Hidrokel adalah salah satu kondisi yang wajib diwaspadai pria karena menyangkut sistem reproduksinya. Buah zakar atau testis merupakan salah satu bagian dalam sistem reproduksi pria. Organ ini berperan untuk memproduksi hormon testosteron dan juga sperma. Sepasang testis berada dalam kantong skrotum. Posisinya menggantung tepat di bawah penis. Pada kondisi normal, skrotum terasa kencang tapi tidak […]
Hidrokel adalah salah satu kondisi yang wajib diwaspadai pria karena menyangkut sistem reproduksinya. Buah zakar atau testis merupakan salah satu bagian dalam sistem reproduksi pria. Organ ini berperan untuk memproduksi hormon testosteron dan juga sperma. Sepasang testis berada dalam kantong skrotum. Posisinya menggantung tepat di bawah penis. Pada kondisi normal, skrotum terasa kencang tapi tidak keras.
Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan skrotum terasa lebih lunak dan teksturnya seperti balon berisi air saat disentuh. Kondisi inilah yang dinamakan dengan hidrokel. Hidrokel adalah kondisi terjadinya penumpukan cairan di sekitar penis. Penumpukan cairan tersebut dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan serta menimbulkan nyeri di skrotum. Lalu, apa penyebab dan gejala hidrokel?
Apa Itu Hidrokel?

Hidrokel adalah kondisi dimana skrotum mengalami pembengkakan karena adanya penumpukan cairan di dalamnya. Penumpukan cairan di sekitar skrotum terjadi karena adanya gangguan dalam lapisan jaringan antara organ perut (usus) dengan skrotum. Bukan hanya itu, terjadinya penumpukan cairan juga dapat diakibatkan oleh produksi dan penyerapan cairan yang tidak seimbang.
Umumnya, hidrokel tidak berbahaya serta tidak membuat penderita merasa sakit. Namun, penderita sangat mungkin merasakan kondisi yang tidak nyaman. Hidrokel sendiri paling banyak ditemukan pada bayi. Meski begitu, ada pula kasus hidrokel yang terjadi pada laki-laki yang beranjak dewasa. Hidrokel dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
1. Hidrokel Komunikan
Hidrokel jenis komunikan merupakan kondisi penumpukan cairan yang diakibatkan oleh kantong di sekitar testis yang tidak menutup dengan sempurna.
2. Hidrokel Non-Komunikan
Tipe hidrokel non-komunikan terjadi karena kelebihan produksi cairan. Hal ini juga tidak diimbangi oleh penyerapan cairan yang cukup, sehingga menyebabkan penumpukan cairan yang berlebih.
Penyebab Hidrokel

Pada umumnya, hidrokel telah terbentuk sejak bayi masih dalam kandungan. Saat mendekati waktu kelahiran, testis akan turun dari perut ke skrotum. Skrotum sendiri merupakan kulit yang berbentuk kantung dan menahan testis saat turun. Saat masa perkembangan bayi laki-laki, setiap testis yang dibungkus oleh skrotum akan mengandung cairan di sekitarnya.
Normalnya, kantung tersebut dapat menutup dengan sendirinya. Tubuh kemudian akan menyerap cairan tersebut setelah melewati tahun pertama sejak bayi dilahirkan. Namun, beberapa kasus menyebabkan cairan tersebut tidak diserap oleh tubuh, sehingga menyebabkan penumpukan cairan yang kemudian disebut oleh istilah medis sebagai hidrokel.
Sementara itu, hidrokel pada orang dewasa mungkin disebabkan oleh beberapa kondisi. Misalnya adalah kondisi pasca operasi atau cedera yang terjadi di area selangkangan. Selain itu, infeksi epididimis atau peradangan pada testis juga bisa menyebabkan hidrokel. Beberapa penyebab lain yang mungkin menyebabkan kemunculan hidrokel antara lain:
- Cedera di bagian skrotum
- Infeksi yang terjadi pada testis atau skrotum
- Penyumbatan di sistem saraf atau pembuluh darah
- Infeksi atau penyakit menular seksual
Gejala Hidrokel

Hidrokel adalah gangguan organ reproduksi pria yang umumnya tidak menimbulkan tanda-tanda khusus. Kondisi ini juga biasanya tidak akan menyebabkan rasa sakit. Satu-satunya tanda yang bisa diamati dan dirasakan oleh penderita adalah adanya pembengkakan yang terjadi di bagian skrotum.
Meskipun umumnya tidak menyakitkan, namun munculnya benjolan dan pembengkakan bisa menyebabkan rasa tidak nyaman bagi penderita karena terasa mengganjal di sekitar skrotum. Saat terjadi pada pria dewasa, testis atau bagian skrotum akan terasa lebih berat dari kondisi normalnya. Pada beberapa kasus, area yang membengkak juga bisa terasa lebih penuh dan berat saat pagi hari dibandingkan pada malam hari.
Pada penderita yang mengalami hidrokel tipe non-komunikan, ukuran bagian yang membengkak umumnya tidak akan mengalami perubahan. Sementara itu, ukuran skrotum yang mengalami pembengkakan akibat hidrokel tipe komunikan bisa membesar dan mengecil dalam satu hari. Hal tersebut dapat terjadi ketika bagian yang bengkak ditekan, maka cairan bisa pindah dan bergerak ke bagian perut.
Gejala penyakit hidrokel juga mungkin disertai dengan munculnya rasa nyeri dan muncul kemerahan di sekitar skrotum. Selain itu, bagian bawah penis juga terasa tertekan. Namun, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gejala dari hidrokel, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter. Anda juga bisa mengkonsultasikan keluhan Anda dengan mengunjungi http://morulaivf.co.id/. Ingat bahwa hidrokel adalah penyakit yang bisa menyebabkan komplikasi jika tidak segera diatasi. Jadi pastikan untuk konsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut.