Infeksi virus Zika saat hamil bisa berdampak serius pada kesehatan janin, terutama terkait risiko cacat lahir yang memengaruhi perkembangan otak. Salah satu kondisi yang paling diwaspadai adalah mikrosefali, di mana ukuran kepala bayi lebih kecil dari normal. Meski kasusnya tidak sebanyak saat wabah besar beberapa tahun lalu, pemahaman dan kewaspadaan terhadap virus ini masih sangat […]
Infeksi virus Zika saat hamil bisa berdampak serius pada kesehatan janin, terutama terkait risiko cacat lahir yang memengaruhi perkembangan otak. Salah satu kondisi yang paling diwaspadai adalah mikrosefali, di mana ukuran kepala bayi lebih kecil dari normal. Meski kasusnya tidak sebanyak saat wabah besar beberapa tahun lalu, pemahaman dan kewaspadaan terhadap virus ini masih sangat penting, khususnya bagi Moms yang sedang merencanakan atau menjalani kehamilan.
Apa Itu Virus Zika?
Virus Zika adalah virus yang terutama ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, jenis nyamuk yang sama dengan penyebar demam berdarah. Penularan juga bisa terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau dari ibu hamil ke janin.
Zika pertama kali terdeteksi pada manusia tahun 1952 dan mulai menyebar secara luas dalam beberapa dekade terakhir. Wabah besar yang pernah terjadi di Brasil menunjukkan betapa bahayanya virus ini bagi populasi yang sedang hamil.
Gejala Infeksi Virus Zika
Mayoritas orang yang terinfeksi virus Zika tidak menunjukkan gejala. Namun, beberapa orang mengalami gejala ringan seperti:
-
Demam ringan
-
Ruam pada kulit
-
Nyeri sendi dan otot
-
Mata merah (konjungtivitis)
-
Sakit kepala
Gejala-gejala ini biasanya berlangsung beberapa hari hingga seminggu. Tapi meskipun terlihat ringan, dampaknya bagi janin bisa sangat serius bila infeksi terjadi pada Moms yang sedang hamil.
Baca juga: Trombositopenia: Penyebab, Risiko, dan Penanganan yang Tepat
Dampak Virus Zika pada Kehamilan

Sumber gambar: iStock
Infeksi virus Zika selama kehamilan telah dikaitkan dengan risiko tinggi cacat lahir yang disebut Congenital Zika Syndrome (CZS). CZS adalah kumpulan kelainan bawaan yang memengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf janin.
Beberapa dampak Zika pada janin meliputi:
-
Kalsifikasi intrakranial
-
Gangguan penglihatan dan pendengaran
-
Perkembangan motorik lambat
-
Kekakuan otot atau kelumpuhan sebagian tubuh
Penularan dari Ibu ke Janin
Virus Zika dapat menembus plasenta dan menginfeksi janin secara langsung. Inilah sebabnya mengapa virus ini sangat berbahaya bagi Moms hamil. Penularan dari ibu ke bayi bisa terjadi bahkan saat gejala infeksi pada ibu sangat ringan atau bahkan tanpa gejala.
Meski sebagian besar bayi dari ibu hamil yang terinfeksi lahir sehat, tetap ada kemungkinan terjadi gangguan perkembangan jangka panjang. Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah paling bijak untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.
Baca juga: Waspadai Komplikasi Kehamilan yang Bisa Terjadi
Cara Mencegah Infeksi Virus Zika

Sumber gambar: iStock
Infeksi virus Zika menjadi perhatian serius, terutama bagi Moms yang sedang hamil atau Dads yang pasangan sedang dalam program kehamilan, karena dampaknya terhadap perkembangan janin bisa sangat besar. Meskipun belum ada vaksin yang tersedia untuk melawan Zika, langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi. Pencegahan yang efektif dapat membantu mencegah penularan virus dan melindungi kesehatan ibu serta janin.
1. Hindari perjalanan ke wilayah endemis
Bagi Moms yang sedang hamil, sangat disarankan untuk menghindari perjalanan ke wilayah yang diketahui sedang mengalami wabah virus Zika. Daerah-daerah dengan tingkat endemis tinggi bisa meningkatkan risiko penularan, dan penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatannya dengan tidak terpapar lingkungan yang berisiko. Selain itu, mengetahui area dengan kasus aktif Zika juga membantu untuk menghindari kemungkinan paparan.
Baca juga: Benarkah Tinggal di Perkotaan Bisa Membuat Sulit Hamil?
2. Lindungi diri dari gigitan nyamuk
Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor utama penyebaran virus Zika, sehingga perlindungan terhadap gigitan nyamuk sangat krusial. Moms sebaiknya menggunakan lotion anti-nyamuk yang aman untuk ibu hamil, memilih pakaian panjang yang dapat menutupi kulit, serta tidur dengan kelambu untuk mencegah gigitan saat malam hari. Menghindari gigitan nyamuk menjadi langkah pertama untuk meminimalisir risiko penularan.
3. Gunakan pengaman saat berhubungan intim
Virus Zika juga bisa menular melalui cairan tubuh, termasuk saat berhubungan seksual. Oleh karena itu, Dads dan Moms yang terinfeksi atau mencurigai terinfeksi Zika disarankan untuk menggunakan kondom atau bahkan menunda aktivitas seksual hingga memastikan tidak ada penularan yang terjadi. Penggunaan kondom dapat mencegah penularan virus melalui cairan tubuh selama masa infeksi.
4. Lakukan tes bila dicurigai terinfeksi
Jika Moms atau Dads mengalami gejala yang mencurigakan, seperti ruam kulit, demam, atau baru saja kembali dari daerah endemis, segera lakukan tes untuk memastikan apakah terinfeksi virus Zika atau tidak. Tes darah atau urine yang dilakukan di fasilitas kesehatan dapat membantu memastikan status kesehatan dan mencegah infeksi yang lebih lanjut.
Baca juga: Pentingnya Mengetahui Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care
Walaupun kejadian infeksi Zika sudah tidak setinggi masa wabah beberapa tahun lalu, ancaman terhadap ibu hamil dan janin masih ada, terutama di daerah tropis. Oleh karena itu, memahami cara kerja virus ini, gejala yang muncul, dan langkah-langkah pencegahan menjadi langkah penting dalam menjaga kehamilan tetap sehat dan aman.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- CDC. “Zika and Congenital Zika Syndrome (CZS)”. Akses 3 Mei 2025.
- National Center for Biotechnology Information. “Zika Virus”. Akses 3 Mei 2025.
- ACOG. “Zika Virus and Pregnancy”. Akses 3 Mei 2025.