Morula IVF

Mengenal Komplikasi Kehamilan Kembar & Apa yang Harus Dilakukan

January 11, 2023

Mengenal Komplikasi Kehamilan Kembar & Apa yang Harus Dilakukan

Kepastian mengenai kehamilan merupakan kabar yang menggembirakan. Lantas, bagaimana jika ternyata kehamilan tersebut kembar? Akankah menjadi kabar gembira atau justru calon orangtua merasa panik? Wanita yang mengalami kehamilan kembar tentunya lebih rentan dibandingkan kehamilan tunggal. Karenanya, penting untuk memahami perihal kehamilan kembar dan mewaspadai komplikasi yang mungkin saja terjadi saat hamil kembar.

Pengertian Kehamilan Kembar

Kehamilan kembar adalah ketika seorang wanita mengandung dua janin atau lebih secara bersamaan. Jika dibandingkan dengan kehamilan spontan, kondisi ini banyak berasal dari fertilisasi in vitro atau proses bayi tabung. Tetapi, ada juga beberapa hal yang bisa meningkatkan peluang hamil kembar secara spontan, seperti faktor keturunan, riwayat kehamilan, hingga usia wanita saat mengandung.

Hamil anak kembar bisa diketahui secara pasti melalui pemeriksaan USG dan laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium, hormon hCG wanita yang hamil kembar akan lebih tinggi. Meski begitu, tidak selalu hormon hCG tinggi pertanda kehamilan kembar. Ada pun beberapa firasat kehamilan kembar yang bisa dirasakan. Memang tidak selalu akurat, namun biasanya gejalanya akan berbeda dengan wanita yang sedang hamil tunggal, seperti:

  • Perut berukuran lebih besar sejak awal kehamilan
  • Kenaikan berat badan berlebih
  • Merasa lelah, mual, dan muntah berlebihan
  • Merasakan sakit punggung sejak awal kehamilan
  • Gerakan janin terasa lebih dini, biasanya pada awal trimester kedua

Ada beberapa kasus kehamilan kembar yang perlu dipahami calon orang tua, di antaranya:

  1. Dua plasenta, dua kantong ketuban. Ibu dengan kondisi ini akan melahirkan bayi kembar non identik yang memungkian ketidaksamaan jenis kelamin, sifat, hingga kemiripan wajah.
  2. Satu plasenta, dua kantong ketuban. Kondisi ini membuat bayi lahir identik yang memungkinkan kemiripan jenis kelamin, perawakan fisik, pun sifat. 
  3. Satu plasenta, satu kantong ketuban. Kondisi ini cukup langka dan sangat berisiko dibanding kondisi kehamilan lainnya, karena kemungkinan komplikasi kehamilan akan meningkat dan sangat mungkin terjadi ketidakseimbangan nutrisi, darah, serta organ vital lainnya. 

Komplikasi Kehamilan Kembar

Seringkali kehamilan kembar dikhawatirkan memiliki komplikasi berlebih hingga resiko keguguran. Bisa dikatakan, memang sebagian kehamilan kembar lebih berisiko dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Beberapa resiko komplikasi dari kehamilan kembar, antara lain:

1. Preeklampsia

Beberapa kehamilan kerap dibayang-bayangi kondisi ini. Preeklampsia merupakan komplikasi pada ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah dan protein tinggi biasanya sejak usia kehamilan di atas 20 minggu. Beberapa gejala preeklampsia, seperti sakit kepala berat, nyeri bagian perut atas, mual dan muntah, pembengkakan di beberapa bagian tubuh, serta terkadang disertai sesak napas.

2. Berat badan rendah

Resiko komplikasi berikutnya adalah BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Menurut WHO, yang termasuk BBLR adalah bayi dengan berat kelahiran 2.500 gram. Pada kehamilan kembar, rahim ibu menjadi sangat sempit seiring bertambahnya usia. Hal ini yang kemudian menyebabkan beberapa bayi kembar mengalami BBLR. 

3. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional terjadi karena tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin yang cukup untuk mengontrol kadar gula darah selama masa kehamilan. Resiko ibu dengan kehamilan kembar mengalami komplikasi ini sekitar 4 – 10 %. Gejalanya yang paling kentara adalah selalu merasa haus, sering buang air kecil, penglihatan kabur, mual kadang disertai muntah, hingga mengalami infeksi kandung kemih dan terkadang infeksi vagina.

4. Sindrom transfusi kembar ke kembar

Dunia media menyebut komplikasi ini dengan istilah TTTS (Twin to Twin Transfusion Syndrome). TTTS merupakan kelainan yang kerap menimpa bayi kembar identik, karena mendapatkan suplai darah melalui plasenta yang sama. Komplikasi ini dapat menyebabkan pasokan alirah darah berlebih ke salah satu bayi, sementara yang lainnya kekurangan.

5. Plasenta abrupsi

Plasenta abrupsi merupakan pelepasan plasenta sebelum waktu kelahiran. Komplikasi ini memang sangat jarang terjadi, namun merupakan komplikasi yang sangat serius. Plasenta yang sangat penting keberadaannya bagi bayi dalam kandungan terlepas dari dinding rahim dan tidak dapat menempel kembali. Akibatnya, pasokan oksigen dan nutrisi untuk tumbuh kembang bayi berkurang. Hal ini bisa menyebabkan pendarahan hebat pada ibu dan menyebabkannya harus dioperasi caesar

Hamil Kembar, Apakah Harus Operasi Caesar?

Pertanyaan ini kerap kali menjadi pertanyaan besar ibu hamil kembar. Apakah nantinya bayi harus dilahirkan caesar atau bisa melalui jalan pervaginam/normal? Jawabannya, tentu tergantung kondisi ibu dan janin dalam kandungan. Komplikasi yang telah disebutkan membuat kebanyakan ibu hamil kembar mengambil jalan lahir dengan cara caesar. Sebab, hal ini dipercaya lebih mampu mengurangi resiko komplikasi tersebut dibandingkan dengan cara pervaginam.

Terlebih lagi, resiko bayi sungsang pada umumnya lebih tinggi pada kehamilan kembar. Tentu dengan kondisi ini, tim medis biasanya lebih menyarankan ibu untuk melahirkan secara sectio caesaria atau operasi caesar. Meski begitu, bukan tidak mungkin ibu hamil kembar melahirkan secara normal/pervaginam. Proses melahirkan secara normal sangat mungkin dilakukan, apabila  memenuhi syarat, seperti:

  • Kondisi kehamilan sehat sejak trimester awal
  • Ibu dan bayi tidak berisiko komplikasi
  • Bukan bayi kembar identik atau bayi dengan satu plasenta
  • Posisi bayi kembar tidak sungsang
  • Posisi plasenta normal
  • Tumbuh-kembang bayi sesuai usianya.

Tantangan yang dihadapi ibu dengan kehamilan kembar memang tidak sedikit. Oleh karenanya, penting untuk mendiskusikan rencana kelahiran dengan dokter ataupun bidan sesering mungkin. Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan USG secara rutin guna memastikan kondisi kandungan aman. Calon orang tua juga sangat dianjurkan untuk melahirkan di rumah sakit atau klinik dengan fasilitas lengkap.

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung