Bagi Moms yang sedang hamil namun masih memiliki anak kecil, menggendong mereka sering kali menjadi rutinitas harian. Meski penuh kasih sayang, pertanyaan yang sering muncul adalah amankah aktivitas ini dilakukan selama kehamilan? Faktanya, menggendong anak saat hamil tidak selalu berbahaya, tetapi ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan demi kesehatan Moms, si kecil yang digendong, dan […]
Bagi Moms yang sedang hamil namun masih memiliki anak kecil, menggendong mereka sering kali menjadi rutinitas harian. Meski penuh kasih sayang, pertanyaan yang sering muncul adalah amankah aktivitas ini dilakukan selama kehamilan? Faktanya, menggendong anak saat hamil tidak selalu berbahaya, tetapi ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan demi kesehatan Moms, si kecil yang digendong, dan janin di dalam kandungan.
Mengapa Menggendong Saat Hamil Bisa Menjadi Perhatian?
Selama kehamilan, tubuh Moms mengalami banyak perubahan, terutama pada pusat gravitasi dan fleksibilitas otot. Rahim yang membesar menggeser titik keseimbangan, sementara hormon relaksin membuat sendi dan ligamen lebih longgar untuk mempersiapkan persalinan. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko nyeri punggung, keseleo, atau cedera jika mengangkat beban berat, termasuk anak kecil.
Selain itu, beban berlebih pada punggung bagian bawah dapat memberi tekanan pada otot inti dan memengaruhi postur tubuh. Jika dilakukan dengan cara yang salah, menggendong anak bisa memicu kontraksi dini atau nyeri pinggang yang berkepanjangan.
Faktor yang Menentukan Keamanan Menggendong Anak Saat Hamil

Sumber gambar: iStock
1. Usia Kehamilan
Pada trimester pertama, menggendong anak biasanya masih relatif aman dilakukan oleh Moms yang memiliki kondisi tubuh sehat dan kehamilan tanpa komplikasi. Pada tahap ini, perubahan fisik belum terlalu signifikan, sehingga keseimbangan tubuh masih terjaga dan risiko cedera lebih rendah. Meski begitu, tetap penting untuk memperhatikan batas kemampuan tubuh dan tidak memaksakan diri, apalagi jika anak yang digendong memiliki berat cukup besar.
Namun, memasuki trimester kedua dan ketiga, ukuran perut akan semakin membesar, keseimbangan tubuh mulai berubah, dan beban pada punggung bawah meningkat. Kondisi ini membuat risiko terjatuh atau mengalami cedera punggung lebih tinggi, terutama jika mengangkat beban dalam posisi yang kurang tepat. Pada fase ini, Moms perlu lebih berhati-hati dan mempertimbangkan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan menggendong anak demi menjaga kesehatan janin dan diri sendiri.
Baca juga: Amankah Ibu Hamil Angkat Beban? Ini Penjelasannya
2. Berat Anak
Berat anak yang digendong menjadi salah satu faktor paling penting dalam menentukan keamanan selama kehamilan. Anak dengan berat di atas 10–12 kg dapat memberikan tekanan signifikan pada punggung bawah, terutama bagi Moms yang sudah memasuki pertengahan hingga akhir masa kehamilan. Beban ini bisa memicu nyeri punggung, ketegangan otot, bahkan meningkatkan risiko cedera jika dilakukan terlalu sering.
Semakin berat anak yang digendong, semakin besar pula risiko yang harus diwaspadai. Jika terpaksa menggendong, Moms disarankan melakukannya hanya untuk durasi singkat dan menghindari posisi yang membebani tulang belakang. Menggunakan alat bantu seperti gendongan ergonomis atau meminta bantuan orang lain akan lebih aman dan membantu mengurangi tekanan pada tubuh.
3. Kondisi Kesehatan Kehamilan
Setiap kehamilan memiliki kondisi yang berbeda, sehingga keputusan untuk menggendong anak tidak hanya ditentukan oleh usia kehamilan dan berat anak, tetapi juga oleh riwayat kesehatan Moms. Jika memiliki riwayat persalinan prematur, plasenta previa, pendarahan, atau nyeri punggung parah, sebaiknya hindari aktivitas yang melibatkan mengangkat beban berat. Kondisi-kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi, sehingga keselamatan Moms dan janin harus menjadi prioritas utama.
Konsultasi dengan dokter kandungan adalah langkah yang bijak sebelum memutuskan untuk menggendong anak selama masa kehamilan. Dokter dapat memberikan panduan yang sesuai dengan kondisi fisik dan perkembangan janin, sehingga Moms dapat menjalani kehamilan dengan lebih aman dan nyaman tanpa menimbulkan risiko kesehatan yang tidak perlu.
Baca juga: Pelvic Inflammatory Disease (PID): Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
4. Teknik Menggendong
Teknik menggendong yang tepat sangat berpengaruh terhadap keamanan dan kenyamanan Moms selama hamil. Mengangkat anak dengan posisi tubuh yang salah, seperti membungkuk tanpa menekuk lutut, dapat meningkatkan risiko cedera punggung atau ketegangan otot. Posisi gendong di pinggul atau menggunakan gendongan ergonomis yang mendistribusikan berat secara merata ke seluruh tubuh bisa membantu mengurangi beban pada punggung bawah.
Selain itu, Moms disarankan untuk menghindari menggendong dalam durasi lama dan segera beristirahat jika mulai merasakan nyeri atau ketidaknyamanan. Memperhatikan postur tubuh, mengaktifkan otot inti (core), dan mengangkat dengan gerakan yang benar dapat membantu meminimalkan risiko cedera. Dengan teknik yang tepat, aktivitas menggendong dapat tetap dilakukan secara aman selama tidak melampaui batas kemampuan fisik.
Tips Aman Menggendong Anak Saat Hamil

Sumber gambar: iStock
1. Gunakan Bantuan Gendongan Ergonomis
Gendongan berbasis pinggang atau selempang bahu yang mendistribusikan berat secara merata akan membantu mengurangi tekanan pada punggung dan perut.
2. Tekuk Lutut, Bukan Punggung
Saat mengangkat anak, tekuk lutut dan gunakan kekuatan kaki, bukan membungkuk dengan punggung. Hal ini membantu menjaga postur dan mencegah cedera.
Baca juga: Lutut Sakit Saat Hamil: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya
3. Batasi Durasi Menggendong
Menggendong dalam waktu lama meningkatkan beban pada otot punggung. Jika memungkinkan, duduklah sambil memangku anak.
4. Perhatikan Sinyal Tubuh
Jika Moms mulai merasa nyeri punggung, pinggul, atau perut, segera berhenti dan istirahat. Jangan memaksakan diri.
5. Libatkan Dads atau Anggota Keluarga Lain
Berbagi tugas menggendong dengan Dads atau anggota keluarga lain dapat membantu mengurangi beban fisik Moms.
Kapan Harus Menghindari Menggendong Anak?
Menggendong anak sebaiknya dihindari jika Moms mengalami:
-
Nyeri punggung yang terus-menerus atau semakin parah.
-
Kontraksi dini atau rasa kencang di perut.
-
Perdarahan atau bercak dari vagina.
-
Kondisi medis yang disarankan dokter untuk membatasi aktivitas fisik.
Pada situasi tersebut, keselamatan janin dan kesehatan Moms harus menjadi prioritas utama.
Alternatif Mendekatkan Diri dengan Anak Tanpa Menggendong
Jika menggendong terasa berat atau berisiko, Moms masih bisa menciptakan momen kedekatan dengan cara lain, misalnya:
-
Duduk di sofa dan memangku anak sambil membaca buku.
-
Mengajak anak bermain di lantai dengan posisi duduk.
-
Memeluk atau mengusap punggung anak sambil mereka duduk di pangkuan.
Menggendong anak saat hamil bisa aman jika dilakukan dengan teknik yang benar, durasi yang wajar, dan kondisi tubuh Moms mendukung. Namun, risiko cedera meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan dan berat anak. Selalu dengarkan sinyal tubuh, konsultasikan pada dokter jika ragu, dan jangan ragu meminta bantuan Dads atau orang lain untuk mengurangi beban fisik. Kesehatan Moms dan janin harus selalu menjadi prioritas, tanpa mengurangi kasih sayang untuk si kecil yang digendong.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- The Bump. “Is It Safe to Carry a Child While Pregnant?”. Tanggal Akses 8 Agustus 2025.
- BabyCenter. “Is it safe to carry my toddler around when I’m pregnant?”. Tanggal Akses 8 Agustus 2025.
- What to Expect. “Lifting Babies While Pregnant”. Tanggal Akses 8 Agustus 2025.