Morula IVF

Melahirkan dengan Forceps: Prosedur, Manfaat, dan Risikonya

April 15, 2025

Melahirkan dengan Forceps: Prosedur, Manfaat, dan Risikonya

Melahirkan dengan bantuan alat seperti forceps memang bisa terdengar menakutkan bagi sebagian Moms, tetapi prosedur ini memiliki peran penting dalam kondisi tertentu demi keselamatan ibu dan bayi. Ini akan membantu Moms memahami lebih dalam tentang apa itu persalinan forceps, kapan diperlukan, bagaimana prosedurnya dilakukan, serta manfaat dan risikonya. Dengan informasi yang tepat, Moms bisa merasa lebih tenang dan siap menghadapi berbagai kemungkinan saat proses persalinan.

Apa Itu Forceps?

Forceps adalah alat medis berbentuk seperti sendok atau penjepit panjang yang digunakan oleh dokter untuk membantu menarik bayi keluar dari jalan lahir selama proses persalinan. Alat ini biasanya digunakan ketika proses persalinan mengalami hambatan di tahap akhir, terutama saat bayi sudah berada di panggul tetapi tidak bisa keluar secara spontan.

Kapan Persalinan dengan Forceps Diperlukan?

Dokter mungkin menyarankan penggunaan forceps dalam kondisi seperti:

  • Moms sudah mengejan dalam waktu lama tetapi belum ada kemajuan

  • Detak jantung bayi menurun atau menunjukkan tanda stres

  • Moms mengalami kelelahan ekstrem dan tak mampu mengejan lagi

  • Adanya kondisi medis yang membuat Moms harus menghindari mengejan terlalu lama (seperti penyakit jantung atau tekanan darah tinggi)

  • Posisi kepala bayi berada pada kondisi yang memerlukan rotasi

Baca juga: Persiapan Sebelum Persalinan, Lakukan 9 Tips Ini!

Prosedur Melahirkan dengan Forceps

Melahirkan dengan Forceps
Sumber gambar: iStock

Persalinan dengan bantuan forceps umumnya dilakukan di ruang bersalin rumah sakit, khususnya saat proses melahirkan mengalami hambatan pada tahap akhir. Sebelum prosedur dimulai, dokter biasanya akan memberikan anestesi lokal atau bius epidural untuk mengurangi rasa sakit, tergantung kondisi dan kebutuhan masing-masing Moms. Pemberian anestesi ini bertujuan agar proses berlangsung lebih nyaman dan aman, baik untuk ibu maupun bayi.

Setelah anestesi bekerja, dokter akan memasukkan alat forceps sepasang alat berbentuk seperti sendok panjang ke dalam vagina secara hati-hati. Forceps akan ditempatkan di kedua sisi kepala bayi agar dapat memberi bantuan saat Moms mengejan. Ketika kontraksi datang dan Moms mengejan, dokter akan memberikan tarikan perlahan dengan forceps untuk membantu kepala bayi keluar. Setelah kepala bayi berhasil dilahirkan, forceps dilepas, dan proses persalinan dilanjutkan seperti biasa hingga seluruh tubuh bayi lahir.

Baca juga: Mengenal Alat Bantu Persalinan, Apa Saja Jenis dan Fungsinya?

Manfaat Melahirkan dengan Forceps

Beberapa keuntungan dari metode ini, antara lain:

  • Menyelamatkan bayi dari kondisi gawat janin

  • Menghindari persalinan caesar darurat

  • Membantu Moms yang tidak bisa mengejan lebih lama

  • Dapat digunakan untuk memposisikan ulang kepala bayi yang kurang ideal

Baca juga: Persalinan Macet: Penyebab, Risiko, dan Cara Mencegahnya

Risiko dan Komplikasi

Melahirkan dengan Forceps
Sumber gambar: Freepik

Meskipun forceps bisa sangat membantu, tetap ada risiko yang perlu diketahui:

1. Risiko untuk Ibu

Penggunaan forceps saat persalinan dapat menyebabkan robekan pada vagina atau perineum, terutama jika kepala bayi belum sepenuhnya turun atau posisi tidak ideal. Robekan ini bisa memerlukan penjahitan dan memperpanjang masa pemulihan pascapersalinan. Selain itu, rasa nyeri di area perineum juga bisa bertahan lebih lama dibandingkan persalinan normal tanpa bantuan alat.

Beberapa Moms mungkin mengalami inkontinensia urin sementara akibat tekanan pada otot dasar panggul. Dalam beberapa kasus, penggunaan forceps juga dapat menyebabkan hematoma atau pembengkakan akibat perdarahan di sekitar vagina. Meskipun kondisi ini umumnya bisa ditangani, penting bagi Moms untuk mendapatkan perawatan pascapersalinan yang optimal untuk mempercepat proses penyembuhan.

2. Risiko untuk Bayi

Bayi yang dilahirkan dengan bantuan forceps bisa mengalami memar ringan di wajah akibat tekanan alat saat proses ekstraksi. Meskipun terlihat mengkhawatirkan, memar ini biasanya tidak berbahaya dan akan hilang dalam beberapa hari setelah lahir. Penggunaan forceps juga berisiko menyebabkan cedera pada saraf wajah bayi, meskipun kasus seperti ini jarang terjadi dan umumnya bersifat sementara.

Selain itu, bentuk kepala bayi mungkin tampak sedikit berubah sesaat setelah persalinan akibat tekanan dari forceps. Namun, kondisi ini biasanya akan kembali normal dalam beberapa hari hingga minggu tanpa perlu penanganan khusus. Meski memiliki risiko, penggunaan forceps tetap aman bila dilakukan oleh tenaga medis berpengalaman dan hanya digunakan dalam kondisi yang tepat.

Setelah melahirkan dengan forceps, Moms mungkin memerlukan waktu lebih untuk pulih dibanding persalinan spontan. Rasa nyeri di area vagina bisa dirasakan hingga beberapa minggu. Kompres dingin, mandi air hangat, dan konsumsi obat sesuai resep dokter bisa membantu mempercepat pemulihan. Jangan ragu untuk berbagi keluhan dengan bidan atau dokter saat kontrol pasca persalinan.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung