Diabetes tidak hanya memengaruhi kadar gula darah, tapi juga bisa berdampak pada fungsi seksual pria, termasuk proses ejakulasi. Bagi Dads yang hidup dengan diabetes, gangguan seperti ejakulasi tertunda, ejakulasi retrograde, atau bahkan ejakulasi yang lemah bisa menjadi tantangan yang cukup mengganggu. Memahami kaitan antara diabetes dan ejakulasi dapat membantu dalam pengelolaan gejalanya sejak dini. Apa […]
Diabetes tidak hanya memengaruhi kadar gula darah, tapi juga bisa berdampak pada fungsi seksual pria, termasuk proses ejakulasi. Bagi Dads yang hidup dengan diabetes, gangguan seperti ejakulasi tertunda, ejakulasi retrograde, atau bahkan ejakulasi yang lemah bisa menjadi tantangan yang cukup mengganggu. Memahami kaitan antara diabetes dan ejakulasi dapat membantu dalam pengelolaan gejalanya sejak dini.
Apa Itu Ejakulasi dan Bagaimana Seharusnya Terjadi?
Ejakulasi adalah proses keluarnya air mani dari penis saat orgasme. Proses ini melibatkan sistem saraf, hormon, dan otot di area pelvis. Pada pria sehat, ejakulasi berlangsung sebagai respons dari rangsangan seksual yang memicu sinyal saraf dari otak menuju tulang belakang dan organ reproduksi. Namun, saat diabetes hadir dan tidak terkontrol, fungsi saraf dan pembuluh darah bisa terganggu termasuk yang berperan dalam ejakulasi.
Baca juga: Anejakulasi: Penyebab Gangguan Ejakulasi pada Pria
Bagaimana Diabetes Memengaruhi Ejakulasi?

Sumber gambar: iStock
1. Neuropati Diabetes (Kerusakan Saraf)
Penyebab utama gangguan ejakulasi pada penderita diabetes adalah neuropati. Gula darah tinggi secara kronis bisa merusak saraf otonom yang mengontrol kontraksi otot saat ejakulasi. Akibatnya, sinyal yang mengatur pelepasan air mani tidak bekerja optimal.
2. Ejakulasi Retrograde
Salah satu kondisi yang umum terjadi adalah ejakulasi retrograde, di mana air mani malah mengalir balik ke kandung kemih alih-alih keluar melalui penis. Ini bisa terjadi jika otot sfingter kandung kemih tidak menutup rapat saat orgasme.
3. Ejakulasi Tertunda atau Tidak Ada Ejakulasi
Beberapa Dads mungkin mengalami keterlambatan ejakulasi yang signifikan atau bahkan tidak mengalami ejakulasi sama sekali, meskipun terjadi orgasme. Ini sering kali dihubungkan dengan kerusakan saraf atau gangguan hormon akibat diabetes.
Baca juga: Ejakulasi Tertunda: Gejala, Penyebab & Solusinya
4. Penurunan Volume dan Tekanan Ejakulasi
Selain arah dan waktu ejakulasi, volume air mani yang keluar juga bisa berkurang, bahkan terasa sangat lemah. Ini berkaitan dengan terganggunya koordinasi otot selama ejakulasi akibat neuropati.
Dampaknya terhadap Kehidupan Seksual dan Kesuburan
Masalah ejakulasi bukan hanya soal kepuasan seksual, tapi juga berpotensi memengaruhi kesuburan. Dalam kasus ejakulasi retrograde atau anejakulasi, sperma tidak mencapai vagina sehingga mengurangi kemungkinan kehamilan. Ini tentu bisa menjadi sumber stres bagi pasangan yang sedang menjalani program kehamilan. Tak hanya itu, perubahan fungsi seksual juga bisa memengaruhi kepercayaan diri, kedekatan emosional, dan kesehatan mental seorang Dads.
Baca juga: Apa itu Ejakulasi Dini? Gejala & Penyebab
Apa yang Bisa Dilakukan?

Sumber gambar: iStock
1. Kontrol Gula Darah
Langkah paling penting adalah menjaga kadar gula darah tetap stabil. Semakin terkontrol diabetesnya, semakin kecil risiko komplikasi seperti neuropati yang memengaruhi ejakulasi.
Baca juga: Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?
2. Evaluasi Obat yang Digunakan
Beberapa obat diabetes, hipertensi, atau antidepresan dapat memperparah gangguan ejakulasi. Konsultasikan dengan dokter untuk menyesuaikan pengobatan bila perlu.
3. Konsultasi ke Dokter Spesialis
Urolog atau androlog dapat membantu mendiagnosis jenis gangguan ejakulasi dan menentukan perawatan terbaik, termasuk obat-obatan yang dapat merangsang kontraksi otot atau terapi hormon bila dibutuhkan.
4. Terapi Fertilitas
Jika gangguan ejakulasi mengganggu rencana memiliki anak, prosedur seperti sperm retrieval bisa dipertimbangkan untuk program bayi tabung (IVF).
5. Terapi Psikologis atau Konseling Seksual
Masalah ejakulasi sering kali menyebabkan kecemasan. Konseling bisa membantu mengatasi tekanan mental dan meningkatkan komunikasi dengan pasangan.
Diabetes memang dapat memengaruhi ejakulasi pria melalui kerusakan saraf dan otot yang terlibat dalam proses tersebut. Namun, dengan pengelolaan diabetes yang baik, dukungan medis yang tepat, serta pemahaman akan kondisi ini, sebagian besar Dads tetap bisa menjalani kehidupan seksual yang sehat dan produktif. Jangan ragu mencari bantuan medis jika fungsi seksual mulai berubah—penanganan dini bisa membuat perbedaan besar.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- PMC. “Male sexual dysfunction and type 2 diabetes mellitus”. Tanggal Akses 19 Juni 2025.
- Healthline. “How Type 2 Diabetes Affects Your Sex Life”. Tanggal Akses 19 Juni 2025.
- Mayo Clinic. “Erectile Dysfunction: Causes”. Tanggal Akses 19 Juni 2025.