Morula IVF

Makanan yang Dapat Meningkatkan Risiko Bayi Lahir Cacat

February 5, 2025

Makanan yang Dapat Meningkatkan Risiko Bayi Lahir Cacat

Selama kehamilan, Moms perlu lebih selektif dalam memilih makanan. Asupan nutrisi yang tepat tidak hanya mendukung kesehatan Moms, tetapi juga sangat penting untuk perkembangan janin. Namun, ada beberapa jenis makanan yang bisa berisiko bagi kehamilan dan meningkatkan kemungkinan bayi lahir dengan kelainan bawaan atau cacat lahir.

Kesehatan dan perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi ibu selama kehamilan. Beberapa jenis makanan dan minuman tertentu bisa berdampak negatif pada perkembangan janin, bahkan meningkatkan risiko cacat lahir. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui makanan yang sebaiknya dihindari demi menjaga kesehatan bayi. Berikut adalah beberapa makanan yang berisiko meningkatkan cacat lahir dan alasan mengapa harus dihindari.

Makanan yang Berisiko Meningkatkan Cacat Lahir pada Bayi

1. Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi

Ikan merupakan sumber protein dan asam lemak omega-3 yang baik untuk perkembangan otak janin, tetapi tidak semua jenis ikan aman dikonsumsi selama kehamilan. Beberapa ikan mengandung kadar merkuri yang tinggi, yang dapat mengganggu perkembangan otak dan sistem saraf janin. Paparan merkuri dalam jumlah besar telah dikaitkan dengan gangguan kognitif, keterlambatan perkembangan, serta gangguan saraf pada bayi.

Beberapa ikan yang tinggi merkuri dan sebaiknya dihindari meliputi hiu, tuna sirip kuning dan sirip biru, king mackerel, ikan pedang (swordfish), dan tilefish. Sebagai alternatif yang lebih aman, pilihlah ikan yang rendah merkuri seperti salmon, sarden, dan ikan lele, yang tetap memberikan manfaat omega-3 tanpa risiko toksisitas merkuri.

2. Daging Mentah atau Setengah Matang

Daging mentah atau kurang matang berisiko mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella, Listeria, dan Toxoplasma. Infeksi akibat bakteri ini dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, serta kelainan kongenital pada bayi.

Makanan yang harus dihindari termasuk daging steak yang dimasak setengah matang (medium rare), sushi dengan ikan mentah, serta sosis atau daging olahan yang tidak dipanaskan dengan baik. Agar lebih aman, pastikan semua daging, unggas, dan ikan dimasak dengan suhu minimal 75°C untuk membunuh bakteri yang berpotensi membahayakan kesehatan janin.

3. Produk Susu dan Keju yang Tidak Dipasteurisasi

Produk susu yang tidak dipasteurisasi dapat mengandung Listeria, bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius pada ibu hamil. Infeksi ini bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat atau mengalami komplikasi kesehatan lainnya, termasuk meningitis dan sepsis pada bayi baru lahir.

Beberapa produk yang harus dihindari termasuk keju lunak seperti Brie, Camembert, dan Feta yang tidak dipasteurisasi, susu segar yang belum dipasteurisasi, serta yogurt atau produk susu lainnya yang belum melewati proses pasteurisasi. Sebagai alternatif aman, pilihlah produk susu yang berlabel “pasteurisasi” karena proses ini membunuh bakteri tanpa mengurangi kandungan gizinya.

Baca juga: Inilah 3 Manfaat Keju untuk Ibu Hamil Secara Lengkap di Sini

4. Alkohol dan Minuman Beralkohol

Alkohol adalah salah satu zat yang paling berbahaya bagi perkembangan janin. Konsumsi alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan Fetal Alcohol Syndrome (FAS), yang berakibat pada gangguan perkembangan otak dan intelektual bayi, cacat wajah atau bentuk tubuh yang abnormal, serta gangguan perilaku dan kesulitan belajar di kemudian hari.

Karena tidak ada jumlah alkohol yang dianggap aman selama kehamilan, sebaiknya ibu hamil menghindari alkohol sepenuhnya. Sebagai alternatif, pilihlah minuman yang lebih sehat seperti jus buah segar atau infused water yang menyegarkan dan tetap aman untuk janin.

5. Makanan Kalengan dengan Kandungan BPA

Bisphenol-A (BPA) adalah bahan kimia yang digunakan dalam lapisan kaleng makanan dan dapat mengganggu keseimbangan hormon pada janin. Paparan BPA yang berlebihan selama kehamilan dikaitkan dengan risiko keguguran, gangguan perkembangan otak, serta peningkatan kemungkinan bayi lahir dengan cacat lahir tertentu.

Beberapa makanan kalengan yang perlu dihindari adalah sup kalengan, sayuran atau buah dalam kaleng dengan kemasan berbahan BPA, serta makanan olahan dalam kaleng yang sudah berkarat atau menggembung. Untuk mengurangi risiko paparan BPA, pilihlah produk dengan label “BPA-free” atau konsumsi makanan segar sebagai pengganti makanan kalengan.

6. Makanan Cepat Saji dengan Lemak Trans

Makanan cepat saji sering kali mengandung lemak trans, yang dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh dan mengganggu perkembangan janin. Studi menunjukkan bahwa konsumsi lemak trans dalam jumlah tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan perkembangan sistem saraf bayi, peningkatan risiko obesitas pada anak, serta gangguan metabolisme yang bisa berdampak jangka panjang.

Beberapa makanan yang kaya akan lemak trans dan sebaiknya dihindari adalah kentang goreng dan makanan yang digoreng dengan minyak berulang, margarin yang mengandung lemak trans, serta biskuit atau makanan olahan yang menggunakan minyak terhidrogenasi. Sebagai alternatif, ibu hamil sebaiknya menggunakan minyak sehat seperti minyak zaitun atau minyak kelapa untuk memasak, serta memilih makanan yang dimasak sendiri daripada makanan cepat saji.

Baca juga: Makan Junk Food Saat Hamil, Apakah Aman untuk Ibu dan Janin?

7. Kafein Berlebihan

Kafein adalah stimulan yang dapat melewati plasenta dan memengaruhi detak jantung serta metabolisme janin. Konsumsi kafein yang berlebihan selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran, berat badan lahir rendah, serta detak jantung janin yang tidak teratur.

Untuk memastikan keamanan, batas aman konsumsi kafein bagi ibu hamil adalah maksimal 200 mg per hari atau setara dengan satu cangkir kopi. Jika Moms tetap ingin terjaga tanpa mengonsumsi kafein berlebih, alternatif yang lebih sehat adalah teh herbal yang aman untuk ibu hamil atau memperbanyak konsumsi air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Selama kehamilan, Moms harus lebih selektif dalam memilih makanan agar dapat mengurangi risiko bayi lahir cacat. Beberapa jenis makanan seperti ikan tinggi merkuri, daging mentah, produk susu yang tidak dipasteurisasi, alkohol, makanan kalengan dengan BPA, lemak trans, dan kafein berlebihan dapat memberikan dampak negatif bagi janin jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak tepat.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung