Morula IVF

Kanker Serviks: Memahami, Mencegah, dan Menangani

December 5, 2024

Kanker Serviks: Memahami, Mencegah, dan Menangani

dr. Rahmadsyah, MARS, Mkes, Sp.OG, Subsp. FER (K)

Artikel ini telah direview secara medis oleh
dr. Rahmadsyah, MARS, Mkes, Sp.OG, Subsp. FER (K)
Button Buat Janji 1


Kanker serviks, atau kanker leher rahim, adalah salah satu jenis kanker yang paling umum di kalangan wanita di seluruh dunia. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), setiap tahun lebih dari 600.000 wanita didiagnosis dengan kanker serviks, dan sekitar 300.000 di antaranya meninggal dunia akibat penyakit ini. Meskipun menakutkan, pemahaman yang baik tentang kanker serviks dapat membantu dalam pencegahan dan pengobatan yang efektif. 

Apa Itu Kanker Serviks? 

Kanker serviks terjadi ketika sel-sel abnormal di leher rahim mulai tumbuh dan berkembang secara tidak terkendali. Leher rahim adalah bagian bawah dari rahim yang terhubung dengan vagina. Penyakit ini sebagian besar disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV), virus yang sangat umum dan menular melalui hubungan seksual. HPV adalah salah satu virus paling umum di dunia, dengan lebih dari 80% wanita yang aktif secara seksual terinfeksi oleh satu atau lebih tipe virus ini dalam hidup mereka. Meskipun sebagian besar infeksi HPV tidak menyebabkan masalah kesehatan, beberapa tipe dapat mengarah pada kanker serviks jika tidak ditangani. 

Baca juga: Mengenal Organ Reproduksi Serviks yang Berperan Penting bagi Wanita!

Kanker Serviks
Sumber gambar: Freepik

Faktor Risiko Kanker Serviks 

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks, antara lain: 

  • Infeksi HPV: Ini adalah faktor risiko terbesar. Tipe HPV tertentu, terutama HPV tipe 16 dan 18, bertanggung jawab untuk sekitar 70% kasus kanker serviks. 
  • Merokok: Wanita yang merokok memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks. Zat kimia dalam rokok dapat merusak DNA sel-sel serviks. 
  • Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah: Wanita dengan sistem imun yang lemah, seperti mereka yang terinfeksi HIV atau yang menerima pengobatan imunosupresif, memiliki risiko lebih tinggi. 
  • Riwayat Keluarga: Riwayat kanker serviks dalam keluarga, terutama pada ibu atau saudara perempuan, dapat meningkatkan risiko individu. 
  • Kebiasaan Seksual: Memiliki banyak pasangan seksual atau melakukan hubungan seksual di usia dini dapat meningkatkan risiko terpapar HPV. 
  • Penggunaan Pil KB dalam Jangka Panjang: Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan pil kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih dapat sedikit meningkatkan risiko kanker serviks. 

Gejala Kanker Serviks 

Pada tahap awal, kanker serviks sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga sulit dideteksi tanpa pemeriksaan rutin. Namun, seiring perkembangan penyakit, beberapa gejala khas dapat muncul dan menjadi tanda peringatan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin dialami oleh wanita yang menderita kanker serviks: 

1. Pendarahan yang Tidak Normal

Pendarahan yang tidak biasa adalah salah satu gejala paling umum dari kanker serviks. Ini dapat meliputi: 

  • Pendarahan Setelah Berhubungan Seksual: Banyak wanita melaporkan mengalami pendarahan ringan atau bercak setelah berhubungan intim, yang mungkin disebabkan oleh iritasi atau kerusakan pada jaringan serviks. 
  • Pendarahan Antara Periode Menstruasi: Pendarahan yang muncul di luar siklus menstruasi biasa bisa menjadi indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak beres di serviks. 
  • Pendarahan Pasca Menopause: Bagi wanita yang telah mengalami menopause, pendarahan dapat menjadi tanda serius yang memerlukan perhatian medis segera, karena seharusnya tidak ada perdarahan yang terjadi setelah menopause. 

2. Nyeri Panggul

Nyeri panggul bisa bervariasi dari yang bersifat ringan hingga berat. Gejala ini mungkin: 

  • Bersifat Terus-Menerus: Beberapa wanita mungkin merasakan nyeri yang menetap, seolah ada tekanan di area panggul yang tidak kunjung reda. 
  • Muncul Saat Berhubungan Seksual: Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual seringkali menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk kanker serviks. 

3. Keputihan yang Tidak Biasa

Perubahan dalam pola keputihan dapat menjadi indikator penting untuk mendeteksi kanker serviks: 

  • Keputihan yang Lebih Cair: Wanita mungkin mengalami keputihan yang tampak lebih encer dibandingkan biasanya. 
  • Keputihan Berdarah: Kehadiran darah dalam keputihan, meskipun sedikit, harus diperhatikan dan ditindaklanjuti. 
  • Keputihan Berbau Tidak Sedap: Jika keputihan disertai bau yang kuat dan tidak biasa, ini bisa menandakan adanya infeksi atau masalah lain pada serviks yang perlu diteliti lebih lanjut. 

4. Nyeri Saat Berhubungan Seksual

Ketidaknyamanan atau nyeri saat berhubungan seksual adalah gejala yang tidak boleh diabaikan. Ini bisa menjadi sinyal adanya masalah di serviks, seperti: 

  • Iritasi atau Luka: Kanker atau kondisi lainnya dapat menyebabkan jaringan di serviks menjadi sensitif atau teriritasi, menyebabkan nyeri saat penetrasi. 
  • Penyakit Menular Seksual (PMS): Nyeri saat berhubungan seksual juga bisa disebabkan oleh infeksi, termasuk penyakit menular seksual, sehingga pemeriksaan medis sangat dianjurkan. 

Baca juga: Kista Ovarium: Penyebab, Gejala, dan Penanganan yang Perlu Diketahui 

Diagnosa Kanker Serviks 

Deteksi dini kanker serviks sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Pemeriksaan rutin seperti Pap smear dan tes HPV dapat membantu mendeteksi perubahan sel yang dapat menjadi kanker: 

  • Pap Smear: Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengambil sampel sel dari leher rahim. Hasil pemeriksaan akan menunjukkan adanya sel-sel abnormal yang mungkin berpotensi berkembang menjadi kanker. 
  • Tes HPV: Tes ini mendeteksi keberadaan virus HPV pada sel-sel serviks. Jika hasil tes menunjukkan adanya tipe HPV yang berisiko tinggi, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut. 

Prosedur Diagnostik Tambahan 

  • Kolposkopi: Jika Pap smear menunjukkan sel abnormal, dokter mungkin melakukan kolposkopi, di mana leher rahim akan diperiksa dengan alat pembesar. Jika ada area mencurigakan, dokter akan mengambil sampel (biopsi) untuk analisis lebih lanjut. 
  • Biopsi: Dalam prosedur ini, jaringan dari leher rahim diambil dan diperiksa di laboratorium untuk menentukan apakah terdapat sel kanker. 

Pengobatan Kanker Serviks 

Pengobatan kanker serviks tergantung pada stadium penyakit dan kesehatan umum pasien. Pilihan pengobatan meliputi: 

  • Operasi: Mengangkat jaringan kanker melalui pembedahan. Dalam kasus kanker serviks stadium awal, prosedur seperti konisasi (mengangkat sebagian leher rahim) atau histerektomi (mengangkat seluruh rahim) bisa dilakukan. 
  • Radioterapi: Menggunakan sinar-X atau partikel berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Ini bisa dilakukan setelah operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. 
  • Kemoterapi: Menggunakan obat untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Kemoterapi sering digunakan untuk kanker serviks stadium lanjut. 
  • Imunoterapi: Ini adalah metode baru yang membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Imunoterapi dapat digunakan untuk pasien dengan kanker serviks stadium lanjut yang tidak merespons kemoterapi. 
Kanker Serviks
Sumber gambar: Freepik

Pencegahan Kanker Serviks 

Pencegahan kanker serviks adalah kunci untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil adalah: 

  • Vaksinasi HPV: Vaksin ini sangat efektif dalam mencegah infeksi HPV, terutama untuk tipe yang paling umum menyebabkan kanker serviks. Vaksinasi dianjurkan untuk wanita dan pria mulai dari usia 9 hingga 26 tahun. 
  • Pemeriksaan Rutin: Melakukan Pap smear secara teratur sesuai anjuran dokter dapat membantu mendeteksi perubahan sel sebelum menjadi kanker. WHO merekomendasikan wanita berusia 30 hingga 49 tahun untuk melakukan pemeriksaan Pap smear setiap 5 tahun. 
  • Berhenti Merokok: Menghindari rokok dapat mengurangi risiko kanker serviks dan berbagai penyakit lainnya. Berbicara dengan dokter tentang cara berhenti merokok dapat membantu. 
  • Hubungan Seksual yang Aman: Menggunakan kondom dan membatasi jumlah pasangan seksual dapat mengurangi risiko infeksi HPV. Penting juga untuk mendiskusikan status HPV dengan pasangan. 
  • Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran tentang kanker serviks dan pentingnya deteksi dini sangat penting. Wanita perlu diberdayakan untuk mengetahui gejala dan risiko. 

Baca juga: Makanan Penambah Darah untuk Ibu Hamil, Pentingnya Asupan Zat Besi

Kanker serviks adalah penyakit serius yang dapat dicegah dengan tindakan pencegahan yang tepat. Melalui pemahaman tentang faktor risiko, gejala, dan pentingnya pemeriksaan rutin, wanita dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan mereka. Vaksinasi HPV dan pemeriksaan rutin adalah alat yang sangat efektif dalam pencegahan kanker serviks. Dengan informasi yang tepat, kita dapat mengurangi dampak kanker serviks dan meningkatkan kesehatan reproduksi wanita di seluruh dunia. 

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan ataupun masalah infertilitas, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi. 

Referensi: 

  • World Health Organization. (n.d.). Kanker Serviks. Diakses pada 25 Oktober 2024 
  • National Cancer Institute. (n.d.). Cervical Cancer. Diakses pada 25 Oktober 2024
  • Cancer Council Australia. (n.d.). Cervical Cancer. Diakses pada 25 Oktober 2024 
  • National Cancer Institute Singapore. (n.d.). Cervical Cancer. Diakses pada 25 Oktober 2024 

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung