Air putih bukan hanya pelengkap saat haus, tapi bagian penting dari kehamilan yang sehat. Jika asupan cairan kurang, dampaknya bisa dirasakan oleh Moms maupun janin. Mulai dari dehidrasi ringan hingga komplikasi kehamilan seperti kontraksi dini, semuanya bisa dipicu oleh hal sesederhana tidak cukup minum. Yuk, pahami mengapa kebutuhan cairan tidak boleh disepelekan selama hamil dan […]
Air putih bukan hanya pelengkap saat haus, tapi bagian penting dari kehamilan yang sehat. Jika asupan cairan kurang, dampaknya bisa dirasakan oleh Moms maupun janin. Mulai dari dehidrasi ringan hingga komplikasi kehamilan seperti kontraksi dini, semuanya bisa dipicu oleh hal sesederhana tidak cukup minum. Yuk, pahami mengapa kebutuhan cairan tidak boleh disepelekan selama hamil dan bagaimana risiko kurang minum air putih bisa berdampak serius.
Mengapa Air Putih Penting untuk Moms Hamil?
Saat hamil, volume darah meningkat hingga 50%, kebutuhan cairan tubuh pun naik drastis. Air membantu menjaga volume cairan ketuban, mengedarkan nutrisi ke janin, serta mendukung fungsi ginjal dan pencernaan. Wwanita hamil idealnya minum sekitar 2,3 liter (sekitar 10 gelas) air per hari untuk menjaga keseimbangan cairan.
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Minum Air Es? Ini Penjelasannya
Risiko Kurang Minum bagi Moms Selama Kehamilan

Sumber gambar: iStock
1. Dehidrasi
Dehidrasi saat hamil bisa terjadi tanpa disadari, terutama jika Moms tidak cukup mengonsumsi air putih setiap hari. Gejala seperti pusing, bibir pecah-pecah, kulit kering, dan jarangnya buang air kecil menjadi tanda awal tubuh kekurangan cairan. Saat tubuh bekerja ekstra untuk menunjang perkembangan janin, kebutuhan cairan pun otomatis meningkat. Kondisi ini semakin berisiko di trimester ketiga, ketika beban tubuh makin berat dan suhu tubuh cenderung lebih tinggi. Jika dibiarkan, dehidrasi bukan hanya membuat Moms lemas, tetapi juga dapat memengaruhi volume cairan ketuban yang penting untuk perlindungan janin.
2. Konstipasi dan Wasir
Salah satu efek langsung dari kurangnya asupan cairan adalah terganggunya sistem pencernaan. Air berperan penting dalam membantu melunakkan feses dan memperlancar pergerakan usus. Tanpa cukup cairan, proses ini melambat sehingga Moms lebih rentan mengalami sembelit atau konstipasi. Selain tidak nyaman, sembelit yang berkepanjangan bisa memicu wasir, yaitu pembengkakan pada pembuluh darah di area anus. Wasir selama kehamilan bukan hanya menyakitkan tetapi juga bisa mengganggu saat persalinan. Oleh karena itu, menjaga hidrasi sangat penting untuk mencegah dua kondisi ini berkembang.
Baca juga: Mengenal Penyakit Ambeien pada Ibu Hamil, Amankah?
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Air putih membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih melalui urin. Saat Moms kurang minum, urin menjadi lebih pekat dan jarang dikeluarkan, menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Infeksi saluran kemih atau ISK menjadi salah satu komplikasi yang cukup sering terjadi jika hidrasi tidak terjaga. Jika ISK tidak ditangani segera, bakteri bisa menyebar ke ginjal dan menyebabkan infeksi yang lebih serius. Bahkan, dalam beberapa kasus, ISK berisiko meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur. Menjaga konsumsi air putih tetap optimal setiap hari adalah langkah sederhana tapi krusial untuk pencegahan.
4. Sakit Kepala dan Kelelahan
Dehidrasi ringan pun bisa membuat Moms merasa cepat lelah, sulit konsentrasi, dan mengalami sakit kepala. Ini karena tubuh yang kekurangan cairan akan berusaha mempertahankan fungsi vital, salah satunya dengan mengurangi aliran darah ke otak, yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Akibatnya, aktivitas sehari-hari terganggu dan kualitas tidur bisa menurun. Padahal, istirahat dan energi yang cukup sangat dibutuhkan selama masa kehamilan. Dengan minum air secara cukup dan teratur, risiko sakit kepala serta kelelahan bisa ditekan secara alami tanpa perlu konsumsi obat-obatan.
5. Kontraksi Dini
Kurangnya cairan dalam tubuh dapat memicu terjadinya kontraksi uterus sebelum waktunya. Ketika tubuh dehidrasi, hormon oksitosin bisa terpicu, menyebabkan otot rahim berkontraksi. Jika ini terjadi di usia kehamilan yang belum cukup bulan, Moms bisa berisiko mengalami persalinan prematur. Terutama bagi Moms dengan kehamilan risiko tinggi, menjaga asupan cairan menjadi prioritas penting. Kontraksi dini bisa dicegah dengan cara sederhana seperti minum air minimal delapan gelas per hari, disesuaikan dengan aktivitas dan suhu lingkungan.
Baca juga: Kontraksi Palsu: Mengenal Braxton Hicks dan Cara Membedakannya dengan Kontraksi Persalinan
Dampak Kurang Minum bagi Janin

Sumber gambar: iStock
1. Volume Air Ketuban Menurun
Air ketuban berperan penting dalam melindungi janin dan mendukung pertumbuhan paru-paru serta sistem pencernaannya. Jika asupan cairan kurang, volume air ketuban bisa menurun (oligohidramnion), yang berpotensi menghambat perkembangan janin.
2. Pertumbuhan Janin Terhambat
Kekurangan cairan bisa mengurangi aliran darah ke plasenta. Akibatnya, nutrisi dan oksigen yang diterima janin tidak optimal, yang bisa menyebabkan berat badan lahir rendah atau gangguan tumbuh kembang.
Baca juga: Intrauterine Growth Restriction (IUGR), Kondisi Pertumbuhan Janin yang Terhambat
3. Risiko Cacat Tabung Saraf
Walau lebih berkaitan dengan asupan folat, kekurangan cairan dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting. Ini bisa berdampak tidak langsung pada pembentukan organ vital janin.
4. Risiko Stres pada Janin
Saat air ketuban terlalu sedikit atau oksigenasi terganggu, detak jantung janin bisa tidak stabil. Ini berpotensi menyebabkan fetal distress saat persalinan.
Tanda-Tanda Moms Harus Lebih Banyak Minum
-
Urin berwarna kuning pekat atau berbau tajam
-
Kepala terasa ringan atau sering pusing
-
Rasa haus yang berlebihan
-
Bibir dan mulut kering
-
Kulit terasa kering atau tidak elastis
-
Kurang gerak janin (dalam beberapa kasus)
Kurang minum air putih saat hamil bukan hanya soal kehausan, tapi bisa berdampak besar bagi kesehatan Moms dan janin. Dari gangguan ringan seperti lemas, hingga risiko serius seperti air ketuban rendah atau persalinan prematur. Untuk menjaga kehamilan tetap sehat, pastikan kebutuhan cairan terpenuhi setiap hari. Tubuh akan memberi sinyal saat butuh cairan, dengarkan baik-baik ya, Moms!
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Medical News Today. “How much water should you drink during pregnancy?”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- WebMD. “What to Know About Drinking Water During Pregnancy.”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- Parents. “How Much Water Should a Pregnant Person Drink?”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.