Epispadia adalah kelainan langka pada sistem genitourinari yang biasanya terdeteksi sejak bayi lahir. Kondisi ini memengaruhi letak bukaan uretra, saluran tempat keluarnya urine. Pada anak laki-laki, bukaan uretra berada di atas penis, sedangkan pada anak perempuan, bisa ditemukan di dekat klitoris atau bahkan di leher kandung kemih. Meskipun cukup jarang terjadi, epispadia memerlukan penanganan khusus […]
Epispadia adalah kelainan langka pada sistem genitourinari yang biasanya terdeteksi sejak bayi lahir. Kondisi ini memengaruhi letak bukaan uretra, saluran tempat keluarnya urine. Pada anak laki-laki, bukaan uretra berada di atas penis, sedangkan pada anak perempuan, bisa ditemukan di dekat klitoris atau bahkan di leher kandung kemih. Meskipun cukup jarang terjadi, epispadia memerlukan penanganan khusus dan menyeluruh agar tidak memengaruhi fungsi kemih maupun kualitas hidup anak saat tumbuh besar. Untuk Moms dan Dads yang baru mendengar tentang kondisi ini, berikut penjelasan lengkapnya.
Apa Itu Epispadia?
Epispadia adalah cacat bawaan lahir di mana uretra tidak berkembang dengan normal. Letak bukaan uretra tidak berada di tempat yang seharusnya. Ini bisa terjadi sendiri atau sebagai bagian dari kondisi yang lebih kompleks seperti bladder exstrophy, di mana kandung kemih berkembang di luar tubuh. Epispadia terjadi sekitar 1 dari 117.000 kelahiran laki-laki dan 1 dari 484.000 kelahiran perempuan. Karena kelainan ini memengaruhi kontrol buang air kecil dan bentuk alat kelamin, penanganannya umumnya melibatkan pembedahan sejak dini.
Baca juga: Nyeri Saat Buat Air Kecil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Gejala Epispadia

Sumber gambar: iStock
Gejala epispadia berbeda antara laki-laki dan perempuan, dan tergantung pada tingkat keparahan.
Pada Anak Laki-Laki:
-
Bukaan uretra berada di bagian atas penis, bukan ujungnya
-
Penis tampak pendek, bengkok ke atas, atau terbelah (bifid)
-
Urine tidak keluar lurus saat buang air kecil
-
Gangguan dalam kontrol kandung kemih
-
Bentuk penis tidak biasa saat ereksi
-
Kesulitan reproduksi saat dewasa jika tidak ditangani
Pada Anak Perempuan:
-
Bukaan uretra berada di lokasi abnormal, biasanya dekat klitoris
-
Struktur kelamin bagian luar tampak tidak simetris
-
Inkontinensia urine (sulit menahan pipis)
-
Infeksi saluran kemih yang berulang
Pada kasus ringan, anak mungkin hanya mengalami kesulitan mengontrol aliran urine. Namun, pada bentuk yang lebih berat, bisa memengaruhi fungsi seksual dan kontrol kandung kemih secara signifikan.
Baca juga: Mengenal Fungsi dan Gangguan pada Epididimis
Penyebab Epispadia
Hingga kini, penyebab pasti epispadia belum sepenuhnya dipahami. Namun, kondisi ini diperkirakan terjadi akibat gangguan perkembangan saat janin masih dalam kandungan, tepatnya antara minggu ke-5 dan ke-6 kehamilan.
Beberapa faktor yang diduga berkaitan antara lain:
-
Gangguan saat pembentukan struktur uretra dan penis
Gangguan ini menyebabkan uretra tidak tertutup sempurna dan bukaan uretra terbentuk di lokasi yang tidak normal. -
Kelainan kromosom atau genetik
Beberapa penelitian mencurigai adanya keterlibatan faktor genetik, terutama pada kasus yang terjadi bersamaan dengan bladder exstrophy. -
Paparan zat tertentu saat kehamilan
Meskipun belum dibuktikan kuat, paparan bahan kimia, obat-obatan, atau gangguan hormonal saat awal kehamilan bisa meningkatkan risiko kelainan kongenital.
Cara Mengatasi Epispadia

Sumber gambar: iStock
Penanganan utama epispadia adalah melalui pembedahan rekonstruktif. Tindakan ini bertujuan memperbaiki fungsi uretra, memperbaiki bentuk alat kelamin, dan meningkatkan kemampuan menahan urine.
1. Operasi Rekonstruktif Uretra
Dokter akan membuat ulang saluran uretra agar mengalir ke posisi yang normal, biasanya pada ujung penis (untuk laki-laki) atau dekat lokasi normal uretra (untuk perempuan).
2. Rekonstruksi Kandung Kemih
Pada kasus yang lebih berat, kandung kemih juga mungkin perlu diperbaiki agar bisa menyimpan urine dengan baik dan mencegah kebocoran.
Baca juga: Memahami Infeksi Saluran Kemih (ISK): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
3. Operasi Korektif Tambahan
Jika epispadia berdampak pada bentuk penis atau alat kelamin, tindakan bedah tambahan dilakukan untuk memperbaiki bentuk atau struktur otot dasar panggul.
4. Terapi Lanjutan
Setelah operasi, anak mungkin memerlukan terapi lanjutan seperti:
-
Pelatihan kandung kemih
-
Pemantauan infeksi saluran kemih
-
Konseling untuk kesiapan sosial dan psikologis saat anak memasuki usia sekolah atau remaja
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Tanpa penanganan, epispadia bisa menyebabkan:
-
Inkontinensia urine kronis
-
Gangguan psikologis karena bentuk alat kelamin yang tidak normal
-
Risiko infeksi saluran kemih berulang
Namun, dengan penanganan yang tepat, sebagian besar anak dapat hidup sehat, aktif, dan memiliki fungsi kemih yang baik.
Epispadia adalah kelainan bawaan langka yang memengaruhi letak dan bentuk uretra. Kondisi ini bisa terlihat sejak lahir dan memerlukan penanganan medis berupa operasi rekonstruktif untuk memperbaiki fungsi kemih dan bentuk alat kelamin. Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, sebagian besar anak bisa tumbuh sehat, aktif, dan memiliki kualitas hidup yang baik. Dukungan penuh dari Moms dan Dads selama proses perawatan menjadi kunci utama keberhasilan jangka panjang.
Referensi:
- NCBI. “Epispadias”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- Cleveland Clinic. “Epispadias”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- Osmosis. “Epispadias”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.