Semua Artikel

Abruptio Plasenta: Kenali Gejala dan Cara Penanganannya 

Admin
08 Dec 2024
Share Facebook Twitter WhatsApp
Abruptio Plasenta: Kenali Gejala dan Cara Penanganannya 

Ssaat berbicara tentang kehamilan, ada banyak hal yang perlu kita pahami untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Salah satu kondisi serius yang perlu Moms ketahui adalah abruptio plasenta atau solusio plasenta. Lalu apa itu abruptio plasenta sebenarnya? Yuk, kita bahas lebih dalam mengenai kondisi ini!  Apa Itu Abruptio Plasenta?  Abruptio plasenta adalah kondisi di mana plasenta […]

Ssaat berbicara tentang kehamilan, ada banyak hal yang perlu kita pahami untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Salah satu kondisi serius yang perlu Moms ketahui adalah abruptio plasenta atau solusio plasenta. Lalu apa itu abruptio plasenta sebenarnya? Yuk, kita bahas lebih dalam mengenai kondisi ini! 

Apa Itu Abruptio Plasenta? 

Abruptio plasenta adalah kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum bayi lahir. Plasenta berfungsi untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi kepada bayi. Jika plasenta terlepas, suplai ini terganggu dan dapat menyebabkan komplikasi serius baik untuk ibu maupun bayi. 

Kondisi ini biasanya terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu dan termasuk salah satu penyebab utama perdarahan serius pada kehamilan. 

usg janin usia 5 bulan

Sumber gambar: Freepik

Gejala Abruptio Plasenta  yang Harus Diwaspadai 

Moms, mengenali gejala abruptio plasenta sangat penting agar penanganan medis dapat dilakukan dengan cepat. Berikut adalah gejala yang perlu diperhatikan: 

1. Perdarahan Vagina 

Perdarahan bisa terlihat ringan hingga berat. Namun, dalam beberapa kasus, perdarahan tidak tampak secara eksternal karena darah tertahan di belakang plasenta, yang disebut abruptio plasenta tersembunyi. 

2. Nyeri Perut atau Punggung Bawah 

Nyeri biasanya terasa intens, konstan, dan tidak hilang meskipun Moms beristirahat atau mengubah posisi tubuh. Nyeri ini bisa menjadi tanda utama adanya pemisahan plasenta dari dinding rahim. 

3. Kontraksi Rahim yang Sering atau Tidak Teratur 

Kontraksi yang datang lebih sering dari biasanya, terasa terus-menerus, atau tidak teratur dapat menjadi indikasi adanya iritasi atau tekanan akibat lepasnya plasenta. 

Baca juga: Kontraksi Palsu: Mengenal Braxton Hicks dan Cara Membedakannya dengan Kontraksi Persalinan 

4. Penurunan Gerakan Janin 

Jika Moms merasa gerakan janin berkurang atau tidak terasa sama sekali, hal ini bisa menandakan bahwa suplai oksigen ke janin terganggu. Gejala ini memerlukan perhatian medis segera. 

5. Nyeri saat Tekan di Area Perut 

Nyeri yang muncul ketika perut ditekan bisa menunjukkan adanya gangguan pada plasenta. 

6. Gejala Kekurangan Darah pada Ibu 

Tanda-tanda seperti pusing, lemas, kulit pucat, dan denyut jantung yang meningkat mungkin menunjukkan kehilangan darah yang signifikan akibat komplikasi ini. 

Gejala-gejala ini, meskipun bervariasi tingkat keparahannya, harus segera dilaporkan kepada dokter. Diagnosis dini dan tindakan medis yang cepat adalah kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut bagi Moms dan janin. Jangan ragu untuk segera menghubungi tenaga medis jika ada keluhan yang mencurigakan. 

warna darah haid menstruasi

Sumber gambar: Freepik

Penyebab Abruptio Plasenta dan Faktor Risiko 

1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) Saat Hamil 

Hipertensi pada ibu hamil dapat mengganggu aliran darah ke plasenta, yang berisiko menyebabkan pemisahan plasenta lebih awal. Kondisi ini juga meningkatkan kemungkinan kerusakan pembuluh darah, yang memperbesar risiko terjadinya abruptio plasenta. 

