Artikel ini telah direview secara medis oleh
dr. Rahmadsyah, MARS, Mkes, Sp.OG, Subsp. FER (K)
Kehamilan adalah masa di mana Moms perlu memperhatikan setiap asupan makanan untuk memastikan kesehatan diri sendiri dan bayi dalam kandungan. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: bolehkah ibu hamil makan daging setengah matang? Daging setengah matang, seperti steak yang dimasak medium-rare atau daging mentah dalam sushi, mungkin menggoda, tetapi ada risiko tertentu yang harus dipertimbangkan selama kehamilan.
Mengapa Daging Setengah Matang Menjadi Masalah?
Daging yang dimasak setengah matang atau mentah dapat mengandung bakteri dan parasit yang berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Konsumsi daging yang tidak sepenuhnya matang meningkatkan risiko infeksi yang dapat memengaruhi kehamilan, termasuk:
- Listeria Monocytogenes: Bakteri ini dapat menyebabkan listeriosis, yang berisiko tinggi selama kehamilan. Infeksi ini dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, atau komplikasi serius pada bayi baru lahir.
- Toxoplasma Gondii: Parasit ini menyebabkan toksoplasmosis, yang dapat mengakibatkan kerusakan otak, kebutaan, atau kelainan kongenital pada bayi.
- Salmonella dan E. Coli: Bakteri ini sering ditemukan pada daging yang tidak dimasak dengan benar. Infeksi dapat menyebabkan diare, muntah, demam, dan dehidrasi yang membahayakan kehamilan.
Risiko Konsumsi Daging Setengah Matang bagi Ibu Hamil

1. Infeksi yang Berpengaruh pada Janin
Risiko yang pertama adalah infeksi bakteri atau parasit yang dapat berdampak langsung pada janin. Mikroorganisme seperti Toxoplasma gondii, Listeria monocytogenes, Salmonella, dan Escherichia coli sering ditemukan pada daging yang tidak dimasak hingga matang sempurna.
Jika infeksi ini terjadi, patogen tersebut dapat menembus plasenta dan menyerang janin. Akibatnya, janin berisiko mengalami pertumbuhan yang terhambat, kelahiran prematur, atau bahkan kerusakan sistem saraf yang dapat memengaruhi perkembangan jangka panjang.
Baca juga: Jenis Infeksi Yang Bisa Terjadi Pada Ibu Hamil Dan Risikonya
2. Imunitas yang Menurun
Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh ibu hamil mengalami perubahan alami untuk melindungi janin. Namun, perubahan ini juga membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Ketika terpapar bakteri atau parasit dari daging setengah matang, tubuh mungkin tidak mampu melawan infeksi dengan efektif, sehingga risiko komplikasi meningkat.
3. Masalah Pencernaan
Masalah pencernaan juga menjadi risiko signifikan akibat konsumsi daging setengah matang. Infeksi dari bakteri seperti E. coli dan Salmonella dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal, seperti diare, mual, dan muntah.
Kondisi ini berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan dehidrasi, yang berdampak buruk pada aliran darah ke janin dan fungsi plasenta.
Daging yang Harus Dihindari oleh Ibu Hamil
Berikut adalah jenis daging yang sebaiknya Moms hindari selama kehamilan:
- Daging Mentah atau Setengah Matang: Termasuk steak medium-rare, daging cincang yang kurang matang, dan daging mentah pada sushi.
- Daging Olahan: Sosis, salami, dan hot dog berisiko mengandung Listeria jika tidak dipanaskan hingga benar-benar matang.
- Produk Daging yang Tidak Diproses dengan Baik: Daging yang diawetkan tanpa proses sterilisasi yang memadai.
Bagaimana Memastikan Daging Aman untuk Dikonsumsi Selama Kehamilan?

Proses pemasakan dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah risiko infeksi akibat bakteri atau parasit. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memastikan daging aman dikonsumsi:
1. Masak Daging hingga Suhu Internal yang Tepat
Memastikan daging matang sepenuhnya adalah langkah utama dalam mencegah kontaminasi. Gunakan termometer makanan untuk memeriksa suhu internal daging.
- Daging merah, seperti steak atau daging panggang, harus dimasak hingga mencapai suhu internal 63°C (145°F) dan didiamkan selama 3 menit sebelum disajikan.
- Daging cincang, seperti daging sapi atau ayam cincang, harus dimasak hingga suhu internal mencapai 71°C (160°F).
- Ayam dan unggas harus dimasak hingga suhu internal mencapai 74°C (165°F) untuk memastikan semua bakteri mati.
2. Hindari Daging yang Masih Mentah atau Setengah Matang
Pastikan daging yang dikonsumsi tidak lagi berwarna merah muda atau berdarah. Tekstur yang kenyal atau warna yang tidak merata pada daging menunjukkan bahwa daging tersebut belum matang sempurna dan berisiko mengandung patogen berbahaya.
3. Perhatikan Kebersihan dengan Cermat
Perhatiakan kebersihan selama proses memasak. Cuci tangan dengan sabun dan air hangat sebelum dan setelah menyentuh daging mentah. Pastikan peralatan dapur seperti pisau, talenan, dan peralatan lainnya yang digunakan untuk memotong daging mentah tidak digunakan untuk bahan makanan lain tanpa dibersihkan terlebih dahulu.
Semua peralatan dan permukaan dapur yang bersentuhan dengan daging mentah perlu dibersihkan dengan sabun antibakteri untuk mencegah kontaminasi silang..
4. Pilih Daging dari Sumber yang Terpercaya
Pastikan daging yang Moms konsumsi berasal dari produsen atau pedagang yang memiliki reputasi baik dan bersertifikat. Daging yang berasal dari sumber terpercaya biasanya diproses dalam kondisi higienis dan lebih kecil kemungkinannya terkontaminasi bakteri seperti Salmonella atau Listeria.
Baca juga: Inilah 5 Manfaat Daging Sapi untuk Ibu Hamil
5. Simpan Daging dengan Aman
Jika tidak segera dimasak, simpan daging di lemari pendingin pada suhu 4°C (40°F) atau lebih rendah. Untuk penyimpanan jangka panjang, bekukan daging pada suhu -18°C (0°F). Hindari membiarkan daging mentah berada di suhu ruangan lebih dari 2 jam untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Alternatif Protein yang Aman bagi Ibu Hamil
Jika Moms ingin menghindari daging, ada banyak sumber protein lain yang aman dan sehat untuk kehamilan:
- Telur Matang: Pastikan kuning dan putih telur matang sempurna.
- Ikan Rendah Merkuri: Pilih ikan seperti salmon atau sarden, yang kaya asam lemak omega-3.
- Kacang-kacangan dan Polong-polongan: Lentil, kacang almond, atau kacang merah adalah sumber protein nabati yang baik.
- Tahu dan Tempe: Alternatif protein yang sehat dan serbaguna.
Makan daging setengah matang selama kehamilan berisiko bagi kesehatan Moms dan janin. Daging yang tidak matang sempurna dapat menjadi sumber infeksi bakteri atau parasit yang berbahaya. Untuk menjaga kehamilan tetap sehat, pastikan daging yang dikonsumsi matang dengan sempurna dan pilih alternatif protein yang aman.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Mayo Clinic. “Pregnancy Nutrition: Foods to Avoid”. Diakses pada 22 Januari 2025.
- NCBI. “Nutrition and Pregnancy”. Diakses pada 22 Januari 2025.
- BabyCentre UK. “Is it Safe to Eat Rare or Raw Meat During Pregnancy?”. Diakses pada 22 Januari 2025.
- NHS. “Foods to Avoid in Pregnancy”. Diakses pada 22 Januari 2025.