Semua Artikel

Kanker Testis: Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

Hamzah
16 May 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Kanker Testis: Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

Meski bukan jenis kanker yang paling umum, kanker testis tetap perlu diwaspadai, terutama oleh Dads yang berusia muda hingga paruh baya. Kondisi ini sering kali tidak menimbulkan rasa sakit di awal, namun bisa berkembang cepat bila tidak terdeteksi sejak dini. Dengan memahami gejala, penyebab, dan pilihan pengobatannya, Dads bisa lebih sigap menjaga kesehatan reproduksi dan […]

Meski bukan jenis kanker yang paling umum, kanker testis tetap perlu diwaspadai, terutama oleh Dads yang berusia muda hingga paruh baya. Kondisi ini sering kali tidak menimbulkan rasa sakit di awal, namun bisa berkembang cepat bila tidak terdeteksi sejak dini. Dengan memahami gejala, penyebab, dan pilihan pengobatannya, Dads bisa lebih sigap menjaga kesehatan reproduksi dan kualitas hidup secara menyeluruh.

Apa Itu Kanker Testis?

Kanker testis terjadi ketika sel abnormal tumbuh tidak terkendali di dalam testis, yaitu organ penghasil sperma yang terletak di skrotum. Dibandingkan kanker lainnya, kanker testis relatif jarang, namun menjadi salah satu kanker paling umum pada pria berusia 15–35 tahun.

Kabar baiknya, kanker testis termasuk yang paling bisa disembuhkan, terutama jika terdeteksi sejak dini. Itulah sebabnya penting bagi Dads maupun Moms yang memiliki pasangan pria untuk memahami tanda-tandanya.

Gejala Kanker Testis

Kanker testis biasanya hanya menyerang satu sisi, dan bisa menimbulkan gejala yang cukup jelas, di antaranya:

  • Benjolan atau Pembesaran pada Salah Satu Testis
  • Rasa Berat di Skrotum
  • Nyeri Tumpul di Perut Bawah atau Selangkangan
  • Penumpukan Cairan Mendadak di Skrotum
  • Nyeri atau Ketidaknyamanan di Testis
  • Perubahan pada Payudara Pria

Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Testis

kanker testis

Sumber gambar: iStock

Hingga saat ini, penyebab pasti kanker testis belum diketahui secara jelas. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya:

1. Testis Tidak Turun (Kriptorkismus)

Salah satu faktor risiko terbesar kanker testis adalah kriptorkismus, yaitu kondisi saat testis tidak turun ke skrotum saat lahir. Meskipun kondisi ini bisa diperbaiki melalui operasi, risikonya tetap lebih tinggi dibandingkan pria dengan testis yang turun secara normal.

Pria yang memiliki riwayat testis tidak turun, baik di satu atau kedua sisi, sebaiknya lebih waspada terhadap gejala-gejala seperti benjolan atau rasa tidak nyaman di area testis. Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan tingkat kesembuhan.

Baca juga: Testis Besar Sebelah, Apakah Berbahaya?

2. Riwayat Keluarga

Jika ada anggota keluarga kandung, seperti ayah atau saudara laki-laki, yang pernah mengalami kanker testis, risiko Dads untuk mengalaminya juga meningkat. Faktor genetik bisa memainkan peran dalam perkembangan penyakit ini.

Oleh karena itu, bagi Dads yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker testis, disarankan untuk lebih aktif melakukan pemeriksaan rutin dan tidak mengabaikan gejala kecil sekalipun.

3. Pernah Mengidap Kanker Testis

Pria yang pernah terkena kanker testis di salah satu sisi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali di testis yang satunya. Ini bisa terjadi meskipun testis yang pertama telah berhasil diangkat atau diobati.

Oleh karena itu, pengawasan lanjutan tetap dibutuhkan bahkan setelah pengobatan berhasil. Dads sebaiknya tetap menjaga komunikasi rutin dengan dokter untuk pemeriksaan berkala.

4. Ras dan Etnis

Secara statistik, kanker testis lebih sering terjadi pada pria kulit putih dibandingkan pria dari ras lainnya. Meskipun alasan pastinya belum sepenuhnya dipahami, perbedaan genetik dan lingkungan diyakini berperan dalam tren ini.

Namun demikian, Dads dari semua latar belakang tetap perlu waspada, karena kanker testis bisa menyerang siapa saja tanpa gejala yang khas pada tahap awal.

5. Infertilitas

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengalami infertilitas atau gangguan kesuburan juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker testis. Gangguan ini mungkin terkait dengan kelainan pada perkembangan testis atau keseimbangan hormon.

Jika Dads pernah didiagnosis mengalami infertilitas, penting untuk mendiskusikan potensi risiko kanker testis dengan dokter. Pemeriksaan lanjutan dapat membantu mendeteksi perubahan mencurigakan lebih awal.

Baca juga: 7 Tips Cara Cepat Hamil Setelah Menikah, Ampuh!

Jenis-Jenis Kanker Testis

Sebagian besar kanker testis berasal dari sel germinal, yaitu sel penghasil sperma. Dua jenis utama dari kanker ini adalah:

  1. Seminoma
    Biasanya tumbuh lebih lambat dan lebih mudah diobati. Dapat terjadi di segala usia, namun lebih sering ditemukan pada pria di atas 40 tahun.
  2. Nonseminoma
    Cenderung tumbuh lebih cepat dan biasanya menyerang pria lebih muda. Jenis ini mencakup karsinoma embrional, teratoma, koriosarkoma, dan tumor yolk sac.

Pengobatan Kanker Testis

kanker testis

Sumber gambar: iStock

Pilihan pengobatan tergantung pada jenis dan stadium kanker. Berikut adalah beberapa langkah pengobatan yang umum dilakukan:

1. Operasi (Orkiektomi)

Langkah pertama yang umumnya dilakukan dalam mengobati kanker testis adalah orkiektomi, yaitu prosedur bedah untuk mengangkat testis yang terkena kanker. Operasi ini tidak memengaruhi kemampuan seksual maupun kesuburan secara signifikan, terutama jika hanya satu testis yang diangkat.

Baca juga: Testis Besar Sebelah, Apakah Berbahaya?

2. Radioterapi

Radioterapi biasanya digunakan pada kasus kanker testis jenis seminoma, terutama jika kanker belum menyebar luas. Terapi ini bekerja dengan menargetkan sinar-X berenergi tinggi langsung ke area yang mengandung sel kanker, sehingga menghancurkan jaringan abnormal tersebut.

3. Kemoterapi

Pada stadium lanjut atau untuk tipe nonseminoma, kemoterapi menjadi pilihan utama. Terapi ini melibatkan pemberian obat-obatan kuat yang bekerja secara sistemik untuk membunuh sel kanker yang mungkin telah menyebar ke bagian tubuh lain.

Baca juga: Apakah Efek Kemoterapi Dapat Mengganggu Kesuburan?

4. Pemantauan (Surveillance)

Pada kasus kanker testis stadium awal, dokter kadang menyarankan strategi pemantauan aktif tanpa terapi langsung. Pendekatan ini cocok jika kanker sangat kecil dan belum menyebar, dengan syarat Dads menjalani kontrol rutin, termasuk tes darah, pemindaian, dan pemeriksaan fisik.

Kanker testis adalah kondisi serius, tetapi sangat bisa diobati jika terdeteksi sejak awal. Tanda-tanda seperti benjolan di testis, nyeri, atau perubahan ukuran tidak boleh diabaikan. Dengan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan dukungan yang cukup, Dads bisa menjalani kehidupan sehat dan produktif kembali. Edukasi seputar kanker testis juga penting untuk Moms, agar dapat membantu pasangan lebih peduli terhadap kesehatan reproduksinya.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi:

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Kesehatan 5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

Admin
14 Nov 2025

Keputihan adalah cairan yang diproduksi secara alami oleh kelenjar di vagina dan serviks. Fungsi utamanya adalah menjaga kesehatan dengan membersihkan sel-sel mati dan bakteri dari area vagina. Namun, perubahan pada…

Selengkapnya
Kesehatan Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Hamzah
13 Nov 2025

Konsumsi gula berlebih dapat berdampak negatif pada kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Gula dalam jumlah tinggi dapat mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan risiko resistensi insulin, serta berkontribusi terhadap peradangan dalam…

Selengkapnya
Kesehatan 5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

Admin
08 Nov 2025

Kekurangan hormon estrogen bisa menimbulkan berbagai keluhan fisik dan emosional yang sering kali tidak disadari sejak awal. Baik Moms maupun Dads, penting untuk memahami bagaimana penurunan hormon ini bisa memengaruhi…

Selengkapnya