Infeksi pada bayi baru lahir bisa muncul dalam hitungan jam setelah persalinan dan berisiko memengaruhi tumbuh kembang si Kecil. Meski sebagian besar infeksi bisa ditangani jika cepat dikenali, tidak semua Moms dan Dads memahami seberapa serius kondisi ini. Dari infeksi ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa seperti sepsis dan meningitis, memahami jenis, penyebab, dan tanda-tandanya […]
Infeksi pada bayi baru lahir bisa muncul dalam hitungan jam setelah persalinan dan berisiko memengaruhi tumbuh kembang si Kecil. Meski sebagian besar infeksi bisa ditangani jika cepat dikenali, tidak semua Moms dan Dads memahami seberapa serius kondisi ini. Dari infeksi ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa seperti sepsis dan meningitis, memahami jenis, penyebab, dan tanda-tandanya sangat penting bagi orang tua baru. Simak pembahasan berikut untuk mengenali infeksi pada bayi sejak dini dan cara terbaik mengatasinya.
Mengapa Bayi Baru Lahir Rentan Terinfeksi?
Sistem kekebalan bayi yang baru lahir masih dalam tahap berkembang. Akibatnya, tubuh mereka belum mampu melawan bakteri, virus, atau jamur dengan optimal seperti orang dewasa. Infeksi bisa muncul selama proses persalinan, melalui kontak dengan lingkungan, atau bahkan sejak dalam kandungan (intrauterine infection).
Menurut WHO, infeksi adalah penyebab utama kematian neonatal secara global. Namun, banyak dari kondisi ini bisa dicegah dengan deteksi dini, perawatan yang tepat, serta praktik kebersihan dan persalinan yang aman.
Baca juga: Gawat Janin: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya
Jenis-Jenis Infeksi pada Bayi Baru Lahir

Sumber gambar: iStock
Beberapa penyakit infeksi umum yang perlu diwaspadai oleh Moms dan Dads meliputi:
1. Sepsis Neonatal
Merupakan infeksi sistemik serius yang bisa berkembang sangat cepat. Sepsis dapat terjadi dalam dua bentuk:
-
Early-onset sepsis (EOS): Muncul dalam 72 jam pertama kelahiran. Biasanya berasal dari bakteri yang ditularkan dari ibu saat persalinan.
-
Late-onset sepsis (LOS): Muncul setelah 72 jam dan biasanya berasal dari lingkungan sekitar atau intervensi medis seperti infus.
Gejala: Bayi tampak lesu, tidak mau menyusu, napas cepat atau lambat, suhu tubuh tidak stabil.
Baca juga: Sepsis Neonatal, Infeksi Berbahaya pada Bayi Baru Lahir
2. Meningitis
Infeksi selaput otak yang bisa berakibat fatal atau menyebabkan kecacatan jangka panjang jika tidak ditangani dengan cepat. Bisa disebabkan oleh bakteri atau virus, dan lebih umum terjadi bersamaan dengan sepsis.
Gejala: Kejang, ubun-ubun menonjol, muntah, tangisan bernada tinggi, dan kaku pada tubuh.
3. Pneumonia
Infeksi paru-paru yang sering menjadi komplikasi dari sepsis. Bayi dapat menghirup cairan ketuban yang terkontaminasi saat lahir atau tertular dari lingkungan rumah sakit.
Gejala: Napas cepat atau terengah, suara napas berbunyi, kulit membiru (sianosis).
4. Konjungtivitis Neonatal
Infeksi pada mata yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti gonore atau klamidia dari saluran lahir ibu.
Gejala: Kelopak mata bengkak, kemerahan, keluar cairan kuning kehijauan dari mata.
5. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Bisa terjadi akibat penggunaan kateter atau kondisi bawaan pada saluran kemih bayi.
Gejala: Demam tanpa sebab jelas, rewel, urin keruh atau berbau, dan bayi tampak tidak nyaman saat buang air kecil.
Baca juga: Memahami Infeksi Saluran Kemih (ISK): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
6. Infeksi Kulit
Seperti impetigo atau infeksi jamur bisa muncul akibat kebersihan kulit yang kurang terjaga atau karena kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
Gejala: Ruam, benjolan bernanah, kemerahan, atau luka yang tidak kunjung sembuh.
Faktor Risiko Infeksi pada Bayi
Ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko bayi mengalami infeksi:
-
Persalinan prematur
-
Ketuban pecah terlalu dini (lebih dari 18 jam)
-
Demam tinggi pada ibu saat melahirkan
-
Infeksi bakteri seperti streptococcus group B (GBS)
-
Proses persalinan yang tidak steril
-
Perawatan intensif seperti penggunaan kateter, infus, atau ventilator
Pencegahan dan Penanganan Infeksi

Sumber gambar: iStock
Kabar baiknya, sebagian besar infeksi neonatal bisa dicegah atau ditangani jika diketahui lebih awal. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan Moms dan Dads:
1. Pemeriksaan Prenatal Rutin
Infeksi seperti GBS atau klamidia dapat dideteksi selama kehamilan. Jika diketahui lebih awal, dokter bisa memberikan antibiotik sebelum atau selama persalinan.
Baca juga: Pentingnya Mengetahui Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care
2. Persalinan yang Aman dan Higienis
Melahirkan di fasilitas kesehatan dengan protokol steril sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi.
3. Pemberian ASI Eksklusif
ASI mengandung antibodi alami yang membantu melindungi bayi dari berbagai infeksi sejak hari pertama.
4. Vaksinasi Bayi dan Ibu
Beberapa vaksin seperti hepatitis B dan BCG diberikan segera setelah lahir. Vaksin influenza dan pertusis untuk ibu selama kehamilan juga bermanfaat melindungi bayi.
Baca juga: Program Vaksinasi pada Kehamilan: Melindungi Ibu dan Bayi Sejak Dini
5. Pantau Gejala Awal
Jika Moms melihat tanda-tanda seperti demam, malas menyusu, tampak lesu, atau napas tidak normal, segera konsultasikan ke tenaga medis.
6. Terapi Antibiotik
Infeksi bakteri seperti sepsis dan pneumonia membutuhkan penanganan dengan antibiotik spektrum luas. Biasanya diberikan melalui infus selama beberapa hari di rumah sakit.
Infeksi pada bayi baru lahir bisa bersifat ringan hingga mengancam nyawa. Memahami jenis infeksinya, mengenali gejala, dan bertindak cepat bisa menyelamatkan nyawa si Kecil. Melalui pemeriksaan kehamilan rutin, persalinan yang bersih, dan pemberian ASI, risiko infeksi bisa ditekan. Jadi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis bila ada kekhawatiran.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- NHS Foundation Trust. “For Babies at Risk of Infection”. Tanggal Akses 19 Juni 2025.
- World Health Organization. “Newborn Infections”. Tanggal Akses 19 Juni 2025.