Berbicara perihal penyakit menular seksual, chlamydia tentu masuk dalam salah satu daftarnya. Chlamydia adalah salah satu penyakit seksual paling umum yang dapat membahayakan setiap penderitanya. Pelaku seks bebas atau hubungan seksual yang tidak sehat memiliki potensi tinggi terserang chlamydia. Melihat dari definisi singkat ini, apa itu chlamydia? Berikut ulasan lengkapnya untuk Anda. Pengertian Chlamydia Chlamydia […]
Berbicara perihal penyakit menular seksual, chlamydia tentu masuk dalam salah satu daftarnya. Chlamydia adalah salah satu penyakit seksual paling umum yang dapat membahayakan setiap penderitanya. Pelaku seks bebas atau hubungan seksual yang tidak sehat memiliki potensi tinggi terserang chlamydia. Melihat dari definisi singkat ini, apa itu chlamydia? Berikut ulasan lengkapnya untuk Anda.
Pengertian Chlamydia

Chlamydia adalah salah satu jenis penyakit menular seksual yang dapat menginfeksi pria maupun wanita. Umumnya, penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual tanpa menggunakan pengaman atau kondom. Penyakit ini paling sering dialami oleh kaum hawa. Namun baik pria maupun wanita memiliki potensi terkena chlamydia. Meskipun cukup mudah untuk diatasi, Anda tidak boleh menyepelekan chlamydia.
Jika dibiarkan dan tidak segera ditangani seluruhnya akan memicu kerusakan pada sistem reproduksi dengan menimbulkan radang panggul yang membuat penderita wanita sulit untuk hamil di kemudian hari. Tidak hanya menyebabkan sulit hamil, chlamydia dapat menimbulkan kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim yang cukup fatal.
Chlamydia bahkan bisa berkembang menjadi penyakit lain yang lebih berbahaya. Pada pria, ada beberapa komplikasi chlamydia diantaranya adalah epididimitis, reactive arthritis, dan urethritis. Sedangkan pada wanita, beberapa komplikasinya seperti servisitis, bartholinitis, penyakit radang panggul, dan salpingitis.
Gejala Chlamydia

Umumnya, kebanyakan penderita chlamydia tidak mengalami gejala tertentu. Meski tidak memiliki gejala khusus, chlamydia tetap berbahaya dan dapat merusak sistem reproduksi si penderita. Berikut gejala chlamydia pada pria dan wanita.
1. Gejala Chlamydia pada Wanita
Wanita yang menderita chlamydia dapat mengalami beberapa gejala seperti keputihan abnormal, nyeri saat menstruasi, nyeri perut, demam, rasa gatal pada bagian sekitar vagian, nyeri saat buang air kecil, pendarahan yang terjadi saat berada di antara periode menstruasi, dan nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
2. Gejala Chlamydia pada Pria
Berbeda dengan wanita yang umumnya mengalami cukup banyak gejala, gejala pada pria tidak sebanyak pada wanita. Pria umumnya mengalami gejala berupa nyeri saat buang air kecil, keluar cairan bening atau sedikit keruh dari alat kelamin, rasa gatal pada bagian ujung kelamin, dan bengkak disertai rasa nyeri pada salah satu atau kedua skrotum.
Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Chlamydia dan Pencegahannya
Chlamydia tidak akan muncul begitu saja tanpa penyebab. Ada lebih dari satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena chlamydia. Berikut empat faktor utama penyebab munculnya penyakit menular seksual chlamydia.
- Memiliki lebih dari satu pasangan seksual atau sering berganti-ganti pasangan
- Pernah menderita penyakit menular seksual yang berbahaya
- Melakukan hubungan seksual tanpa pengaman atau kondom
- Berhubungan seksual secara aktif sebelum berusia 18 tahun
Melihat bagaimana mudahnya chlamydia menular, sebaiknya Anda melakukan pencegahan agar terhindar dari penyakit ini. Meskipun tidak terlalu berbahaya, chlamydia dapat berpotensi menyerang bagian reproduksi yang akan berakibat fatal di kemudian hari. Demi menghindari chlamydia, lebih baik gunakan pengaman saat melakukan hubungan seksual dan hindari berhubungan badan dengan seseorang yang sedang atau pernah terinfeksi.
Pengobatan Chlamydia
Meski sudah berusaha mencegah, kemungkinan terkena chlamydia tentu masih tersisa. Cara paling utama dalam menyembuhkan chlamydia adalah dengan menggunakan antibiotik seperti doxycycline dan azithromycin. Penderita chlamydia disarankan untuk minum antibiotik secara rutin selama 7 hari penuh. Selain itu, penderita tersebut juga tidak diperbolehkan untuk melakukan hubungan seksual hingga 7 hari setelah pengobatan usai.
Ibu hamil yang menderita chlamydia perlu penanganan sesegera mungkin sebelum infeksi tersebut menular pada janin yang dikandungnya. Pengobatan ini bisa dilakukan setelah melewati pemeriksaan laboratorium guna mendapatkan hasil yang lebih pasti.
Apabila pada pengobatan pertama belum ada perubahan, maka akan dilakukan pemeriksaan ulang pada trimester ketiga kehamilan dan apabila masih kembali positif, ibu hamil harus kembali diobati. Apabila keadaan ibu hamil belum membaik saat menjelang kehamilan, dokter akan menyarankan operasi Caesar untuk kelahirannya.
Demikianlah ulasan lengkap perihal penyakit menular seksual chlamydia. Dari informasi ini bisa disimpulkan bahwa chlamydia adalah salah satu jenis PMS paling umum dan mudah untuk menular. Maka dari itu, hindari hal-hal yang dapat memicu kemunculan penyakit ini.