosis atau mengobati masalah medis dalam tubuh, terutama pada bagian perut dan panggul. Prosedur ini melibatkan penggunaan alat khusus yang disebut laparoskop, yaitu sebuah tabung tipis dengan kamera kecil dan alat operasi yang ditempatkan melalui beberapa sayatan kecil pada dinding perut. Laparoskopi memungkinkan dokter untuk melihat kondisi organ dan jaringan dalam tubuh pasien dengan lebih jelas dan akurat, serta mempercepat pemulihan pasien dibandingkan dengan prosedur bedah tradisional.

      Laparoskopi di klinik fertilitas tidak hanya bermanfaat untuk diagnosis, tetapi juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa kondisi yang mungkin menyebabkan infertilitas. Berbagai macam kondisi dapat dilakukan dengan cara pembedahan modern ini. Seperti kista kandung telur, mioma uteri, pengangkatan rahim (histerektomi), pengangkatan usus buntu dan kandung empedu. Tindakan ini dapat dilakukan dengan aman dan resiko pembedahan yang relatif rendah. Karena masa pemulihan yang sangat cepat pasien dapat pulang dalam waktu yang singkat.
      Laparoscopy

    3. Ovulasi Induksi
      Ovulasi induksi adalah metode medis yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan peluang kehamilan dengan merangsang ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium. Metode ini dilakukan pada pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil karena faktor ovulasi yang tidak teratur atau tidak adanya ovulasi sama sekali.Ovulation Induction
    4. Analisa Sperma
      Analisa sperma adalah prosedur medis yang dilakukan di Klinik Fertilitas untuk mengevaluasi kualitas dan kuantitas sperma seorang pria. Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang memiliki masalah kesuburan / memiliki kemampuan reproduksi yang baik atau tidak, dalam analisa sperma, dokter akan mengevaluasi berbagai aspek seperti jumlah sperma/konsentrasi, motilitas, dan morfologi.

      Beberapa faktor dapat mempengaruhi kualitas sperma seseorang, seperti kebiasaan hidup yang buruk, paparan racun, obesitas, stres dan penyakit tertentu. Oleh karena itu, jika hasil analisa sperma menunjukkan adanya masalah, maka dokter dapat merekomendasikan beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan yang tepat untuk meningkatkan kualitas sperma dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam proses pembuahan. Analisa sperma juga dapat membantu memperkirakan peluang keberhasilan fertilisasi in vitro (IVF) dan prosedur lainnya untuk pasangan yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan keturunan.

      SA CASA
      Analisa sperma
    5. Intra Uterina Insemination (IUI)
      Penawaran lain di klinik fertilitas adalah Intra Uterine Insemination (IUI), sebuah prosedur di mana sperma yang telah diproses dengan hati-hati diinjeksikan langsung ke dalam rahim selama periode ovulasi. IUI atau inseminasi buatan adalah salah satu bentuk teknologi reproduksi berbantu yang dilakukan untuk membantu pasangan yang kesulitan dalam memiliki keturunan. Inseminasi intrauterin (IUI) telah dilakukan secara luas untuk menangani infertilitas dengan berbagai indikasi seperti faktor infertilitas pada pria suboptimal sperma analisa, unexplained infertility, gangguan mukus serviks dan gangguan ovulasi minimal 1 tuba fallopi masih dalam kondisi baik (paten).

      Untuk mendapatkan keberhasilan kehamilan pada IUI biasanya diperlukan sinkronisasi dengan ovulasi alami, atau dengan stimulasi siklus ovarium. Selain itu dilakukan pemisahan atau pencucian sperma, sebelum dimasukkan ke dalam kavum uteri. IUI sering digunakan ketika ada masalah dengan sperma, seperti mobilitas rendah, atau dalam kasus di mana penyebab infertilitas tidak jelas. Ini adalah opsi yang lebih sederhana dan kurang invasif dibandingkan IVF dan sering kali menjadi langkah awal dalam perawatan infertilitas.
      Intra Uterina Insemination

    6. Bayi Tabung
      Di klinik fertilitas ada program unggulan yang bernama bayi tabung (In Vitro Fertilization). In Vitro Fertilization (IVF) Adalah proses di mana ovum (sel telur) diambil dari ovarium dan dibuahi oleh sperma di laboratorium. Setelah pembuahan, embrio yang terbentuk ditransfer ke dalam rahim. Proses ini membantu pasangan yang menghadapi masalah seperti sumbatan tuba falopi atau kualitas sperma yang rendah. IVF memerlukan beberapa tahap, termasuk stimulasi ovarium, pengambilan ovum, pembuahan di laboratorium, dan transfer embrio. Teknologi ini telah memberikan harapan bagi banyak pasangan yang sebelumnya mengalami kesulitan memiliki anak.Selain proses dasarnya, IVF sering kali disertai dengan teknik tambahan seperti ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection) untuk meningkatkan tingkat keberhasilan pembuahan.

