Depresi pasca melahirkan bukan sekadar baby blues biasa. Kondisi ini bisa berdampak serius terhadap kesehatan mental dan fisik, baik bagi ibu maupun bayi jika tidak segera ditangani dengan tepat. Meski seringkali diselimuti rasa bersalah atau malu, depresi pasca melahirkan adalah hal yang nyata dan dapat dialami oleh siapa saja bahkan oleh Moms yang terlihat kuat […]
Depresi pasca melahirkan bukan sekadar baby blues biasa. Kondisi ini bisa berdampak serius terhadap kesehatan mental dan fisik, baik bagi ibu maupun bayi jika tidak segera ditangani dengan tepat. Meski seringkali diselimuti rasa bersalah atau malu, depresi pasca melahirkan adalah hal yang nyata dan dapat dialami oleh siapa saja bahkan oleh Moms yang terlihat kuat sekalipun.
Apa Itu Depresi Pasca Melahirkan?
Depresi pasca melahirkan (postpartum depression/PPD) adalah gangguan suasana hati serius yang terjadi setelah seorang ibu melahirkan. Berbeda dengan baby blues yang bersifat ringan dan sementara, PPD bisa berlangsung dalam jangka panjang dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dapat dimulai beberapa minggu setelah persalinan, bahkan bisa muncul selama tahun pertama pasca melahirkan.
Gejala Depresi Pasca Melahirkan
Berikut adalah gejala umum yang mungkin dirasakan oleh Moms yang mengalami PPD:
-
Perasaan sedih atau hampa yang mendalam
-
Mudah marah, cemas, atau gelisah secara berlebihan
-
Hilangnya minat terhadap hal-hal yang dulu disukai
-
Gangguan tidur (insomnia atau tidur berlebihan)
-
Kelelahan ekstrem atau kehilangan energi
-
Kesulitan membentuk ikatan emosional dengan bayi
-
Perasaan bersalah, malu, atau tidak berharga
-
Pikiran menyakiti diri sendiri atau bayinya
Penyebab dan Faktor Risiko

Sumber gambar: iStock
Tidak ada satu penyebab tunggal dari PPD. Namun, ada beberapa faktor yang berkontribusi:
1. Perubahan Hormon
Setelah proses persalinan, tubuh mengalami penurunan drastis kadar hormon estrogen dan progesteron. Perubahan hormonal ini dapat memengaruhi fungsi kimia otak yang mengatur suasana hati, sehingga Moms lebih rentan mengalami gejala depresi pascapersalinan atau postpartum depression (PPD).
Turunnya hormon ini bukan hanya berdampak secara fisik, tetapi juga memperbesar kemungkinan timbulnya gangguan emosi, seperti mudah menangis, merasa hampa, atau kehilangan minat pada hal-hal yang dulu menyenangkan. Ketidakseimbangan hormon menjadi salah satu pemicu utama munculnya PPD pada sebagian besar ibu baru.
Baca juga: Mengenal Hormon Kortisol: Si “Hormon Stres” yang Penting Bagi Tubuh
2. Kelelahan Fisik
Proses melahirkan, baik secara normal maupun caesar, adalah pengalaman yang sangat menguras energi fisik. Setelah itu, tanggung jawab merawat bayi yang membutuhkan perhatian 24 jam dapat menyebabkan kelelahan berkepanjangan dan kurang tidur.
Kelelahan ini, jika tidak dikelola dengan baik, bisa memperburuk kondisi emosional dan membuat Moms merasa kewalahan. Rasa lelah yang terus-menerus dapat memengaruhi mood dan menurunkan kemampuan untuk menikmati peran sebagai ibu baru, sehingga memperbesar risiko mengalami PPD.
3. Perubahan Gaya Hidup
Setelah bayi lahir, kehidupan Moms berubah drastis. Waktu tidur yang tidak menentu, berkurangnya waktu pribadi, dan tuntutan baru sebagai seorang ibu bisa menimbulkan stres emosional yang cukup besar.
Tekanan sosial dari lingkungan sekitar juga turut memperburuk kondisi, terutama jika Moms merasa dituntut untuk menjadi ‘sempurna’. Kurangnya ruang untuk menyesuaikan diri dengan peran baru dapat memicu rasa cemas, tidak percaya diri, dan akhirnya memicu gejala PPD.
Baca juga: Rekomendasi Makanan Sehat Setelah Ibu Melahirkan
4. Riwayat Kesehatan Mental
Moms yang sebelumnya memiliki riwayat depresi, gangguan kecemasan, atau gangguan mental lainnya berada pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami PPD. Faktor ini memperbesar kemungkinan gangguan tersebut muncul kembali setelah melahirkan.
