Kanker payudara masih menjadi salah satu jenis kanker paling umum pada wanita di seluruh dunia. Meski bisa menyerang siapa saja, deteksi dini memberi peluang besar untuk sembuh. Bagi Moms dan Dads, memahami penyebab, mengenali gejala sejak awal, serta mengetahui pilihan pengobatan adalah langkah penting untuk melindungi diri dan orang tersayang dari risiko penyakit ini. Berikut […]
Kanker payudara masih menjadi salah satu jenis kanker paling umum pada wanita di seluruh dunia. Meski bisa menyerang siapa saja, deteksi dini memberi peluang besar untuk sembuh. Bagi Moms dan Dads, memahami penyebab, mengenali gejala sejak awal, serta mengetahui pilihan pengobatan adalah langkah penting untuk melindungi diri dan orang tersayang dari risiko penyakit ini. Berikut penjelasan lengkap yang bisa menjadi panduan praktis dan informatif.
Apa Itu Kanker Payudara?
Kanker payudara terjadi ketika sel di jaringan payudara tumbuh secara tidak terkendali dan membentuk benjolan atau tumor ganas. Kanker ini paling sering berkembang di saluran penghasil susu (ductal carcinoma), tetapi bisa juga muncul di lobulus (penghasil susu) atau jaringan lainnya di payudara. Meskipun lebih banyak menyerang wanita, Dads juga bisa terkena kanker payudara, meskipun persentasenya jauh lebih kecil.
Penyebab Kanker Payudara

Sumber gambar: iStock
Kanker payudara disebabkan oleh mutasi DNA yang menyebabkan sel payudara tumbuh abnormal. Belum ada satu penyebab pasti, tapi ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengalaminya.
1. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga
Mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 merupakan penyebab utama kanker payudara yang diturunkan secara genetik. Jika Moms atau Dads memiliki anggota keluarga dekat seperti ibu, saudara perempuan, atau anak yang pernah terkena kanker payudara, maka risiko untuk mengembangkan penyakit ini bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat.
2. Usia dan Jenis Kelamin
Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus ditemukan pada wanita di atas usia 50 tahun, terutama setelah menopause. Meskipun lebih jarang, pria juga bisa terkena kanker payudara. Namun, karena jaringan payudara pria lebih sedikit, penyakit ini biasanya terdeteksi pada stadium yang lebih lanjut.
Baca juga: 9 Gejala & Tanda-Tanda Menuju Menopause: Panduan Lengkap
3. Perubahan Hormon dan Menstruasi Dini
Wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun atau menopause setelah usia 55 tahun memiliki paparan estrogen yang lebih panjang. Paparan hormon dalam jangka waktu lama ini bisa meningkatkan kemungkinan pertumbuhan sel kanker di jaringan payudara. Estrogen merangsang pembelahan sel di payudara. Ketika proses ini berlangsung tanpa kendali, risiko mutasi sel yang berbahaya akan meningkat.
Baca juga: 6 Gangguan kesehatan Karena Hormon Estrogen Berlebih pada Wanita
4. Kehamilan dan Menyusui
Wanita yang tidak pernah hamil atau menyusui memiliki risiko kanker payudara yang sedikit lebih tinggi dibandingkan mereka yang pernah melahirkan. Sebaliknya, menyusui selama lebih dari satu tahun diyakini memberikan efek protektif terhadap risiko kanker. Proses menyusui membantu mengatur hormon estrogen dan mempercepat pengeluaran sel-sel payudara yang mungkin mengalami perubahan abnormal. Hal ini membantu mengurangi kemungkinan perkembangan kanker di kemudian hari.
5. Gaya Hidup Tidak Sehat
Kebiasaan seperti mengonsumsi alkohol secara berlebihan, kurang olahraga, obesitas, serta pola makan tinggi lemak jenuh dan rendah serat dapat memperbesar risiko kanker payudara. Lemak berlebih dapat meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh, yang memicu pertumbuhan sel kanker. Aktivitas fisik rutin, menjaga berat badan ideal, dan mengonsumsi makanan bergizi tinggi antioksidan dapat membantu menurunkan risiko kanker secara signifikan, khususnya untuk Moms yang memiliki faktor risiko lainnya.
Baca juga: 10 Pedoman Gizi Seimbang: Panduan untuk Hidup Sehat
6. Paparan Radiasi
Paparan sinar radiasi, terutama pada bagian dada saat usia muda, terbukti meningkatkan risiko kanker payudara di kemudian hari. Ini umum terjadi pada individu yang menjalani terapi radiasi untuk pengobatan kanker lain saat remaja. Sel-sel muda yang masih berkembang lebih rentan terhadap kerusakan akibat radiasi. Oleh karena itu, penting bagi Moms dan Dads yang pernah menjalani terapi serupa untuk melakukan pemeriksaan payudara rutin sebagai langkah deteksi dini.
Gejala Kanker Payudara yang Harus Diwaspadai
Moms perlu mengenali gejala awal kanker payudara, karena banyak kasus berhasil ditangani berkat deteksi dini. Beberapa gejala umum yang perlu diperhatikan:
-
Benjolan di payudara atau ketiak yang tidak hilang
-
Perubahan ukuran atau bentuk payudara
-
Kulit payudara tampak mengerut seperti kulit jeruk
-
Puting tertarik ke dalam atau berubah bentuk
-
Keluar cairan dari puting (terutama berdarah)
-
Kemerahan atau bengkak yang tidak kunjung membaik
Tidak semua benjolan berarti kanker, tapi penting untuk segera memeriksakannya ke tenaga medis profesional.
Baca juga: Payudara Nyeri Sebelah Kanan: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Pengobatan Kanker Payudara

Sumber gambar: iStock
Pilihan pengobatan bergantung pada stadium kanker, jenis sel, usia, dan kondisi kesehatan umum. Menurut Mayo Clinic dan NCBI, beberapa metode penanganan utama adalah:
1. Operasi (Mastektomi atau Lumpektomi)
Mengangkat tumor atau seluruh payudara tergantung pada tingkat penyebaran. Lumpektomi biasanya dilakukan pada stadium awal, sementara mastektomi dilakukan jika kanker lebih menyebar.
2. Kemoterapi
Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Diberikan sebelum (neoadjuvant) atau sesudah operasi (adjuvant).
Baca juga: Apakah Efek Kemoterapi Dapat Mengganggu Kesuburan?
3. Radioterapi
Menggunakan sinar X atau partikel energi tinggi untuk membunuh sel kanker yang tersisa setelah operasi.
4. Terapi Hormon
Digunakan jika kanker tergolong hormon-sensitif. Tujuannya adalah menekan efek estrogen atau progesteron yang bisa memicu pertumbuhan kanker.
5. Terapi Targeted
Menyerang protein tertentu di sel kanker tanpa merusak sel sehat di sekitarnya. Efektif pada jenis kanker yang memiliki mutasi gen tertentu, seperti HER2+.
Kehamilan dan Kanker Payudara
Wanita yang menjalani pengobatan kanker payudara tetap bisa memiliki peluang hamil. Namun, pengobatan seperti kemoterapi dapat memengaruhi kesuburan, sehingga penting untuk berdiskusi dengan dokter tentang opsi penyimpanan sel telur sebelum terapi dimulai.
Dads bisa jadi pendamping emosional terbaik untuk Moms yang sedang menjalani pemeriksaan atau pengobatan. Dukungan penuh dari pasangan membantu meringankan stres dan menjaga motivasi selama proses pemulihan.
Kanker payudara bisa menyerang siapa saja, tapi dengan pemahaman yang tepat dan deteksi dini, peluang sembuh sangat tinggi. Mengenali penyebab, memahami gejala, dan mengetahui pilihan pengobatan membuat Moms dan Dads lebih siap menghadapi kondisi ini, baik untuk diri sendiri maupun orang tercinta. Jangan ragu melakukan pemeriksaan jika ada perubahan mencurigakan pada payudara—karena langkah kecil hari ini bisa menyelamatkan kehidupan esok hari.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Mayo Clinic. “Breast Cancer: Symptoms and Causes”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- Cleveland Clinic. “Breast Cancer”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- NCBI. “Breast Cancer”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- Nature. “Whole-Genome Profiling of Indonesian Breast Cancer”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- BreastCancer.org. “Fertility and Pregnancy Issues”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.