Kesuburan pria kerap kali jadi bahan spekulasi dan diselimuti oleh berbagai mitos yang tidak berdasar. Padahal, pemahaman yang keliru bisa menunda penanganan masalah fertilitas dan memengaruhi peluang kehamilan. Supaya Moms dan Dads bisa mengambil keputusan yang tepat, penting untuk memisahkan fakta dari mitos seputar kesuburan pria. Artikel ini membongkar beberapa mitos umum yang sudah lama […]
Kesuburan pria kerap kali jadi bahan spekulasi dan diselimuti oleh berbagai mitos yang tidak berdasar. Padahal, pemahaman yang keliru bisa menunda penanganan masalah fertilitas dan memengaruhi peluang kehamilan. Supaya Moms dan Dads bisa mengambil keputusan yang tepat, penting untuk memisahkan fakta dari mitos seputar kesuburan pria. Artikel ini membongkar beberapa mitos umum yang sudah lama beredar dan mengungkapkan kebenarannya berdasarkan data ilmiah.
Mitos-Mitos Kesuburan Pria

Sumber gambar: Freepik
1. Kesuburan Pria Tidak Terpengaruh Usia
Banyak yang percaya bahwa pria bisa menjadi ayah kapan saja, tanpa batasan usia. Faktanya, meskipun pria memang tetap bisa memproduksi sperma seumur hidup, kualitas sperma menurun seiring bertambahnya usia.
Studi yang dipublikasikan di PubMed menunjukkan bahwa seiring pertambahan usia, konsentrasi sperma, motilitas (pergerakan), dan morfologi sperma cenderung menurun, terutama setelah usia 40 tahun. Selain itu, risiko mutasi genetik juga meningkat.
Baca juga: Masa Subur Pria: Memahami Kesuburan dan Faktor yang Mempengaruhinya
2. Frekuensi Ejakulasi Harian Menurunkan Kualitas Sperma
Banyak Dads yang khawatir bahwa ejakulasi terlalu sering dapat mengurangi kesuburan. Faktanya, ejakulasi harian memang bisa menurunkan volume sperma sementara, namun tidak secara signifikan memengaruhi peluang kehamilan dalam jangka pendek.
Menurut studi dalam ScienceDirect, kualitas sperma tetap dalam batas normal meskipun ejakulasi terjadi setiap hari, terutama bila pria dalam kondisi sehat dan tidak memiliki masalah fertilitas sebelumnya.
3. Celana Ketat Menyebabkan Mandul
Kenyamanan memang penting, tapi apakah celana ketat bisa membuat pria tidak subur? Jawabannya: tidak secara langsung.
Pemakaian celana yang sangat ketat memang bisa meningkatkan suhu di area skrotum. Namun, peningkatan suhu ringan dalam jangka pendek belum terbukti secara klinis menyebabkan infertilitas. Paparan suhu tinggi yang lebih lama, seperti sering berendam air panas atau menggunakan laptop di pangkuan, justru lebih berdampak.
4. Merokok atau Minum Alkohol Tidak Terlalu Berpengaruh

Sumber gambar: iStock
Beberapa Dads merasa masih bisa menjaga kesuburan meski merokok atau mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedang. Faktanya, dua kebiasaan ini berkaitan erat dengan penurunan kualitas sperma.
Paparan nikotin dan alkohol dapat merusak DNA sperma, menurunkan jumlah sperma, serta mengganggu hormon reproduksi. Menghentikan kebiasaan ini adalah langkah penting jika sedang menjalani program kehamilan.
Baca juga: Pengaruh Alkohol pada Kesuburan Pria: Apa yang Perlu Dads Waspadai?
5. Masalah Kesuburan Selalu Berasal dari Wanita
Ini adalah mitos yang sangat keliru namun masih banyak dipercaya. Padahal, dalam sekitar 40–50% kasus infertilitas, penyebabnya berasal dari faktor pria. Itu sebabnya evaluasi kesuburan sebaiknya dilakukan oleh kedua pasangan.
Tes analisis sperma bisa memberikan gambaran awal tentang kesehatan sperma, dan bisa menjadi langkah penting dalam program kehamilan.
6. Pria yang Subur Pasti Memiliki Dorongan Seks Tinggi
Fakta sebenarnya, libido dan kesuburan adalah dua hal yang berbeda. Pria dengan dorongan seks tinggi belum tentu memiliki sperma yang sehat. Begitu pula sebaliknya, pria dengan libido rendah belum tentu tidak subur.
Kesehatan hormonal, pola makan, stres, dan penyakit lain bisa memengaruhi libido tanpa selalu berdampak pada kualitas sperma.
7. Makanan dan Suplemen Tertentu Bisa Meningkatkan Kesuburan Secara Instan
Beberapa makanan memang berkontribusi pada kesehatan sperma, seperti makanan kaya antioksidan, seng, dan vitamin C. Tapi anggapan bahwa suplemen bisa langsung membuat pria lebih subur adalah mitos.
Gaya hidup secara keseluruhan, termasuk pola makan, aktivitas fisik, dan menghindari paparan toksin lebih berpengaruh pada kesuburan pria dibanding satu jenis suplemen saja.
Baca juga: 4 Olahraga Meningkatkan Hormon Testosteron
Kesuburan pria dipengaruhi oleh banyak faktor, dan tidak sedikit mitos yang bisa menyesatkan. Dengan memahami fakta berdasarkan bukti medis, Moms dan Dads bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan terkait program kehamilan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami kesulitan untuk hamil, karena penanganan yang tepat dimulai dari informasi yang benar.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- PubMed. “Aging and male fertility”. Diakses 21 April 2025.
- PMC. “Nutritional and environmental impact on male fertility”. Diakses 21 April 2025.
- ScienceDirect. “Effect of ejaculation frequency on semen parameters”. Diakses 21 April 2025.