Keloid adalah pertumbuhan jaringan parut berlebih yang bisa muncul setelah luka, termasuk luka operasi atau bekas jahitan. Salah satu kekhawatiran yang sering muncul di kalangan Moms adalah, apakah keberadaan keloid, terutama pada area bekas persalinan sebelumnya bisa menyulitkan proses persalinan berikutnya? Secara umum, keloid tidak secara langsung menghambat persalinan, baik secara normal maupun caesar, namun […]
Keloid adalah pertumbuhan jaringan parut berlebih yang bisa muncul setelah luka, termasuk luka operasi atau bekas jahitan. Salah satu kekhawatiran yang sering muncul di kalangan Moms adalah, apakah keberadaan keloid, terutama pada area bekas persalinan sebelumnya bisa menyulitkan proses persalinan berikutnya? Secara umum, keloid tidak secara langsung menghambat persalinan, baik secara normal maupun caesar, namun kondisi ini tetap memerlukan perhatian medis khusus, tergantung pada lokasi, ukuran, dan respons tubuh terhadap penyembuhan luka.
Apa Itu Keloid?
Keloid adalah pertumbuhan jaringan parut yang terjadi ketika proses penyembuhan luka berlangsung secara berlebihan. Alih-alih berhenti setelah luka sembuh, tubuh terus memproduksi kolagen, sehingga jaringan parut terus tumbuh dan membentuk benjolan tebal, keras, dan kadang terasa gatal atau nyeri.
Keloid bisa muncul setelah luka sayat, luka bakar, jerawat, tindik, vaksinasi, bahkan luka operasi seperti sayatan caesar. Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk membentuk keloid, dan kondisi ini lebih umum terjadi pada individu dengan kulit berpigmen lebih gelap.
Keloid dan Persalinan: Apakah Berpengaruh?
1. Keloid Tidak Menyulitkan Persalinan Secara Langsung
Keloid sendiri tidak mengganggu proses melahirkan, baik secara normal maupun caesar. Namun, bagi Moms yang memiliki riwayat keloid dari bekas operasi caesar sebelumnya, dokter mungkin akan memberikan perhatian ekstra terhadap area bekas luka saat merencanakan persalinan berikutnya.
Jaringan keloid dapat memengaruhi proses penyembuhan pasca operasi, tetapi tidak menjadi penghambat utama tindakan medis seperti operasi caesar. Masalah utamanya adalah kenyamanan, risiko infeksi, dan potensi keloid bertambah besar atau kambuh setelah prosedur pembedahan berikutnya.
2. Bekas Episiotomi dan Keloid
Pada persalinan normal, episiotomi (sayatan kecil di perineum untuk memperluas jalan lahir) bisa meninggalkan bekas luka. Pada sebagian kecil kasus, luka ini bisa berkembang menjadi keloid, terutama jika Moms memiliki riwayat keluarga dengan kecenderungan keloid. Jika terjadi, hal ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri di area tersebut pada kehamilan atau persalinan berikutnya.
Namun, penting diketahui bahwa kasus keloid di area perineum cukup jarang. Jika pun terjadi, konsultasi dengan dokter kandungan dan spesialis kulit dapat membantu menentukan apakah keloid tersebut perlu penanganan khusus sebelum persalinan.
Baca juga: Linea Nigra: Garis Hitam Memanjang Pada Perut Ibu Hamil
Apa yang Harus Dilakukan Jika Moms Punya Riwayat Keloid?

Sumber gambar: iStock
1. Konsultasi Sebelum Melahirkan
Jika Moms memiliki riwayat terbentuknya keloid pada bekas luka, seperti luka bekas operasi caesar atau luka lainnya, sangat disarankan untuk memberitahukan hal ini kepada dokter kandungan sejak awal kehamilan. Informasi ini sangat penting agar dokter dapat mempertimbangkan metode persalinan yang paling sesuai dan meminimalkan risiko terbentuknya keloid baru.
Dengan konsultasi yang tepat, dokter juga bisa merancang perawatan pencegahan yang lebih personal, seperti teknik penjahitan tertentu atau pemilihan lokasi sayatan yang lebih aman. Pendekatan ini bertujuan menjaga kenyamanan Moms sekaligus memperhatikan aspek estetika pasca persalinan.
Baca juga: Inilah Cara Menghilangkan Stretch Mark Setelah Melahirkan Caesar
2. Penanganan Keloid yang Sudah Ada
Keloid yang sudah terbentuk umumnya tidak berbahaya secara medis, tetapi bisa menimbulkan keluhan jika terasa nyeri, gatal, atau mengganggu penampilan. Jika Moms mengalami ketidaknyamanan, perawatan medis seperti suntikan kortikosteroid dapat menjadi pilihan untuk mengurangi ukuran dan rasa sakit pada keloid.
Pilihan lain seperti terapi laser dan salep silikon juga cukup efektif untuk memperbaiki tampilan kulit. Namun, untuk keloid yang sangat besar atau menimbulkan keluhan serius, prosedur eksisi atau pengangkatan bisa dipertimbangkan meski tetap ada risiko keloid akan tumbuh kembali setelah operasi.
3. Pencegahan Keloid Baru Setelah Persalinan
Mencegah terbentuknya keloid baru sangat penting, terutama bagi Moms yang menjalani persalinan caesar. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan meliputi menjaga luka tetap bersih dan kering, serta menghindari tekanan atau gesekan berlebih di area bekas sayatan agar proses penyembuhan berjalan optimal.
Selain itu, penggunaan salep silikon atau perban tekan bisa membantu menekan pertumbuhan jaringan parut berlebih. Moms juga disarankan untuk tidak memijat area luka tanpa arahan medis, karena bisa memicu iritasi atau memperburuk kondisi luka yang belum benar-benar sembuh.
Baca juga: Waspada, Ternyata Begini Ciri Infeksi pada Luka Caesar Bagian Dalam
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 1
Referensi
- NCBI Bookshelf. “Keloid”. Diakses pada 6 April 2025.
- PubMed Central. “Keloid Scars: A Review”. Diakses pada 6 April 2025.
- WebMD. “What Are Treatments for Keloid Scars?”. Diakses pada 6 April 20255.