Diastasis recti bukan sekadar perubahan fisik biasa selama kehamilan. Kondisi ini terjadi saat otot perut bagian tengah yang dikenal sebagai rectus abdominis terpisah karena tekanan dari rahim yang membesar. Bagi sebagian Moms, ini mungkin tidak menimbulkan keluhan serius. Tapi pada banyak kasus, bisa menyebabkan nyeri punggung, lemah otot inti, dan perut yang tetap menonjol setelah […]
Diastasis recti bukan sekadar perubahan fisik biasa selama kehamilan. Kondisi ini terjadi saat otot perut bagian tengah yang dikenal sebagai rectus abdominis terpisah karena tekanan dari rahim yang membesar. Bagi sebagian Moms, ini mungkin tidak menimbulkan keluhan serius. Tapi pada banyak kasus, bisa menyebabkan nyeri punggung, lemah otot inti, dan perut yang tetap menonjol setelah melahirkan. Memahami penyebab, gejala, dan langkah pencegahannya bisa membantu Moms menjaga kesehatan tubuh selama dan setelah kehamilan.
Apa Itu Diastasis Recti?
Diastasis recti adalah kondisi di mana celah antara otot perut kiri dan kanan melebar melebihi normal, akibat tekanan dari dalam rongga perut. Celah ini bisa terasa seperti ‘jurang’ atau ‘lekukan’ saat Moms mengangkat kepala dari posisi berbaring. Sekitar dua pertiga wanita hamil mengalami tingkat tertentu dari diastasis recti, terutama di trimester akhir atau setelah melahirkan.
Baca juga: Baby Bump, Kapan Mulai Terlihat Tonjolan Pada Perut Ibu Hamil?
Penyebab Diastasis Recti pada Ibu Hamil

Sumber gambar: iStock
Penyebab utamanya adalah peningkatan tekanan dalam perut seiring pertumbuhan janin. Berikut beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya diastasis recti:
-
Kehamilan ganda (bayi kembar atau lebih)
-
Bayi berukuran besar atau volume cairan ketuban tinggi
-
Pernah mengalami diastasis recti di kehamilan sebelumnya
-
Kehamilan di usia 35 tahun ke atas
-
Postur tubuh yang buruk saat hamil atau sering mengangkat beban berat
-
Kelemahan otot inti sebelum hamil
Seiring bertambahnya usia kehamilan, otot perut akan meregang untuk mengakomodasi rahim yang membesar. Jika otot tidak cukup kuat, maka bisa terjadi pemisahan.
Baca juga: Ciri-Ciri Hamil Anak Kembar dan Cara Mendeteksinya
Gejala Diastasis Recti yang Perlu Moms Perhatikan
Diastasis recti mungkin tidak langsung terasa menyakitkan, tapi ada beberapa gejala yang umum dialami:
-
Perut terlihat menonjol seperti masih hamil setelah melahirkan
-
Terlihat celah atau tonjolan di tengah perut saat duduk dari posisi berbaring
-
Nyeri punggung bawah atau nyeri pinggul
-
Postur tubuh cenderung membungkuk
-
Kesulitan mengangkat atau membawa barang
-
Perasaan lemah di area perut saat beraktivitas
Pada sebagian Moms, tonjolan ini bisa makin tampak saat batuk, bersin, atau mengejan.
Apakah Diastasis Recti Bisa Dicegah?

Sumber gambar: iStock
Tidak selalu bisa dicegah sepenuhnya, tetapi ada banyak cara untuk mengurangi risikonya atau memperparahnya:
1. Latihan Otot Inti yang Aman
Menjaga kekuatan otot inti sejak awal kehamilan penting untuk mendukung kestabilan perut dan tulang belakang. Latihan ringan seperti pelvic tilts, teknik pernapasan diafragma, dan senam dasar panggul dapat membantu memperkuat otot perut bagian dalam tanpa membahayakan kehamilan. Sebaliknya, Moms sebaiknya menghindari latihan seperti sit-up atau plank terutama saat memasuki trimester kedua dan ketiga. Gerakan yang menekan otot perut secara langsung dapat memperlebar celah otot dan meningkatkan risiko diastasis recti.
Baca juga: Gerakan Senam Kegel untuk Ibu Hamil serta Manfaatnya
2. Gunakan Teknik Postur yang Tepat
Aktivitas sederhana seperti duduk, berdiri, hingga bangkit dari tempat tidur sebaiknya dilakukan dengan postur yang benar untuk menghindari tekanan berlebih pada otot perut. Moms disarankan untuk berguling ke sisi terlebih dahulu sebelum duduk dan tidak langsung mengangkat kepala dari posisi telentang. Postur tubuh yang baik juga membantu mendistribusikan berat badan dengan lebih seimbang selama kehamilan, sehingga tekanan ke area perut bisa dikurangi. Kebiasaan kecil ini dapat memberikan dampak besar terhadap kesehatan otot inti.
3. Gunakan Sabuk Penyangga Perut jika Diperlukan
Pemakaian sabuk penyangga perut atau korset kehamilan bisa menjadi solusi tambahan untuk membantu menopang perut yang membesar. Alat ini dapat membantu meredakan tekanan pada otot perut dan punggung bagian bawah, terutama saat beraktivitas dalam waktu lama. Namun, Moms tetap perlu memastikan bahwa penggunaannya sesuai anjuran dokter atau fisioterapis. Pemakaian yang tidak tepat atau terlalu lama justru bisa membuat otot inti menjadi lemah karena terlalu tergantung pada alat bantu.
4. Hindari Mengangkat Beban Berat
Aktivitas mengangkat benda berat dapat menimbulkan tekanan tinggi di area perut dan menyebabkan celah otot makin melebar. Moms sebaiknya menghindari mengangkat anak kecil, tas belanja berat, atau benda lain selama kehamilan. Jika terpaksa harus mengangkat sesuatu, gunakan teknik yang aman dengan menekuk lutut dan mengandalkan kekuatan paha, bukan otot perut. Kebiasaan ini akan membantu mencegah tekanan berlebih pada garis tengah perut.
Baca juga: Inilah 5 Larangan yang Perlu Dihindari Saat Trimester Kedua
5. Perhatikan Pernapasan dan Teknik Mengejan
Tekanan di dalam rongga perut bisa meningkat saat mengejan, bersin, atau buang air besar. Untuk menghindari diastasis recti makin parah, Moms disarankan tidak menahan napas terlalu lama atau mengejan dengan keras dalam situasi tersebut. Teknik pernapasan yang benar dan relaksasi otot perut bisa membantu mengontrol tekanan internal tubuh. Konsultasi dengan bidan atau pelatih prenatal yoga juga bisa menjadi langkah bijak untuk melatih teknik yang aman selama kehamilan.
Baca juga: Teknik Latihan Pernapasan Saat Melahirkan
Diastasis recti adalah kondisi yang umum dialami Moms selama kehamilan, terutama di trimester akhir. Meskipun tidak selalu menimbulkan rasa sakit, dampaknya bisa dirasakan dalam bentuk gangguan postur, nyeri punggung, dan perut yang terus membuncit. Dengan deteksi dini, pencegahan lewat latihan ringan, serta dukungan penuh dari Dads, kondisi ini bisa dikelola dengan baik tanpa harus menunggu terlalu lama.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Cleveland Clinic. “Diastasis Recti”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- PMC. “Diastasis Rectus Abdominis: A Case Series”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- Pregnancy Birth and Baby. “Abdominal Separation”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- WebMD. “Abdominal Separation (Diastasis Recti)”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.