Selain itu, jika kondisi mental tidak ditangani sebelum atau selama kehamilan, perubahan fisik dan tekanan psikologis saat menjadi ibu bisa mempercepat kambuhnya gejala. Oleh karena itu, penting untuk menyampaikan riwayat kesehatan mental kepada tenaga medis selama masa kehamilan.
Baca juga: Kesehatan Mental & Infertilitas: Memahami Dampak Emosional dan Strategi Menghadapinya
5. Kurangnya Dukungan Sosial
Minimnya dukungan dari pasangan, keluarga, atau teman dekat dapat memperparah perasaan kesepian dan membuat Moms merasa sendirian menghadapi tantangan baru. Ketiadaan bantuan dalam mengurus bayi juga bisa membuat beban fisik dan emosional menjadi terlalu berat.
Kurangnya komunikasi dan empati dari lingkungan sekitar membuat Moms sulit untuk mengekspresikan perasaan, yang akhirnya menumpuk menjadi tekanan batin. Dukungan sosial yang kuat sangat berperan dalam mencegah serta membantu proses pemulihan dari postpartum depression.
Dampak Depresi Pasca Melahirkan
Depresi pasca melahirkan tidak hanya memengaruhi Moms, tetapi juga:
-
Bayi, yang mungkin mengalami keterlambatan perkembangan kognitif atau emosional karena ikatan ibu-anak yang kurang optimal
-
Keluarga, karena dinamika rumah tangga bisa terganggu akibat stres yang tidak tertangani
Itulah sebabnya, penting bagi Moms untuk segera mendapatkan bantuan ketika mengalami gejala yang mengarah pada depresi.
Baca juga: Bonding Ibu dan Bayi: Membentuk Ikatan Batin yang Kuat
Cara Mengatasi Depresi Pasca Melahirkan

Sumber gambar: iStock
1. Konseling atau Terapi Psikologis
Salah satu cara paling efektif dalam mengatasi depresi pasca melahirkan adalah dengan menjalani terapi psikologis. Terapi bicara, seperti cognitive behavioral therapy (CBT), dapat membantu Moms memahami pola pikir negatif, mengenali emosi yang muncul, dan menemukan cara sehat untuk merespons tekanan emosional yang dialami.
Dengan konseling rutin, Moms akan dibimbing untuk membangun kembali rasa percaya diri dan belajar keterampilan mengelola stres. Terapi ini sangat bermanfaat, terutama bagi Moms yang merasa sulit membuka diri atau tidak memiliki cukup dukungan dari lingkungan sekitar.
2. Obat-obatan
Dalam beberapa kasus depresi pasca melahirkan yang cukup berat, dokter mungkin akan meresepkan obat antidepresan untuk membantu menstabilkan suasana hati. Jenis obat yang diberikan biasanya telah disesuaikan agar aman dikonsumsi oleh ibu menyusui, sehingga tidak membahayakan bayi.
Meski begitu, penggunaan obat harus selalu berada di bawah pengawasan medis. Moms tidak disarankan mengonsumsi obat apa pun tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, karena setiap kondisi memiliki pendekatan pengobatan yang berbeda.
Baca juga: Rekomendasi Makanan Pelancar ASI untuk Ibu Menyusui
3. Dukungan Sosial
Memiliki support system yang kuat sangat penting dalam pemulihan dari postpartum depression. Berbagi cerita dan perasaan dengan pasangan, keluarga, atau teman dekat bisa membantu mengurangi rasa kesepian dan memperkuat rasa dimengerti.
Bergabung dalam komunitas ibu atau forum online juga bisa menjadi ruang aman untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan emosional dari sesama Moms. Rasa kebersamaan ini sangat membantu mempercepat proses pemulihan secara mental.
4. Perawatan Diri
Mengutamakan perawatan diri merupakan langkah penting yang sering diabaikan oleh ibu baru. Meskipun terdengar sederhana, istirahat yang cukup, pola makan bergizi, dan waktu untuk diri sendiri bisa sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental Moms.
Melakukan aktivitas ringan yang menyenangkan, seperti berjalan santai atau mandi dengan tenang, mampu meredakan stres dan meningkatkan suasana hati. Moms perlu diingatkan bahwa menjaga diri bukan bentuk egois, melainkan fondasi utama untuk merawat bayi dengan optimal.
Baca juga: 6 Cara Mudah Langsing Setelah Melahirkan
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- Mayo Clinic. “Postpartum Depression – Symptoms & Causes”. Tanggal akses: 11 April 2025.
- Cleveland Clinic. “Postpartum Depression”. Tanggal akses: 11 April 2025.
- NHS UK. “Postnatal Depression – Overview”. Tanggal akses: 11 April 2025.
- CDC. “Depression During and After Pregnancy”. Tanggal akses: 11 April 2025.