      Dalam ICSI, satu sperma disuntikkan langsung ke dalam ovum. IVF juga memungkinkan untuk skrining genetik, seperti PGT-M dan PGT-A, untuk mengidentifikasi embrio yang sehat sebelum ditransfer. Hal ini sangat penting bagi pasangan dengan riwayat genetik tertentu atau usia maternal yang lebih tua, di mana risiko kelainan kromosom bisa lebih tinggi.In vitro fertilization (IVF) atau yang lebih dikenal sebagai bayi tabung adalah prosedur medis /ART yang dilakukan untuk membantu pasangan yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan keturunan.
      bayi tabung (in vitro fertilization)

    7. Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI)
      Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) adalah teknik reproduksi yang digunakan untuk membantu pasangan yang mengalami masalah kesuburan terutama karena faktor sperma Prosedur ini melibatkan penempatan satu sperma yang sudah dipilih oleh embryolog langsung ke dalam 1 sel telur yang matang dan normal menggunakan jarum mikroskopis. Teknik ICSI sering digunakan pada pasangan yang mengalami masalah kesuburan yang disebabkan oleh jumlah, motilitas, atau bentuk sperma yang buruk.
      ICSI
    8. Pembekuan Sperma
      Sperm freezing adalah teknologi medis yang memungkinkan sperma manusia disimpan dalam kondisi yang memungkinkannya bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Teknologi ini sangat bermanfaat bagi pasangan yang ingin menjaga kemampuan reproduksi mereka di masa depan.

      Pembekuan sperma dilakukan dengan cara sperma hasil ejakulasi atau hasil aspirasi/biopsi ditambahkan dengan media tertentu yang mengandung cryoprotectant, kemudian dimasukan kedalam liquid nitrogen dengan suhu -196°C. Sperma yang disimpan dalam kondisi ini dapat bertahan selama puluhan tahun,selama tetap disimpan di suhu tersebut.
      freezing sperm