2. Trauma pada Perut 

Cedera pada perut, misalnya akibat kecelakaan atau jatuh, dapat merusak plasenta dan menyebabkan pemisahan plasenta dari rahim. Trauma fisik yang serius memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. 

3. Riwayat Abruptio Plasenta pada Kehamilan Sebelumnya 

Wanita yang pernah mengalami abruptio plasenta pada kehamilan sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali pada kehamilan selanjutnya. Hal ini mungkin terkait dengan masalah pada plasenta atau dinding rahim yang belum teridentifikasi pada kehamilan pertama. 

4. Merokok dan Penggunaan Narkoba 

Merokok dan penggunaan narkoba, khususnya kokain, berhubungan langsung dengan peningkatan risiko abruptio plasenta. Zat-zat ini dapat merusak pembuluh darah dan mengganggu aliran darah ke plasenta, yang pada akhirnya dapat menyebabkan pemisahannya. 

Baca juga: Chorioamnionitis: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya yang Perlu Diketahui

5. Kehamilan Ganda (Bayi Kembar) 

Kehamilan dengan lebih dari satu janin memberi tekanan ekstra pada rahim dan plasenta, yang bisa menyebabkan pemisahan plasenta lebih awal. Kehamilan ganda membutuhkan perhatian lebih untuk memantau kondisi plasenta dan janin secara hati-hati. 

6. Cairan Ketuban Berlebih (Polihidramnion) 

Kondisi ini terjadi ketika jumlah cairan ketuban melebihi batas normal, memberi tekanan lebih pada plasenta. Tekanan tambahan ini dapat meningkatkan risiko abruptio plasenta. 

7. Usia Ibu di atas 35 Tahun 

Ibu yang hamil di usia lebih dari 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi, termasuk abruptio plasenta. Hal ini disebabkan oleh penurunan kualitas pembuluh darah dan peningkatan kerentanannya terhadap kerusakan. 

kram perut saat hamil

Sumber gambar: Freepik

Komplikasi yang Bisa Terjadi 

Jika abruptio plasenta tidak segera ditangani, beberapa komplikasi serius bisa terjadi, baik bagi ibu maupun janin. Komplikasi yang dapat muncul antara lain: 

1. Kelahiran Prematur 

Pemisahan plasenta dapat memicu persalinan prematur, yang dapat mengancam kesehatan bayi yang belum cukup bulan. 

2. Kekurangan Oksigen pada Janin 

Ketika plasenta terlepas, aliran darah dan oksigen yang menuju janin akan terganggu, yang berisiko menyebabkan gangguan perkembangan atau kerusakan organ pada bayi. 

Baca juga: Kram Perut Saat Hamil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

3. Kehilangan Darah yang Besar pada Ibu 

Perdarahan hebat yang terjadi akibat abruptio plasenta bisa menyebabkan ibu kehilangan banyak darah, yang berisiko menyebabkan syok dan kegagalan organ. Perawatan medis darurat diperlukan untuk mencegah kondisi ini menjadi lebih serius. 

4. Kematian Janin 

Pada kasus yang sangat berat, pemisahan plasenta bisa menyebabkan kematian janin, terutama jika plasenta terlepas sepenuhnya, yang mengakibatkan aliran darah dan oksigen terputus total 

noname 1

Diagnosis dan Penanganan Abruptio Plasenta 

Jika Moms mengalami gejala abruptio plasenta, segera periksakan ke dokter. Berikut langkah yang biasa dilakukan dokter: 

  1. Pemeriksaan fisik dan tekanan darah. 
  2. Ultrasonografi (USG) untuk melihat kondisi plasenta. 
  3. Cardiotocography (CTG) untuk memonitor detak jantung janin. 
  4. Tes darah untuk mengetahui tingkat anemia atau masalah pembekuan darah. 

Penanganan tergantung pada tingkat keparahan dan usia kehamilan: 

  • Kehamilan cukup bulan (≥37 minggu): Persalinan segera, sering kali melalui operasi caesar. 
  • Kehamilan kurang dari 34 minggu: Dokter dapat memberikan obat pematangan paru-paru janin dan memantau kondisi sebelum persalinan. 
Abruptio Plasenta - Freepik

Sumber gambar: Freepik

Pencegahan Abruptio Plasenta 

Meski tidak semua kasus abruptio plasenta dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risikonya:

1. Memantau Tekanan Darah Secara Rutin

Hipertensi dapat meningkatkan risiko abruptio plasenta. Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin penting untuk mendeteksi masalah sejak dini dan mendapatkan perawatan tepat waktu. 

2. Menghindari Merokok dan Alkohol

Merokok dan konsumsi alkohol dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pemisahan plasenta. Menghindari kebiasaan ini sangat penting untuk kesehatan ibu dan janin.

Baca juga: Pengaruh Alkohol pada Kesuburan Pria: Apa yang Perlu Dads Waspadai?

3. Menerapkan Pola Makan Sehat

Pola makan yang bergizi dapat mendukung kesehatan ibu dan perkembangan janin. Mengonsumsi makanan sehat dapat membantu mencegah gangguan kesehatan seperti hipertensi atau diabetes gestasional yang berhubungan dengan risiko tinggi abruptio plasenta.

4. Rutin Mengunjungi Dokter

Pemeriksaan prenatal secara teratur memungkinkan dokter untuk memantau kondisi kehamilan dan mendeteksi masalah sejak dini, termasuk risiko abruptio plasenta. 

Baca juga: Plasenta Previa: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Cara Pengobatannya

Kapan Harus ke Dokter? 

Jika Moms mengalami perdarahan, nyeri hebat, atau gerakan janin berkurang, segera pergi ke fasilitas medis. Tindakan cepat bisa menyelamatkan nyawa Moms dan bayi. 

Abruptio plasenta adalah kondisi serius yang memerlukan deteksi dini dan penanganan segera. Dengan mengenali gejala, memahami risikonya, serta menjaga gaya hidup sehat selama kehamilan, Moms bisa mengurangi kemungkinan komplikasi. Jangan lupa, pemeriksaan kehamilan rutin sangat penting untuk memastikan kesehatan Moms dan bayi. 

Untuk Moms yang masih dalam program kehamilan ataupun tengah mengalami permasalahan infertilitas, Moms bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Moms dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi. 

Referensi: 

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Masa Kehamilan Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dengan Mudah dan Akurat

Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dengan Mudah dan Akurat

Hamzah
12 Nov 2025

Hasil USG kehamilan adalah salah satu cara utama bagi Moms dan tenaga medis untuk memantau perkembangan janin dalam kandungan. Namun, bagi sebagian besar orang, memahami hasil USG bisa membingungkan karena…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Payudara Tidak Membesar Saat Hamil, Benarkah Tidak Normal?

Payudara Tidak Membesar Saat Hamil, Benarkah Tidak Normal?

Admin
07 Nov 2025

Payudara yang membesar saat hamil merupakan hal yang normal. Umumnya, ibu hamil akan merasakan perubahan payudara pada trimester ketiga kehamilan, atau menjelang masa menyusui. Namun bagaimana jika payudara tidak membesar…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Tes Genetik Bantu Deteksi Risiko Penyakit di Awal Kehamilan, Penting!

Tes Genetik Bantu Deteksi Risiko Penyakit di Awal Kehamilan, Penting!

Admin
06 Nov 2025

Apakah Anda sedang merencanakan kehamilan dalam waktu dekat? Tahukah Anda memeriksakan kesehatan sebelum memulai promil sangat penting dan berpengaruh pada calon bayi nantinya.  Salah satunya dengan melakukan tes genetik saat…

Selengkapnya