Semua Artikel

Hipotiroidisme: Gejala, Penyebab, dan Dampaknya

Hamzah
12 May 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Hipotiroidisme: Gejala, Penyebab, dan Dampaknya

Hipotiroidisme adalah kondisi yang kerap tidak disadari karena gejalanya muncul perlahan dan menyerupai keluhan umum lainnya. Tapi, jika tidak ditangani, hipotiroidisme bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan, termasuk mengganggu kesuburan. Bagi Moms yang sedang merencanakan kehamilan atau Dads yang peduli dengan kesehatan pasangan, penting untuk memahami apa itu hipotiroidisme, penyebabnya, gejalanya, serta pengobatan yang […]

Hipotiroidisme adalah kondisi yang kerap tidak disadari karena gejalanya muncul perlahan dan menyerupai keluhan umum lainnya. Tapi, jika tidak ditangani, hipotiroidisme bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan, termasuk mengganggu kesuburan. Bagi Moms yang sedang merencanakan kehamilan atau Dads yang peduli dengan kesehatan pasangan, penting untuk memahami apa itu hipotiroidisme, penyebabnya, gejalanya, serta pengobatan yang tersedia.

Apa Itu Hipotiroidisme?

Hipotiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid. Hormon ini berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh, mengontrol energi, suhu tubuh, serta fungsi organ vital lainnya. Ketika kadarnya rendah, tubuh pun menjadi “lambat” dalam merespons berbagai fungsi penting. Hipotiroidisme lebih umum terjadi pada wanita, terutama yang berusia di atas 60 tahun, namun bisa dialami siapa saja, termasuk anak-anak.

Penyebab Hipotiroidisme

Hipotiroidisme

Sumber gambar: iStock

1. Penyakit Hashimoto (Tiroiditis Autoimun)

Hashimoto adalah penyebab paling umum dari hipotiroidisme. Kondisi ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh keliru menyerang jaringan tiroid, menyebabkan peradangan dan perlahan menghancurkan kemampuan kelenjar tersebut untuk memproduksi hormon. Serangan ini berlangsung kronis dan menyebabkan penurunan fungsi tiroid secara bertahap.

Pada Moms, penyakit Hashimoto sering muncul setelah melahirkan atau saat terjadi perubahan hormon yang signifikan. Karena gejalanya mirip dengan kelelahan atau depresi, banyak yang tidak menyadari bahwa masalah tiroid adalah akar masalahnya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kadar TSH (thyroid-stimulating hormone) secara berkala jika ada keluhan seperti lemas, kulit kering, dan rambut rontok.

Baca juga: Berikut Cara Mencegah Penyakit Autoimun Sejak Dini

2. Efek Pengobatan

Pengobatan untuk hipertiroidisme juga dapat menjadi penyebab hipotiroidisme. Terapi seperti iodium radioaktif atau tindakan operasi pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid dapat mengurangi produksi hormon secara permanen. Akibatnya, pasien harus menjalani terapi pengganti hormon seumur hidup untuk menjaga keseimbangan metabolisme.

Pada Dads atau Moms yang pernah menjalani prosedur ini, penting untuk terus memantau kadar hormon tiroid dan menyesuaikan dosis obat jika diperlukan. Tanpa pengawasan yang tepat, gejala hipotiroid bisa kembali muncul dan mengganggu aktivitas sehari-hari serta kesuburan.

3. Kekurangan Yodium

Yodium adalah mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hormon tiroid. Di beberapa negara berkembang, kekurangan yodium masih menjadi penyebab utama hipotiroidisme, terutama pada anak-anak dan ibu hamil. Gejala seperti pembesaran kelenjar tiroid (gondok) bisa menjadi tanda awal yang perlu diwaspadai.

Untuk Moms yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan, kecukupan yodium sangat penting demi perkembangan otak janin. Konsumsi garam beryodium dan makanan laut dapat membantu mencukupi kebutuhan harian, namun tetap perlu dikonsultasikan dengan dokter agar tidak berlebihan.

4. Gangguan Kongenital

Beberapa bayi dilahirkan tanpa kelenjar tiroid atau dengan kelenjar yang tidak berkembang sempurna. Kondisi ini dikenal sebagai hipotiroidisme kongenital dan bisa berdampak serius jika tidak terdeteksi sejak dini. Gejala bisa sangat halus, namun pemeriksaan skrining saat bayi baru lahir biasanya dapat mendeteksinya dengan cepat.

Pada kasus seperti ini, penanganan dini dengan pemberian hormon tiroid sintetis dapat membantu mencegah gangguan perkembangan fisik dan mental. Jika Moms memiliki riwayat gangguan tiroid dalam keluarga, sangat dianjurkan untuk memantau kondisi tiroid si kecil sejak awal.

5. Efek Samping Obat

Beberapa jenis obat dapat mengganggu produksi hormon tiroid, terutama lithium yang biasa digunakan untuk gangguan bipolar, dan amiodarone yang digunakan untuk gangguan irama jantung. Efeknya bisa membuat produksi hormon tiroid menurun secara perlahan, sehingga menyebabkan hipotiroidisme.

Jika Moms atau Dads sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu dan mulai merasakan gejala seperti kelelahan ekstrem, sulit berkonsentrasi, atau naiknya berat badan tanpa sebab, segera konsultasikan dengan dokter. Pemantauan fungsi tiroid secara rutin sangat disarankan bagi pengguna obat-obatan dengan risiko tinggi terhadap tiroid.

Baca juga: Obat-Obatan yang Dapat Ganggu Kesuburan Pria dan Wanita

Gejala Hipotiroidisme

Gejala hipotiroidisme bisa bervariasi, tergantung tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang paling umum meliputi:

  • Mudah lelah
  • Kulit kering
  • Berat badan naik meski tidak makan berlebih
  • Sensitif terhadap suhu dingin
  • Wajah tampak bengkak
  • Detak jantung melambat
  • Suara serak
  • Konstipasi
  • Depresi atau perubahan suasana hati
  • Siklus menstruasi tidak teratur pada Moms

Bila tidak ditangani, hipotiroidisme juga bisa menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid (gondok) dan komplikasi jangka panjang seperti infertilitas, masalah jantung, hingga mixedema, kondisi langka namun serius.

Baca juga: Hipertiroidisme: Gejala, Penanganan dan Risikonya

Hipotiroidisme dan Kesuburan

Hipotiroidisme

Sumber gambar: iStock

Bagi Moms yang sedang berjuang mendapatkan momongan, hipotiroidisme bisa menjadi salah satu faktor penghambat. Hormon tiroid sangat memengaruhi siklus ovulasi dan kesehatan rahim. Ketika produksi hormon tiroid rendah, ovulasi bisa terganggu, sehingga peluang kehamilan menurun.

Bahkan jika Moms berhasil hamil, hipotiroidisme yang tidak terkendali bisa meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, atau gangguan perkembangan janin. Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kadar TSH (thyroid-stimulating hormone) saat program hamil. Bagi Dads, meskipun kasus hipotiroidisme lebih jarang terjadi, kondisi ini juga bisa memengaruhi produksi sperma dan gairah seksual.

Baca juga: Apakah Penyakit Tiroid dapat Mempengaruhi Kesuburan

Pengobatan Hipotiroidisme

Kabar baiknya, hipotiroidisme adalah kondisi yang bisa dikelola dengan baik menggunakan terapi hormon. Pengobatan standar adalah penggunaan levothyroxine, hormon sintetis yang bekerja menggantikan hormon tiroid yang tidak diproduksi tubuh. Obat ini biasanya dikonsumsi seumur hidup, namun dosisnya bisa disesuaikan sesuai kebutuhan tubuh.

Selama menjalani pengobatan, dokter akan memantau kadar TSH secara berkala untuk memastikan tubuh menerima dosis yang tepat. Dalam banyak kasus, gejala mulai membaik dalam beberapa minggu setelah pengobatan dimulai. Selain itu, pola hidup sehat juga sangat dianjurkan. Mengonsumsi makanan kaya yodium, selenium, dan zinc dapat membantu fungsi tiroid. Olahraga rutin dan manajemen stres juga turut mendukung keseimbangan hormon dalam tubuh.

Jika Moms atau Dads merasa mengalami beberapa gejala seperti kelelahan berkepanjangan, gangguan menstruasi, penambahan berat badan tanpa sebab, atau kesulitan memiliki anak, sebaiknya segera periksakan diri. Pemeriksaan fungsi tiroid sangat sederhana dan bisa memberikan gambaran jelas tentang kondisi kesehatan hormon tubuh.

Hipotiroidisme adalah kondisi kronis yang dapat memengaruhi banyak aspek kesehatan, termasuk metabolisme, suasana hati, dan kesuburan. Meskipun gejalanya berkembang perlahan, dampaknya bisa signifikan bila dibiarkan tanpa pengobatan. Dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan rutin, Moms dan Dads dapat tetap menjalani hidup sehat dan aktif tanpa gangguan berarti dari kondisi ini.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi:

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Kesehatan 5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

Admin
14 Nov 2025

Keputihan adalah cairan yang diproduksi secara alami oleh kelenjar di vagina dan serviks. Fungsi utamanya adalah menjaga kesehatan dengan membersihkan sel-sel mati dan bakteri dari area vagina. Namun, perubahan pada…

Selengkapnya
Kesehatan Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Hamzah
13 Nov 2025

Konsumsi gula berlebih dapat berdampak negatif pada kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Gula dalam jumlah tinggi dapat mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan risiko resistensi insulin, serta berkontribusi terhadap peradangan dalam…

Selengkapnya
Kesehatan 5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

Admin
08 Nov 2025

Kekurangan hormon estrogen bisa menimbulkan berbagai keluhan fisik dan emosional yang sering kali tidak disadari sejak awal. Baik Moms maupun Dads, penting untuk memahami bagaimana penurunan hormon ini bisa memengaruhi…

Selengkapnya