    9. Pembekuan Sel Telur
      Di Klinik Fertilitas proses pembekuan sel telur hampir sama dengan proses pembekuan sperma. Pembekuan ini dilakukan menggunakan media tertentu yang mengandung cryoprotectant kemudian disimpan kedalam liquid nitrogen pada suhu -196C, sebelum sel telur dibekukan terlebih dahulu sel telur yang didapatkan dari proses ovum pick up harus dikultur sehingga sel telur yang dibekukan hanya sel telur yang matang dan normal.. Sel telur yang dibekukan dapat disimpan selama bertahun-tahun dan dapat digunakan kapan saja ketika wanita siap untuk hamil.
      freezing oocyte
    10. Pembekuan Embrio
      Pembekuan embrio, juga dikenal sebagai kriopreservasi embrio, adalah teknik medis untuk mempertahankan embrio dalam suhu rendah untuk digunakan di masa depan. Setelah embrio dibuat melalui fertilisasi in vitro, embrio tersebut dapat disimpan dalam suhu rendah pada -196 derajat Celcius menggunakan nitrogen cair.
      freezing embryo
    11. MESA, PESA, TESA & TESE
      • Microsurgical Epididymal Sperm Aspiration (MESA) adalah salah satu opsi pengambilan sperma dari tubuh pasien untuk digunakan dalam program IVF di Klinik Fertilitas. Prosedur ini biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami obstruksi saluran kelamin atau epididimis, seperti pasien dengan kondisi vas deferens yang tidak terbentuk, pasien yang telah melakukan vasektomi, atau pasien dengan kelainan kromosom yang menyebabkan produksi sperma yang rendah atau abnormal. MESA dianggap sebagai prosedur yang aman dan efektif, dengan kemampuan untuk menghasilkan jumlah sperma yang cukup untuk program IVF.
      • Percutaneous Epididymal Sperm Aspiration (PESA) adalah prosedur medis yang dilakukan oleh klinik fertilitas untuk mengambil sperma dari epididimis dengan menggunakan jarum yang dimasukkan melalui kulit di bawah skrotum. Prosedur ini dilakukan pada pasien yang mengalami obstruksi saluran epididimis atau kelainan pada produksi sperma, sehingga sperma tidak dapat keluar secara normal dan menyebabkan masalah kesuburan. PESA dilakukan dengan menggunakan teknologi ultrasound untuk memandu jarum ke area epididimis dan kemudian mengambil sampel sperma untuk digunakan dalam program IVF.
      • Testicular Sperm Aspiration (TESA) adalah prosedur medis yang dilakukan oleh klinik fertilitas untuk mengambil sampel sperma langsung dari testis. Prosedur ini biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami kelainan pada produksi sperma atau obstruksi pada saluran kelamin, sehingga sperma tidak dapat keluar secara normal dan menyebabkan masalah kesuburan. TESA dilakukan dengan menggunakan jarum khusus yang dimasukkan melalui kulit di bawah skrotum, atau dengan melakukan operasi kecil pada testis untuk mengambil sampel sperma.
      • Testicular Sperm Extraction (TESE) adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengambil sampel sperma langsung dari testis. TESE dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada kulit skrotum atau testis, kemudian mengambil sampel jaringan testis dan mencari sperma di dalamnya. Prosedur ini dilakukan pada pasien yang mengalami kelainan pada produksi sperma atau obstruksi pada saluran kelamin, sehingga sperma tidak dapat keluar secara normal dan menyebabkan masalah kesuburan. Prosedur TESE seringkali dilakukan pada pasien yang mengalami masalah kesuburan yang lebih kompleks atau pasien yang telah mencoba metode lainnya dan belum berhasil.
    12. Transfer Embrio Segar
      Transfer embrio segar adalah salah satu metode dalam teknologi reproduksi yang digunakan untuk meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan pada pasangan yang mengalami masalah kesuburan. Pada proses transfer embrio segar, sel telur yang telah matang akan diambil dari ovarium dan kemudian dibuahi oleh sperma di dalam lab sehingga terbentuklah embrio. Embrio tersebut kemudian ditransfer ke rahim wanita dalam waktu kurang dari enam hari setelah ovulasi atau setelah pemberian obat untuk memicu ovulasi. Tujuannya adalah agar embrio dapat menempel pada dinding rahim dan tumbuh menjadi janin.
    13. Transfer Embrio Beku
      Transfer embrio beku adalah salah satu teknik dalam program bayi tabung yang digunakan untuk meningkatkan kesempatan keberhasilan kehamilan pada pasangan yang mengalami masalah kesuburan. Proses ini melibatkan pembekuan embrio yang telah dibuahi dan disimpan dalam nitrogen cair pada suhu -196°C. Embrio tersebut kemudian dapat disimpan selama bertahun-tahun sampai pasangan tersebut siap untuk melakukan transfer ke dalam rahim wanita. Teknik ini juga disebut sebagai frozen embryo transfer (FET).

      FET dilakukan dengan mencairkan dan menempatkan embrio beku yang telah dipilih secara hati-hati ke dalam rahim wanita pada waktu yang tepat selama siklus menstruasi. Proses ini melibatkan pemantauan ketat dari tahap persiapan hingga transfer embrio, serta memerlukan persiapan hormon untuk membantu menjaga lingkungan rahim agar lebih sesuai untuk implantasi embrio. Meskipun tidak selalu berhasil, FET memberikan kesempatan lebih besar untuk kehamilan, karena pasangan dapat mencoba lagi dan lagi tanpa harus melakukan fertilisasi in vitro yang memakan waktu dan biaya yang lebih besar.

    14. Cryo-Shipping Embrio/Sperm
      Cryo shipping atau pengiriman sperma sel telur dan embrio beku melibatkan proses pengemasan dan pengiriman sampel dalam kondisi beku dari satu lokasi ke lokasi lain. Prosedur ini dilakukan dalam rangka menjaga kualitas dan integritas sampel selama pengiriman jarak jauh, misalnya dari sebuah klinik fertilitas ke klinik fertilitas lain. Cryo shipping memungkinkan pasangan yang ingin menjalani program bayi tabung atau fertilisasi in vitro tetap dapat menggunakan sampel mereka sendiri tanpa harus melakukan perjalanan ke klinik asal.

      Penting untuk menghubungi klinik fertilitas yang menyediakan layanan cryo shipping yang berpengalaman dan memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai untuk memastikan keamanan dan integritas sampel selama pengiriman.

      cryo shipping
      Cryo shipping

Layanan Lanjutan

    1. Pemeriksaan DNA Fragmentasi Sperma
      Pemeriksaan DNA fragmentasi sperma adalah sebuah tes yang dilakukan untuk mengevaluasi kerusakan pada DNA dalam sperma. Tes ini penting dilakukan bagi pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil, terutama pasien dengan riwayat keguguran.
      Screenshot 2023 05 24 at 11.43.00
    2. Physiological Intracytoplasmic Sperm Injection (PICSI)
      PICSI (Physiological Intracytoplasmic Sperm Injection) adalah salah satu teknologi reproduksi yang digunakan oleh klinik fertilitas dalam program bayi tabung. Teknologi ini digunakan untuk memilih sperma yang berkualitas terbaik (matang) sebelum disuntikkan ke dalam sel telur wanita. PICSI bertujuan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan fertilisasi dan peningkatan kemungkinan kehamilan yang sehat.Proses PICSI dilakukan dengan menggunakan dish khusus yang sudah di coating dengan enzim hyaluronan.

      picsi
      Physiological Intracytoplasmic Sperm Injection
    3. Intracytoplasmic Morphologically-selected Sperm Injection (IMSI)
      IMSI adalah teknik reproduksi berbantu yang digunakan dalam IVF (in vitro fertilization) untuk memilih dan menginjeksikan sperma yang memiliki morfologi yang normal. Teknik ini memanfaatkan mikroskop cahaya dengan pembesaran hingga 6000 kali, yang memungkinkan embryolog melihat detail dari morfologi sperma dan mengevaluasi bentuk, ukuran, dan struktur kepala, leher, dan ekor sperma. Hal ini dapat meningkatkan peluang pembuahan yang sukses dan mengurangi risiko keguguran atau kelainan genetik pada embrio.

      IMSI juga dapat membantu pasangan yang mengalami kegagalan fertilisasi dengan teknik ICSI konvensional sebelumnya, karena teknik ini memungkinkan pemilihan sperma yang lebih spesifik dan akurat. Meskipun IMSI lebih mahal daripada teknik ICSI konvensional, teknik ini dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi pasangan yang membutuhkan bantuan reproduksi.

      IMSI
      intracytoplasmic morphologically-selected sperm injection
    4. Penetasan embrio berbantu (Assisted hatching)
      Assisted hatching adalah teknik yang digunakan untuk membantu mempermudah embrio menetas dari zona pellucida atau lapisan luar embrio sehingga memudahkan implantasi pada rahim. Proses AH ini direkomendasikan untuk pasien dengan riwayat gagal berulang, pasien dengan usia diatas 38 tahun, tingkat fragmentasi embryo yang tinggi, memilki zona yang tebal dan embryo hasil dari pembekukan.
    5. Timelapse Incubator
      Timelapse incubator adalah alat/teknologi yang digunakan dalam program bayi tabung di klinik fertilitas untuk membantu mengawasi perkembangan embrio yang dikembangkan dalam laboratorium secara terus-menerus dari hari ke-1 sampai hari ke 5/6. Alat ini sendiri terdiri dari inkubator triple gas, mikroskop kamera, dan dilengkapi dengan perangkat lunak yang memungkinkan para ahli embriologi dapat memonitor perkembangan embrio secara real-time tanpa harus membuka pintu inkubator yang dapat mengganggu kestabilan lingkungan (suhu dan pH) optimal untuk perkembangan embrio, timelapse dapat membantu untuk menyeleksi embryo dengan morfogenetik yang ideal yang merupakan embrio dengan potensi implantasi yang tinggi untuk kehamilan.
      timelapse incubator
    6. Aktivasi Sperma
      Sebuah prosedur yang dilakukan oleh klinik fertilitas dengan cara memberikan zat tertentu ke dalam sperma untuk membantu meningkatkan motilitas sperma pasien dengan meningkatkan aktivitas metabolisme yang menghasilkan energi lebih tinggi sehingga memicu pergerakan motilitas sperma.
    7. Pre-implantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A)
      Morula IVF Indonesia adalah klinik fertilitas pertama di indonesia yang memiliki teknologi PGT-A. PGT-A adalah teknologi terbaru untuk screening kromosom pada embrio yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi jumlah kromosom pada embrio sebelum dilakukan transfer embrio. Harapannya dengan dilakukannya PGTA pada embrio pasien dapat mengoptimalkan tingkat keberhasilan kehamilan Program Bayi Tabung dan mengurangi risiko keguguran atau kelahiran bayi dengan cacat kromosom. PGT-A di rekomendasikan untuk pasien yang berusia diatas 37 tahun keatas.
      PGT A
    8. Preimplantation Genetic Testing for Monogenic Diseases (PGT-M)
      PGT-M adalah teknologi medis yang digunakan dalam program bayi tabung untuk mengidentifikasi keberadaan kelainan genetik tertentu pada embrio sebelum ditransfer pada rahim pasien. Teknologi ini dilakukan pada pasangan yang memiliki riwayat keluarga atau risiko genetik tinggi untuk mewariskan kelainan genetik tertentu pada anak mereka.

      PGT-M dilakukan dengan mengambil beberapa sel dari embrio yang dikembangkan dalam laboratorium dan melakukan analisis genetik untuk mengevaluasi apakah embrio tersebut memiliki kelainan genetik yang diwariskan oleh salah satu atau kedua orang tua. Jika embrio dinyatakan tidak memiliki kelainan genetik, maka akan ditransfer pada rahim pasien. Teknologi ini memungkinkan pasangan untuk memiliki bayi yang sehat dan tidak mewarisi kelainan genetik yang diidap oleh orang tua mereka.
      PGT M

    9. Endometrial receptivity analysis (ERA)
      ERA adalah tes yang digunakan untuk menentukan waktu terbaik untuk transfer embrio selama program bayi tabung. Tes ini melibatkan pengambilan sampel jaringan endometrium (dinding rahim) pada wanita pada hari tertentu selama siklus menstruasi. Sampel tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan status genetik sel-sel endometrium dan apakah mereka siap untuk menerima embrio. Hasil tes ini akan membantu dokter untuk menentukan waktu yang tepat untuk transfer embrio, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan.

      ERA dapat membantu wanita yang mengalami kegagalan implantasi dalam program bayi tabung. Dalam beberapa kasus, sel endometrium mungkin tidak siap untuk menerima embrio, meskipun embrio itu sendiri sehat. Dengan menggunakan tes ERA, dokter dapat menentukan waktu transfer yang paling cocok, yang dapat meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan dan mengurangi jumlah upaya transfer embrio yang gagal.

    10. M-RNA-Based Receptivity Analysis (MIRA)
      MIRA (M-RNA-Based Receptivity Analysis) adalah teknologi yang digunakan untuk memeriksa kesiapan endometrium dalam menerima embrio. Metode ini berbeda dengan metode tradisional dalam menentukan periode implantasi, yaitu dengan mengukur kadar hormon dalam darah atau ketebalan endometrium menggunakan ultrasound. Dalam MIRA, spesialis laboratorium mengambil sampel jaringan endometrium dan menganalisis ekspresi gen yang berhubungan dengan reseptivitas endometrium. Analisis ini dilakukan pada tingkat RNA, yang memungkinkan para ahli untuk menentukan apakah endometrium telah siap untuk menerima embrio.
    11. PRP Endometrium
      PRP Endometrium adalah teknologi medis yang digunakan dalam bidang ginekologi untuk membantu meningkatkan kualitas endometrium atau lapisan rahim pasien. Teknologi ini melibatkan pengambilan darah pasien dan memisahkan plasma darah yang kaya akan platelet. Platelet yang terkandung dalam plasma tersebut mengandung faktor pertumbuhan yang dapat membantu meregenerasi sel dan jaringan di dalam endometrium. Setelah dipisahkan, platelet yang kaya akan faktor pertumbuhan tersebut kemudian disuntikkan kembali ke dalam rahim pasien. Proses ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan dan regenerasi jaringan di dalam endometrium, sehingga meningkatkan kemungkinan keberhasilan implantasi embrio. Metode ini memiliki keuntungan karena menggunakan bahan alami yang berasal dari tubuh pasien sendiri, sehingga tidak menimbulkan efek samping yang serius.
    12. PRP Ovarium
      PRP Ovarium adalah teknologi medis yang digunakan dalam bidang ginekologi untuk membantu meningkatkan kualitas telur pada wanita yang mengalami masalah kesuburan. Teknologi ini melibatkan pengambilan darah pasien dan memisahkan plasma darah yang kaya akan platelet. Platelet yang terkandung dalam plasma tersebut mengandung faktor pertumbuhan yang dapat membantu merangsang pertumbuhan sel-sel telur.

      Setelah dipisahkan, platelet yang kaya akan faktor pertumbuhan tersebut kemudian disuntikkan kembali ke dalam ovarium pasien. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas telur dan meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan pada saat ovulasi.Setiap layanan di klinik fertilitas dilakukan dengan perhatian dan keahlian yang mendalam, menggabungkan kemajuan teknologi terkini dengan pendekatan yang berpusat pada pasien. Melalui layanan ini, banyak pasangan yang mengalami infertilitas mendapatkan kesempatan untuk mengatasi tantangan mereka dan mewujudkan impian mereka untuk menjadi orang tua.

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung