Mengalami susah tidur saat hamil memang bukan hal aneh. Tapi bagaimana jika gangguan tidur mulai mengganggu kesehatan dan aktivitas sehari-hari? Banyak Moms mungkin tergoda untuk mencari solusi cepat, seperti mengonsumsi suplemen melatonin. Tapi, apakah melatonin benar-benar aman saat hamil? Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak. Perlu pemahaman soal manfaat, potensi risiko, dan panduan medis sebelum […]
Mengalami susah tidur saat hamil memang bukan hal aneh. Tapi bagaimana jika gangguan tidur mulai mengganggu kesehatan dan aktivitas sehari-hari? Banyak Moms mungkin tergoda untuk mencari solusi cepat, seperti mengonsumsi suplemen melatonin. Tapi, apakah melatonin benar-benar aman saat hamil? Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak. Perlu pemahaman soal manfaat, potensi risiko, dan panduan medis sebelum memutuskan mengonsumsinya.
Melatonin adalah hormon alami yang diproduksi oleh kelenjar pineal di otak. Hormon ini berperan dalam mengatur siklus tidur-bangun (ritme sirkadian). Produksi melatonin biasanya meningkat saat gelap, membantu tubuh merasa mengantuk.
Suplemen melatonin dibuat dalam bentuk sintetis dan banyak dijual bebas untuk membantu mengatasi gangguan tidur, jet lag, atau gangguan tidur kerja shift.
Mengapa Tidur Menjadi Sulit Saat Hamil?
Perubahan hormonal, mual, sering buang air kecil di malam hari, kecemasan, hingga ketidaknyamanan fisik membuat banyak Moms kesulitan tidur nyenyak selama kehamilan, terutama di trimester pertama dan ketiga. Dalam kondisi ini, sebagian mulai mencari cara agar bisa tidur lebih cepat dan lebih lama.
Melatonin tidak secara rutin direkomendasikan untuk ibu hamil karena belum cukup data tentang efek jangka panjangnya pada janin. Penggunaan suplemen ini saat hamil sebaiknya dilakukan hanya jika benar-benar dibutuhkan dan di bawah pengawasan dokter.
Baca juga: Inilah 6 Dampak Insomnia Pada Ibu Hamil, Wajib Tau!
Risiko dan Efek Samping

Sumber gambar: iStock
Suplemen melatonin bisa menyebabkan efek samping seperti:
1. Pusing
Penggunaan suplemen melatonin selama kehamilan dapat menimbulkan efek samping berupa pusing atau kepala terasa ringan. Kondisi ini biasanya terjadi karena melatonin memengaruhi sistem saraf pusat dan menurunkan aktivitas otak secara sementara, yang juga bisa mengganggu keseimbangan tubuh saat bergerak.
Jika Moms merasakan pusing berlebihan setelah mengonsumsi melatonin, sebaiknya hentikan pemakaian sementara dan konsultasikan ke dokter. Pusing bisa memicu risiko jatuh atau kehilangan fokus, yang tentu membahayakan baik bagi Moms maupun janin.
2. Mual
Efek samping lain dari melatonin yang cukup umum dirasakan adalah mual. Kondisi ini bisa makin memperparah rasa tidak nyaman yang sudah sering dialami selama kehamilan, seperti morning sickness di trimester pertama.
Jika dikonsumsi dalam dosis tidak sesuai, melatonin dapat memengaruhi pencernaan dan menyebabkan gangguan pada lambung. Oleh karena itu, Moms perlu memastikan dosisnya tetap aman sesuai rekomendasi medis agar tidak menimbulkan efek mual berkepanjangan.
Baca juga: Posisi Tidur untuk Mengurangi Mual Saat Hamil
3. Rasa Kantuk Berlebihan di Siang Hari
Melatonin memang berfungsi untuk mengatur pola tidur, tetapi penggunaannya yang kurang tepat justru bisa menyebabkan kantuk berlebihan di siang hari. Hal ini bisa mengganggu aktivitas harian dan membuat Moms merasa lelah atau kurang fokus.
Rasa kantuk yang datang tidak sesuai waktu juga dapat menandakan bahwa ritme sirkadian tubuh sedang terganggu. Jika ini terjadi, sebaiknya hentikan konsumsi dan konsultasikan lebih lanjut sebelum melanjutkan penggunaan suplemen melatonin.
4. Gangguan Hormon Jika Digunakan Berlebihan
Melatonin adalah hormon alami yang berperan penting dalam sistem endokrin tubuh. Jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau jangka panjang tanpa pengawasan, dapat memicu ketidakseimbangan hormon lain yang juga penting selama kehamilan, seperti progesteron dan estrogen.
Ketidakseimbangan hormon dapat memengaruhi kesehatan janin dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Oleh sebab itu, Moms sangat disarankan untuk menggunakan suplemen ini hanya jika direkomendasikan oleh dokter, demi menjaga kestabilan sistem hormonal yang krusial selama masa kehamilan.
Baca juga: 6 Gangguan kesehatan Karena Hormon Estrogen Berlebih pada Wanita
Alternatif Aman untuk Mengatasi Gangguan Tidur

Sumber gambar: Freepik
Sebelum mempertimbangkan melatonin, ada beberapa cara alami yang bisa membantu:
- Rutin Jadwal Tidur
Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari membantu mengatur ritme sirkadian tubuh. - Kurangi Paparan Cahaya Biru
Batasi penggunaan gadget minimal 1 jam sebelum tidur. - Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman
Gunakan tirai gelap, suhu ruangan sejuk, dan matikan lampu terang. - Pijat Ringan dan Relaksasi
Pijatan lembut, mandi air hangat, atau latihan pernapasan bisa membantu tubuh lebih rileks. - Batasi Kafein dan Makanan Berat di Malam Hari
Terlalu banyak kafein atau makanan berat menjelang tidur bisa memicu gangguan tidur.
Suplemen melatonin mungkin memiliki manfaat, tapi keamanannya selama kehamilan masih belum sepenuhnya terjamin. Jika Moms mengalami kesulitan tidur, sebaiknya prioritaskan solusi alami terlebih dahulu dan selalu konsultasikan penggunaan suplemen apapun dengan tenaga medis. Dengan pendekatan yang hati-hati, kualitas tidur tetap bisa dijaga tanpa risiko berlebihan bagi ibu maupun janin.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Women’s Mental Health. “Is it Safe to Take Melatonin During Pregnancy?”. Diakses 21 April 2025.
- PubMed. “The role of melatonin in pregnancy and fetal neurodevelopment”. Diakses 21 April 2025.
- NHS. “Melatonin: Pregnancy, breastfeeding and fertility”. Diakses 21 April 2025.