Morula IVF

Apakah Penyakit Tiroid dapat Mempengaruhi Kesuburan

February 24, 2025

Apakah Penyakit Tiroid dapat Mempengaruhi Kesuburan

Penyakit tiroid, baik hipotiroidisme maupun hipertiroidisme, dapat berdampak signifikan pada kesuburan wanita. Ketidakseimbangan hormon tiroid dapat mengganggu siklus menstruasi, menghambat ovulasi, dan bahkan meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan.

Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang berperan dalam mengatur metabolisme tubuh, termasuk fungsi reproduksi. Hormon-hormon ini berinteraksi dengan hormon lain seperti estrogen dan progesteron untuk mengontrol siklus menstruasi dan ovulasi. Jika kadar hormon tiroid tidak seimbang, maka kesuburan pun bisa terpengaruh.

Dampak Hipotiroidisme pada Kesuburan

Hipotiroidisme adalah kondisi di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Karena hormon tiroid memiliki peran penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk sistem reproduksi, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesuburan yang menghambat peluang kehamilan.

1. Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Kadar hormon tiroid yang rendah dapat mengganggu produksi hormon reproduksi, seperti follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), yang bertanggung jawab dalam mengatur siklus menstruasi dan ovulasi. Akibatnya, wanita dengan hipotiroidisme sering mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, lebih panjang, atau bahkan mengalami amenore (tidak menstruasi sama sekali).

Ketidakseimbangan ini juga dapat menyebabkan menstruasi menjadi lebih berat atau lebih ringan dari biasanya. Tanpa siklus yang teratur, sulit untuk menentukan kapan masa subur terjadi, sehingga kemungkinan untuk hamil menjadi lebih rendah.

2. Ovulasi Tidak Teratur atau Tidak Terjadi

Selain mengganggu siklus menstruasi, hipotiroidisme juga dapat memengaruhi pelepasan sel telur (ovulasi). Dalam kondisi normal, tubuh mengeluarkan sinyal hormon untuk merangsang ovarium melepaskan sel telur setiap bulan. Namun, kadar hormon tiroid yang rendah dapat menghambat proses ini, sehingga ovulasi menjadi tidak teratur atau bahkan tidak terjadi sama sekali (anovulasi).

Ketika ovulasi tidak terjadi, peluang untuk hamil menjadi sangat kecil, karena tidak ada sel telur yang bisa dibuahi oleh sperma. Bahkan jika ovulasi terjadi, tetapi dalam pola yang tidak menentu, sulit bagi pasangan untuk merencanakan hubungan intim pada waktu yang paling subur.

3. Risiko Keguguran Lebih Tinggi

Wanita dengan hipotiroidisme yang tidak terkontrol memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran pada trimester pertama kehamilan. Ketidakseimbangan hormon tiroid dapat memengaruhi implantasi embrio di dalam rahim, sehingga meningkatkan kemungkinan keguguran dini. Selain itu, kadar hormon tiroid yang rendah dapat menghambat perkembangan plasenta dan suplai darah ke janin, yang sangat penting untuk menjaga kehamilan tetap sehat.

Hipotiroidisme juga dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi kehamilan lainnya, seperti preeklamsia, persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah pada bayi. Oleh karena itu, wanita dengan riwayat hipotiroidisme yang ingin hamil sebaiknya menjalani pemeriksaan kadar hormon tiroid secara rutin untuk memastikan keseimbangannya tetap terjaga selama kehamilan.

Baca juga: 6 Larangan Untuk Ibu Hamil Agar Tidak Keguguran

4. Penurunan Kualitas Sel Telur

Selain mempengaruhi ovulasi, hipotiroidisme juga dapat berdampak pada kualitas sel telur yang dihasilkan. Karena metabolisme tubuh menjadi lebih lambat akibat kekurangan hormon tiroid, perkembangan dan pematangan sel telur juga dapat terganggu.

Sel telur yang tidak berkembang dengan baik memiliki peluang lebih rendah untuk dibuahi dan berkembang menjadi embrio yang sehat. Ini juga dapat meningkatkan risiko kegagalan implantasi atau kelainan kromosom pada janin.

Dampak Hipertiroidisme pada Kesuburan

Sebaliknya dari hipotiroidisme, hipertiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon dalam jumlah berlebihan. Hormon tiroid yang terlalu tinggi dapat mempercepat metabolisme tubuh secara berlebihan, yang pada akhirnya memengaruhi berbagai sistem, termasuk sistem reproduksi. Ketidakseimbangan hormon ini dapat mengganggu proses ovulasi, siklus menstruasi, hingga menurunkan peluang kehamilan.

1. Gangguan Siklus Menstruasi

Hormon tiroid yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan hormon reproduksi, seperti estrogen dan progesteron, yang berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi.

Akibatnya, wanita dengan hipertiroidisme sering mengalami menstruasi yang tidak teratur, lebih pendek, atau bahkan sangat ringan. Dalam beberapa kasus, menstruasi bisa berhenti sama sekali (amenore). Siklus yang tidak stabil ini dapat membuat ovulasi menjadi tidak terduga, sehingga sulit untuk menentukan masa subur dan meningkatkan peluang kehamilan.

2. Peningkatan Risiko Keguguran dan Kelahiran Prematur

Wanita yang mengalami hipertiroidisme yang tidak terkontrol memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran di trimester pertama kehamilan. Kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi dapat menyebabkan detak jantung janin menjadi tidak stabil, serta memengaruhi suplai darah ke rahim. Selain itu, hipertiroidisme juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur, yang dapat berdampak pada perkembangan bayi di dalam kandungan.

Jika kehamilan berhasil terjadi, wanita dengan hipertiroidisme juga lebih rentan mengalami preeklamsia, kondisi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Oleh karena itu, pengelolaan kadar hormon tiroid sebelum dan selama kehamilan menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi ini.

Baca juga: Mengapa Keguguran Bisa Terjadi? Ketahui Faktor Penyebab hingga Tindakan Terbaiknya

3. Gangguan Implantasi Embrio

Salah satu dampak dari hipertiroidisme terhadap kesuburan adalah terganggunya proses implantasi embrio di dalam rahim. Hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan pada lapisan endometrium, sehingga membuat embrio sulit menempel dengan baik setelah pembuahan. Jika implantasi tidak berhasil, maka kehamilan tidak akan terjadi meskipun pembuahan telah berlangsung.

Hal ini menjadi tantangan bagi pasangan yang sedang menjalani program hamil, termasuk prosedur bayi tabung (IVF). Oleh karena itu, penting untuk memastikan kadar hormon tiroid dalam kondisi normal sebelum memulai program kehamilan agar peluang keberhasilan lebih tinggi.

4. Penurunan Kesuburan Akibat Gangguan Hormon Lain

Hipertiroidisme tidak hanya berdampak pada hormon tiroid, tetapi juga dapat memengaruhi hormon lain yang berperan dalam kesuburan. Hormon prolaktin, yang seharusnya membantu regulasi siklus ovulasi, bisa terganggu akibat tingginya kadar hormon tiroid.

Selain itu, ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron juga dapat menghambat pematangan sel telur, membuat ovulasi tidak teratur, dan mengurangi peluang kehamilan. Dalam jangka panjang, gangguan keseimbangan hormon ini dapat menyebabkan infertilitas jika tidak ditangani dengan baik.

Penyakit tiroid dapat berdampak besar pada kesuburan dengan mempengaruhi siklus menstruasi, ovulasi, dan kualitas sel telur. Baik hipotiroidisme maupun hipertiroidisme dapat meningkatkan risiko keguguran serta komplikasi kehamilan. Namun, dengan diagnosis yang tepat, pengelolaan medis yang baik, serta perubahan gaya hidup sehat, Moms tetap memiliki peluang besar untuk hamil secara alami dan menjalani kehamilan yang sehat.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Anda dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung