Morula IVF

Hyperemesis Gravidarum: Penyebab, Gejala dan Penanganan

April 15, 2025

Hyperemesis Gravidarum: Penyebab, Gejala dan Penanganan

Mual dan muntah sering dianggap hal biasa dalam kehamilan, terutama di trimester pertama. Namun, jika Moms mengalami mual parah hingga sulit makan dan minum, bisa jadi itu adalah tanda dari kondisi yang lebih serius: Hyperemesis Gravidarum (HG). Gangguan ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tapi juga berisiko bagi kesehatan ibu dan janin jika tidak ditangani dengan baik.

Apa Itu Hyperemesis Gravidarum?

Hyperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah parah selama kehamilan yang jauh lebih intens daripada morning sickness biasa. Kondisi ini menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, dan gangguan elektrolit yang signifikan. HG biasanya muncul sejak awal trimester pertama dan dapat berlangsung lebih lama, bahkan hingga trimester kedua atau sepanjang kehamilan.

Berbeda dengan morning sickness biasa yang masih memungkinkan Moms makan atau beraktivitas, HG bisa membuat Moms kesulitan minum air putih sekalipun, sehingga memerlukan perawatan medis intensif.

Gejala Hyperemesis Gravidarum

Beberapa gejala yang patut diwaspadai:

  • Mual dan muntah yang terjadi lebih dari 3–4 kali sehari

  • Berat badan turun lebih dari 5% dari berat badan sebelum hamil

  • Dehidrasi (ditandai dengan jarang buang air kecil, urin berwarna gelap)

  • Sakit kepala, pusing, dan lemas

  • Detak jantung cepat

  • Sulit makan atau minum tanpa muntah

  • Keringat dingin atau tampak sangat pucat

Jika Moms mengalami gejala di atas, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau bidan.

Baca juga: Waspadai Komplikasi Kehamilan yang Bisa Terjadi

Penyebab Hyperemesis Gravidarum

Hyperemesis Gravidarum
Sumber gambar: Freepik

Penyebab pasti HG belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang diyakini berperan antara lain:

1. Kadar hormon hCG yang sangat tinggi

Salah satu penyebab yang paling sering dikaitkan dengan hyperemesis gravidarum adalah kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang sangat tinggi. Hormon ini diproduksi oleh plasenta dan meningkat drastis pada awal kehamilan, terutama pada minggu-minggu pertama. Kadar hCG yang tinggi dipercaya memicu mual dan muntah berlebihan pada beberapa wanita hamil.

Kondisi ini biasanya lebih umum terjadi pada kehamilan ganda atau kehamilan mola, di mana kadar hCG jauh lebih tinggi dari biasanya. Respons tubuh terhadap lonjakan hormon ini bisa berbeda-beda pada setiap individu, dan pada sebagian Moms, hal ini menyebabkan gejala HG yang parah.

2. Perubahan hormon estrogen

Selain hCG, hormon estrogen juga mengalami peningkatan signifikan selama kehamilan. Perubahan kadar estrogen ini dapat memengaruhi fungsi sistem pencernaan dan memperlambat pengosongan lambung, yang kemudian memicu rasa mual dan muntah yang berkepanjangan.

Sensitivitas tubuh terhadap hormon estrogen juga bisa berbeda pada setiap wanita. Pada beberapa kasus, peningkatan estrogen yang cepat dan tinggi diyakini turut memperburuk gejala hyperemesis gravidarum.

Baca juga: 6 Gangguan kesehatan Karena Hormon Estrogen Berlebih pada Wanita

3. Faktor genetik

Riwayat keluarga juga berperan dalam meningkatkan risiko HG. Jika ibu kandung atau saudara perempuan Moms pernah mengalami kondisi serupa, maka kemungkinan besar Moms juga bisa mengalaminya. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan genetik yang memengaruhi respons tubuh terhadap perubahan hormonal saat hamil.

Meski belum sepenuhnya dipahami bagaimana faktor genetik bekerja dalam hal ini, para ahli percaya bahwa warisan gen tertentu bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap mual dan muntah parah selama kehamilan.

4. Kehamilan ganda (seperti kembar dua atau lebih)

Wanita yang mengandung anak kembar atau lebih memiliki risiko lebih tinggi mengalami hyperemesis gravidarum. Hal ini disebabkan karena tubuh memproduksi hormon kehamilan dalam jumlah lebih besar, termasuk hCG dan estrogen, untuk mendukung perkembangan janin yang lebih dari satu.

Kadar hormon yang tinggi ini bisa memicu reaksi yang lebih intens terhadap perubahan tubuh, termasuk mual dan muntah yang lebih parah dan berkepanjangan dibandingkan kehamilan tunggal.

Baca juga: Program Hamil Anak Kembar Ternyata Mudah, Begini Caranya!

5. Kehamilan pertama

Hyperemesis gravidarum juga lebih sering dialami oleh Moms yang sedang menjalani kehamilan pertama. Ini kemungkinan karena tubuh belum terbiasa dengan perubahan hormonal yang drastis sehingga respons yang diberikan menjadi lebih ekstrem.

Walaupun tidak semua wanita hamil anak pertama mengalami HG, statistik menunjukkan bahwa kehamilan pertama memiliki kecenderungan lebih tinggi terhadap mual dan muntah berat dibandingkan kehamilan berikutnya.

6. Riwayat migrain atau gangguan pencernaan

Moms yang memiliki riwayat migrain atau gangguan pencernaan seperti refluks asam lambung lebih rentan mengalami HG. Kondisi ini bisa memperparah mual dan muntah selama kehamilan karena tubuh sudah memiliki sensitivitas terhadap rangsangan tertentu.

Migrain dapat memicu mual berat saat hormon kehamilan meningkat, sementara masalah pencernaan membuat sistem lambung lebih mudah terganggu. Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat menyebabkan gejala HG menjadi lebih berat dan sulit dikendalikan.

Baca juga: Perubahan Sistem Pencernaan Pada Ibu Hamil yang Perlu Diketahui

Dampak Hyperemesis Gravidarum bagi Ibu dan Janin

Jika tidak ditangani, HG dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti:

  • Dehidrasi berat dan ketidakseimbangan elektrolit

  • Gangguan fungsi hati dan ginjal

  • Kekurangan nutrisi penting untuk pertumbuhan janin

  • Risiko persalinan prematur atau berat badan lahir rendah

  • Kelelahan dan gangguan emosional, termasuk depresi dan kecemasan

Baca juga: Asupan Gizi Ibu Hamil: Panduan Nutrisi Lengkap untuk Kesehatan Ibu dan Janin

Penanganan Hyperemesis Gravidarum

1. Perawatan di Rumah

Jika gejala HG masih ringan hingga sedang, beberapa strategi ini bisa membantu:

  • Makan dalam porsi kecil tapi sering

  • Menghindari makanan atau aroma yang memicu mual

  • Konsumsi jahe atau teh jahe (jika diizinkan dokter)

  • Istirahat cukup dan kelola stres

2. Perawatan Medis

Jika kondisi makin parah, dokter bisa merekomendasikan:

  • Infus cairan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang

  • Obat antiemetik (seperti ondansetron atau metoclopramide) untuk meredakan mual

  • Vitamin B6 dan suplemen lainnya

  • Rawat inap, jika diperlukan, untuk pemantauan lebih intensif

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung