Morula IVF

Kelainan Sperma, Salah Satu Penyebab Susah Punya Anak?

February 10, 2023

Kelainan Sperma, Salah Satu Penyebab Susah Punya Anak?

Memiliki anak merupakan dambaan bagi semua pasangan suami istri. Namun nyatanya, tidak semua pasangan dapat memiliki keturunan dengan mudah. Ada sebagian pasangan suami istri yang mengeluhkan kesulitan memiliki keturunan. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah adanya kelainan sperma pada pria. 

Kelainan sperma yang terjadi pada pria bisa berupa kelainan pada bentuk, jumlah hingga kelainan dalam kemampuan gerak sperma. Lalu, apa saja kelainan-kelainan sperma yang bisa terjadi pada pria? Simak ulasan informasi tentang kelainan sperma berikut ini.

Penyebab Bentuk Sperma Tidak Normal

Sperma yang normal memiliki bentuk kepala oval dan berekor panjang. Sedangkan dapat dikatakan bentuk sperma tidak normal jika bentuk kepalanya tidak oval, terlalu besar dan ekornya yang bengkok atau bercabang. Kelainan pada bentuk sperma ini menyebabkan sperma tidak dapat berfungsi secara maksimal. Akibatnya sperma sulit berenang dan bergerak menuju sel telur dan melakukan pembuahan.

Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab terbentuknya sperma abnormal ini, diantaranya seperti radikal bebas, infeksi, serta paparan udara dari zat kimiawi. Selain itu, hal ini bisa terjadi akibat pola hidup yang kurang baik, misalnya merokok dan terlalu banyak konsumsi alkohol.

Gejala Awal Terjadi Kelainan Sperma

Pada dasarnya kelainan sperma tidak bisa diketahui hanya dengan melihat secara kasat mata namun harus melalui pemeriksaan sperma. Namun Anda bisa mulai mencurigai hal ini bisa terjadi jika Anda mengalami hal-hal seperti nyeri pada buah zakar (testis), disfungsi ereksi (berkurangnya hasrat seksual akibat hormon), serta tidak bisa ejakulasi.

Macam-Macam Kelainan Sperma

Ada beberapa macam-macam kelainan sperma yang bisa dilihat dari ukuran, bentuk, hingga jumlahnya, diantaranya: 

1. Leukocytospermia

Leukocytospermia atau pyospermia, ialah kelainan sperma akibat adanya sel darah putih dalam jumlah banyak dalam air mani. Sel darah putih ini dapat merusak sperma dan bisa menyebabkan infertilitas.

Penyebab leukocytospermia diantaranya ialah infeksi organ genital, inflamasi atau peradangan atau bisa juga karena kondisi autoimun tubuh. Kondisi ini diobati dengan cara pemberian obat berupa antibiotik dan antioksidan dengan tujuan penghilangan sel darah putih pada cairan semen.

2. Necrozoospermia

Necrozoospermia merupakan kelainan sperma dimana sperma mati atau tidak adanya pergerakan pada sperma. Tidak ada penyebab yang jelas hal ini dapat terjadi. Namun ada beberapa faktor yang bisa memicu hal ini terjadi diantaranya usia lanjut, kanker testis, infeksi pada saluran reproduksi, cedera tulang belakang dan varikokel.

Pengobatan pada kasus ini juga tergantung pada penyebabnya. Misalnya, karena infeksi, maka antibiotik dapat diresepkan. Namun untuk kasus yang lebih serius maka akan dilakukan ekstraksi sperma testis/epididimis dengan ICSI (TESE-ICSI). 

3. Oligoasthenoteratozoospermia (OAT)

Kelainan ini ditandai dengan jumlahnya yang sedikit, pergerakannya yang lambat dan bentuknya yang tidak normal. Kelainan sperma ini juga terbagi dalam tiga tingkat yaitu yaitu ringan, sedang, atau berat.

Pria dapat dikatakan mengalami oligoasthenoteratozoospermia apabila hasil analisis cairan sperma menunjukkan jumlah hitung sperma kurang dari 15 juta sperma per mL dan atau jumlah sperma yang bergerak lincah (progresif) kurang dari 32 persen dan atau jumlah sperma dengan bentuk normal kurang dari 4 persen.

Sebagian besar kasus oligoasthenoteratozoospermia terjadi akibat kelainan testis bawaan, namun umumnya penyebabnya bisa dikarenakan faktor genetik, faktor pola hidup, dan gangguan ejakulasi.

