Morula IVF

Plasenta Previa: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Cara Pengobatannya

January 10, 2022

Plasenta Previa: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Cara Pengobatannya

Mengalami perdarahan hebat dari vagina sebelum atau selama proses persalinan? Bisa jadi Anda mengalami plasenta previa. Kondisi ini merupakan komplikasi kehamilan yang terjadi saat posisi plasenta berada di bagian bawah rahim. Hal ini mengakibatkan sebagian atau seluruh leher rahim tertutup sehingga menyulitkan dalam mempersiapkan kelahiran.

Sebelumnya, pasti Anda sudah tidak asing dengan istilah plasenta. Plasenta atau yang sering disebut dengan ari-ari bayi dan merupakan lapisan organ yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan. Plasenta berhubungan langsung dengan tali pusat ibu. Organ  ini berperan sebagai penyedia oksigen serta nutrisi untuk janin di dalam kandungan serta membuang limbah dari janin.

Secara umum, plasenta memang berada di bagian bawah rahim pada awal masa kehamilan. Akan tetapi seiring pertambahan usia kehamilan dan perkembangan rahim, plasenta biasanya akan bergerak ke atas. Pada kasus plasenta previa, posisi plasenta tidak bergerak dari bawah rahim sehingga mendekati waktu persalinan.

Plasenta yang menutup jalan lahir ini berisiko menimbulkan perdarahan hebat sebelum atau selama proses persalinan. Oleh karena itu, ibu hamil yang mengalami kondisi semacam ini biasanya akan dianjurkan untuk melahirkan secara Caesar.

Gejala Plasenta Previa

Secara umum, gejala plasenta previa adalah adanya perdarahan dari vagina yang terjadi pada akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga kehamilannya. Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan biasanya akan berulang dalam beberapa hari. Selain itu, terdapat beberapa gejala lain yang bisa menjadi penyebab plasenta previa yang perlu Anda ketahui.

  • Kram atau nyeri hebat pada kandungan
  • Muncul perdarahan yang kemudian berhenti akan tetapi bisa timbul kembali dalam beberapa hari setelahnya
  • Perdarahan setelah melakukan hubungan intim
  • Perdarahan selama trimester kedua kehamilan

Jika menemukan gejala seperti di atas, ada baiknya segera lakukan pemeriksaan USG ke dokter. Jika  gejala kondisi ini diketahui sejak dini, maka bisa segera diatasi sehingga tidak akan membahayakan janin dalam kandungan. Jadi jika menemukan flek atau perdarahan saat kehamilan, ada baiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikannya.

Baca juga: Inilah 5 Ciri-ciri Janin Sehat Pada Trimester Pertama

Penyebab dan Faktor Risiko Plasenta Previa

Munculnya ciri-ciri plasenta previa sebenarnya belum diketahui secara pasti apa penyebabnya. Akan tetapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami kondisi ini, seperti:

  • Hamil di usia 35 tahun ke atas
  • Merokok saat hamil dan mengonsumsi kokain
  • Mempunyai bentuk rahim yang tidak normal
  • Terjadi pada kehamilan kedua dan selanjutnya
  • Riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya
  • Janin dalam posisi tidak normal seperti sungsang atau lintang
  • Mengandung bayi kembar
  • Mengalami riwayat keguguran
  • Pernah menjalani operasi pada rahim seperti kuret, pengangkatan miom atau operasi Caesar

Diagnosis Plasenta Previa

Ibu hamil yang mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Hal ini untuk memastikan apakah Anda mengalami kondisi plasenta previa atau tidak. Berikut ini beberapa cara diagnosis untuk mengetahui kondisi tersebut.

1. USG Transvaginal

Diagnosis ini dilakukan dengan cara memasukkan alat khusus ke dalam vagina. Hal ini dilakukan untuk melihat kondisi vagina dan rahim. Cara ini merupakan cara paling ampuh untuk menentukan letak plasenta.

2. USG Panggul

Selain dengan cara USG Transvaginal, cara mendeteksi kelainan pada posisi plasenta ini adalah dengan melakukan USG Panggul. Caranya yaitu dengan menempelkan alat khusus pada dinding perut yang berguna untuk melihat kondisi di dalam rahim.

3. MRI

Satu lagi cara mendiagnosis apakah ibu hamil mengalami kondisi  yang tidak normal pada posisi plasentanya adalah dengan melakukan MRI atau magnetic resonance imaging. Prosedur ini biasanya digunakan untuk membantu dokter melihat dengan jelas posisi plasenta.

Jika selama pemeriksaan dokter menemukan ibu hamil mengalami kondisi tersebut, maka dokter akan memantau posisi plasenta dengan USG secara berkala. Pada masa observasi ini, dokter akan menyarankan posisi tidur untuk plasenta previa dengan posisi tidur berbaring. Cara ini cukup membantu untuk mengembalikan plasenta ke posisi yang sebenarnya.

Baca juga: 5 Penyebab Pendarahan Saat Hamil Muda dan Cara Mengatasinya

Pengobatan untuk Plasenta Previa

Pengobatan untuk kondisi plasenta yang berada di bawah rahim ini tergantung dari tingkatan dan jenis kelainan yang Anda alami. Perlu Anda ketahui, posisi plasenta yang abnormal ada beberapa jenis, seperti parsial, low lying, marginal dan total atau major. Masing-masing jenis ini memiliki kondisi yang berbeda seperti contohnya plasenta previa marginalis adalah posisi plasenta berada di bagian bawah atau ujung rahim.

Tidak hanya itu, pengobatan untuk kondisi ini juga tergantung pada kondisi kesehatan ibu dan janin, usia kandungan, posisi ari-ari hingga tingkat keparahan perdarahan. Untuk kondisi perdarahan ringan, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan perawatan sendiri di rumah, seperti:

  • Banyak berbaring
  • Menghindari olahraga
  • Menghindari hubungan intim untuk sementara sebagai salah satu larangan ibu hamil plasenta previa

Sedangkan untuk ibu hamil yang mengalami perdarahan hebat dan berulang, maka dokter akan menyarankan agar bayi dilahirkan secepatnya  melalui operasi Caesar. Akan tetapi jika usia kandungan kurang dari 36 minggu, maka ibu hamil akan diberikan suntikan obat kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru janin. Jika diperlukan ibu hamil akan mendapatkan transfusi darah.

Dari semua jenis tersebut, kondisi plasenta previa totalis adalah kondisi yang paling penting untuk diwaspadai. Selain bisa membuat ibu kesulitan untuk melahirkan secara normal, kondisi ini juga bisa membahayakan nyawa ibu dan bayi khususnya jika pendarahan terjadi cukup banyak dalam waktu lama. Jika terjadi hal demikian, maka dokter biasanya akan langsung melakukan tindakan operasi Caesar.

Baca juga: Apa Itu Plasenta Akreta? Mari Simak Penjelasan Berikut

Komplikasi Plasenta Previa

Jika tidak segera ditangani dengan tepat, bahaya plasenta previa bisa menyebabkan berbagai komplikasi.  Komplikasi ini bisa terjadi pada ibu hamil maupun janin dalam kandungan. Beberapa risiko komplikasi pada ibu hamil antara lain:

  • Syok akibat perdarahan berat saat proses persalinan
  • Penggumpalan darah akibat terlalu lama berbaring selama proses perawatan di rumah sakit

Sedangkan risiko komplikasi pada janin antara lain:

  • Kelahiran prematur
  • Asfiksia janin akibat janin tidak cukup mendapatkan oksigen saat di dalam kandungan

Ibu hamil memang sangat disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kandungannya. Selain untuk memantau tumbuh kembang janin, hal ini penting untuk memastikan apakah ada masalah terhadap posisi plasenta atau tidak. Jika ditemukan kondisi tidak normal, maka dokter dapat melakukan tindakan lebih lanjut.

Itulah beberapa hal mengenai plasenta previa yang perlu anda ketahui. Kondisi plasenta yang berada di bawah rahim bisa menyebabkan pendarahan hebat dan membuat proses persalinan normal sangat berisiko. Oleh karena itu, pastikan Anda melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin untuk mengatasi kondisi tidak normal pada plasenta tersebut.

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung