Halo Moms, proses melahirkan adalah momen yang sangat penting dalam kehidupan Moms, dan mengetahui berbagai metode persalinan, termasuk operasi caesar, adalah langkah yang perlu diperhatikan. Agar Moms lebih tahu, kita akan membahas apa itu operasi caesar, alasan di baliknya, prosedur yang dilakukan, serta pemulihan pasca operasi. Mari kita mulai!
Apa Itu Operasi Caesar?
Operasi caesar, atau yang lebih dikenal dengan istilah caesarean section (C-section), adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk melahirkan bayi melalui sayatan di perut dan rahim Moms. Metode ini biasanya dilakukan ketika persalinan normal dianggap berisiko bagi Moms atau bayi. Operasi caesar dapat dilakukan secara terencana (elective) atau darurat (emergency), tergantung pada kondisi kesehatan Moms dan bayi.
Baca juga: Mempersiapkan Kehamilan: Panduan Lengkap untuk Ibu dan Ayah

Mengapa Operasi Caesar Diperlukan?
Ada beberapa alasan mengapa operasi caesar mungkin diperlukan, antara lain:
1. Komplikasi Persalinan
- Posisi Bayi yang Tidak Normal: Jika bayi berada dalam posisi sungsang atau melintang, operasi caesar mungkin menjadi pilihan terbaik.
- Kondisi Kesehatan Ibu: Jika Moms memiliki kondisi medis tertentu, seperti tekanan darah tinggi atau infeksi, operasi caesar dapat mengurangi risiko bagi Moms dan bayi.
2. Masalah dengan Plasenta
- Plasenta Previa: Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks, yang dapat menyebabkan pendarahan saat persalinan.
- Solusio Plasenta: Terlepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum bayi lahir, yang dapat membahayakan Moms dan bayi.
3. Kelahiran Bayi Kembar
Kelahiran bayi kembar sering kali memerlukan operasi caesar, terutama jika posisi bayi tidak memungkinkan untuk persalinan normal.
4. Kelahiran Sebelumnya dengan Operasi Caesar
Jika Moms telah menjalani operasi caesar sebelumnya, ada kemungkinan besar bahwa operasi caesar akan diperlukan untuk kelahiran berikutnya.
Prosedur Operasi Caesar
Persiapan Sebelum Operasi
Sebelum menjalani operasi caesar, Moms akan menjalani beberapa pemeriksaan untuk memastikan bahwa semuanya siap. Ini termasuk:
- Pemeriksaan Kesehatan: Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.
- Tes Laboratorium: Tes darah untuk memastikan tidak ada masalah yang dapat mempengaruhi prosedur.

Proses Operasi
Operasi caesar biasanya dilakukan di ruang operasi dengan tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan anestesiolog. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam prosedur ini:
1. Anestesi:
- Sebagian besar operasi caesar dilakukan dengan anestesi regional, seperti epidural atau spinal. Anestesi ini memungkinkan Moms tetap sadar tetapi tidak merasakan sakit di area bawah tubuh.
- Dalam beberapa kasus, jika ada kebutuhan mendesak atau jika Moms tidak dapat menerima anestesi regional, anestesi umum mungkin diperlukan. Ini berarti Moms akan tidur selama prosedur.
2. Persiapan Ruang Operasi:
- Setelah anestesi diberikan, Moms akan dipindahkan ke meja operasi. Tim medis akan memastikan bahwa semua peralatan siap dan steril.
- Area perut akan dibersihkan dengan antiseptik untuk mencegah infeksi.
3. Sayatan:
- Dokter akan membuat sayatan horizontal di bagian bawah perut (dikenal sebagai sayatan bikini) atau sayatan vertikal di perut, tergantung pada situasi dan kebutuhan medis. Sayatan horizontal lebih umum karena lebih estetis dan memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah.
- Setelah sayatan dibuat, lapisan kulit, jaringan lemak, dan otot akan dipisahkan untuk mencapai rahim.
4. Pengambilan Bayi:
- Setelah rahim diakses, dokter akan mengangkat bayi dari rahim. Bayi biasanya akan langsung diperiksa dan dibersihkan oleh tim medis.
- Setelah bayi lahir, dokter akan memotong tali pusat dan memberikan bayi kepada perawat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
5. Pengeluaran Plasenta:
- Setelah bayi lahir, plasenta akan dikeluarkan dari rahim. Dokter akan memastikan bahwa tidak ada bagian plasenta yang tertinggal di dalam rahim, karena ini dapat menyebabkan komplikasi.
6. Penutupan Sayatan:
- Setelah semua prosedur selesai, sayatan di perut dan rahim akan dijahit kembali. Dokter akan menggunakan jahitan yang dapat diserap atau jahitan yang perlu diangkat setelah beberapa waktu.
- Proses penutupan biasanya memakan waktu sekitar 30 menit hingga satu jam, tergantung pada kompleksitas prosedur.
Pemulihan Pasca Operasi
Setelah operasi, Moms akan dipindahkan ke ruang pemulihan untuk diawasi. Proses pemulihan dapat bervariasi, tetapi beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Rasa Nyeri: Rasa nyeri di area sayatan adalah hal yang normal. Dokter akan memberikan obat pereda nyeri untuk membantu mengatasi ketidaknyamanan.
- Mobilisasi: Penting untuk mulai bergerak sesegera mungkin untuk mencegah komplikasi, seperti pembekuan darah.
- Perawatan Sayatan: Jaga kebersihan area sayatan dan ikuti petunjuk dokter untuk perawatan.
Baca juga: Induksi Persalinan, Apakah Aman?

Risiko dan Komplikasi Operasi Caesar
1. Infeksi
Infeksi adalah salah satu risiko paling umum setelah operasi caesar. Infeksi dapat terjadi di area sayatan, rahim, atau organ lain di sekitar. Gejala infeksi meliputi:
- Demam
- Nyeri yang meningkat di area sayatan
- Keluarnya nanah atau cairan dari sayatan
Pencegahan: Untuk mengurangi risiko infeksi, dokter biasanya akan memberikan antibiotik sebelum dan setelah operasi. Selain itu, menjaga kebersihan area sayatan sangat penting.
2. Pendarahan
Pendarahan yang berlebihan selama atau setelah operasi adalah risiko lain yang perlu diperhatikan. Pendarahan dapat terjadi akibat kerusakan pembuluh darah selama prosedur atau masalah dengan pembekuan darah.
Gejala: Jika Moms mengalami pendarahan yang tidak normal, seperti perdarahan dari sayatan atau perdarahan vagina yang berat, segera hubungi dokter.
3. Komplikasi Anestesi
Meskipun anestesi regional seperti epidural dan spinal umumnya aman, ada risiko komplikasi yang terkait dengan anestesi, termasuk reaksi alergi atau efek samping lainnya.
Pencegahan: Diskusikan riwayat kesehatan dan alergi dengan dokter sebelum prosedur untuk meminimalkan risiko.
4. Masalah Pernapasan pada Bayi
Bayi yang lahir melalui operasi caesar mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah pernapasan, terutama jika operasi dilakukan sebelum 39 minggu kehamilan. Ini karena bayi mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk mengembangkan paru-paru dengan baik.
Gejala: Masalah pernapasan dapat ditunjukkan dengan kesulitan bernapas atau warna kulit yang kebiruan. Bayi yang mengalami masalah ini mungkin memerlukan perawatan tambahan di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
5. Komplikasi Jangka Panjang
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menjalani operasi caesar mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi dalam kehamilan berikutnya, seperti:
- Ruptur Rahim: Risiko ini meningkat jika ada bekas luka dari operasi caesar sebelumnya.
- Plasenta Previa: Kondisi di mana plasenta menutupi serviks, yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada kehamilan berikutnya.
6. Nyeri Kronis
Beberapa wanita melaporkan mengalami nyeri kronis di area sayatan setelah operasi caesar. Ini bisa disebabkan oleh jaringan parut atau kerusakan saraf selama prosedur.
Pencegahan dan Pengelolaan: Jika Moms mengalami nyeri yang berkepanjangan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca juga: Persiapan Sebelum Persalinan, Lakukan 9 Tips Ini!
Kapan Harus Memilih Operasi Caesar?
Keputusan untuk menjalani operasi caesar harus didiskusikan dengan dokter. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi:
- Kesehatan Ibu dan Bayi: Jika ada risiko kesehatan yang signifikan, operasi caesar mungkin menjadi pilihan terbaik.
- Preferensi Ibu: Beberapa Moms mungkin memilih operasi caesar karena alasan pribadi atau psikologis.
Baca juga: Kapan Boleh Berhubungan Setelah Operasi Caesar?
Operasi caesar adalah prosedur yang penting dan sering kali diperlukan untuk memastikan keselamatan Moms dan bayi. Memahami proses, risiko, dan pemulihan pasca operasi dapat membantu Moms membuat keputusan yang tepat dan mempersiapkan diri dengan baik. Jika Moms memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang operasi caesar, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang berpengalaman.
Untuk Moms yang masih dalam program kehamilan ataupun tengah mengalami permasalahan infertilitas, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Moms dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi
- (Cleveland Clinic). “Cesarean Birth (C-Section).” (10 Desember 2024).
- (NCBI). “Cesarean Delivery.” (10 Desember 2024).
- (NHS). “Caesarean Section.” (10 Desember 2024).
- (WebMD). “What Happens During a C-Section?.” (10 Desember 2024).
- (Mayo Clinic). “C-Section: About.” (10 Desember 2024).