Sama dengan kelainan sperma yang lainnya, cara pengobatannya harus disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Anda bisa mulai mengganti pola hidup menjadi pola hidup sehat, dan menghindari perilaku seksual yang dapat menyebabkan infeksi. 

4. Teratozoospermia

Teratozoospermia adalah kondisi dimana bentuk sperma rusak atau tidak normal yang disebabkan oleh faktor genetik. Bentuknya yang tidak normal menyebabkan sperma tidak mampu bergerak dan melakukan pembuahan.

Sperma normal memiliki tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Sedangkan pada kasus ini sperma tidak berbentuk normal misalnya ukuran kepala sperma yang lebih kecil, atau lebih besar, kerusakan pada bagian badan atau rough body, sperma yang memiliki dua ekor atau memiliki dua kepala.

5. Asthenozoospermia

Asthenozoospermia merupakan kelainan sperma karena pergerakannya (motilitas) yang tidak normal. Pergerakan sperma  yang normal harus berada di dalam satu garis lurus atau lingkaran besar. Sama dengan kelainan sperma yang lainnya, Asthenozoospermia dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti pola hidup, infeksi, kanker testis dan lain-lain.

Pengobatan yang disarankan oleh dokter biasanya disesuaikan dengan faktor yang menjadi penyebabnya. Bisa dengan melakukan pemberian suplemen maupun tindakan medis lainnya. 

6. Oligozoospermia

Oligozoospermia merupakan kelainan sperma yang ditandai dengan jumlah sperma sedikit dalam air mani. jauh lebih sedikit dari biasanya. Seorang pria dapat dikatakan mengalami oligozoospermia jika jumlah sperma kurang dari 15 juta per milimeter air mani. 

Hampir sama dengan OAT, namun Oligozoospermia memiliki empat tingkat keparahan, yaitu ringan, sedang, parah. Tingkatan ringan jika jumlah sperma diantara  5 dan 14 juta sperma per milimeter air mani. Dikatakan sedang jika jumlah spermanya antara 1 dan 5 juta sperma per milimeter air mani. Dan dikatakan Oligozoospermia tingkat parah jika jumlah spermanya di bawah 1 juta sperma per milimeter air mani.

7. Azoospermia

Azoospermia merupakan kondisi dimana tidak adanya sperma dalam air mani atau sering disebut dengan sperma kosong. Penyebab kelainan ini adalah cacat bawaan pada saluran reproduksi, kelainan genetik, hingga infeksi menular seksual (IMS).

Kondisi azoospermia merupakan kelainan sperma yang sering dialami oleh pria. Biasanya, dari 10 kasus infertilitas, terdapat 1 di antaranya disebabkan oleh azoospermia. Kondisi ini menyebabkan pasangan sulit memperoleh keturunan karena pembuahan tidak dapat terjadi akibat tidak adanya sperma pada pria.

8. Hypospermia

Hypospermia ialah kelainan sperma karena air mani yang keluar terlalu sedikit. Hal ini disebabkan oleh tidak seimbangnya hormon, disfungsi seksual, cacat pada saluran reproduksi, kelainan genetik, hingga ejakulasi retrograde.

Berbeda dengan oligozoospermia yang ditentukan dari jumlah sperma, Hypospermia ini ditentukan dari banyak atau sedikitnya cairan sperma yang keluar. Keadaan ini umumnya tidak menyebabkan infertilitas, namun jika jumlah cairan sperma diikuti dengan konsentrasi sperma yang rendah (oligozoospermia), maka keadaan ini dapat menyebabkan infertilitas.

Kapan Harus Ke Dokter?

Waktu yang tepat untuk ke dokter adalah jika Anda sudah mulai merasakan gejala –gejala kelainan sperma seperti di atas atau mulai merasa ada yang tidak normal pada seksualitas Anda. Segera konsultasikan ke dokter dan dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan analisis sperma di laboratorium untuk mengetahui hasilnya. 

Cara Menjaga Kualitas Sperma

Menjaga kesehatan sperma dapat Anda mulai dengan pola hidup sehat. Mulailah untuk mengonsumsi makanan yang bernutrisi dan menghindari makanan olahan yang dapat berdampak buruk pada kualitas sperma seperti junk food dan camilan manis. 

Selain itu lakukan juga olahraga secara rutin seperti olahraga luar ruangan dan angkat beban yang bisa berpengaruh positif terhadap kesehatan sperma. Olahraga ini juga dapat menjaga berat badan Anda tetap ideal. 

Anda juga bisa mulai mengkonsumsi suplemen tertentu, yang memiliki nutrisi dan kandungan yang baik untuk kualitas sperma. Semoga Bermanfaat!

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung