Ibu menyusui pasti sering mendapati bayi yang muntah setelah minum ASI atau sering disebut dengan gumoh. Namun, sudah tahukah Anda, apa sebenarnya penyebab bayi gumoh setelah minum ASI itu? Bayi yang berusia di bawah 6 bulan belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna sehingga hanya bisa mengkonsumsi ASI sebagai sumber nutrisinya. Akan tetapi, dalam beberapa kasus […]
Ibu menyusui pasti sering mendapati bayi yang muntah setelah minum ASI atau sering disebut dengan gumoh. Namun, sudah tahukah Anda, apa sebenarnya penyebab bayi gumoh setelah minum ASI itu?
Bayi yang berusia di bawah 6 bulan belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna sehingga hanya bisa mengkonsumsi ASI sebagai sumber nutrisinya. Akan tetapi, dalam beberapa kasus ada bayi yang justru muntah atau gumoh setelah minum ASI.
Lalu apakah kondisi ini berbahaya? Simak apa penyebabnya gumoh dan bagaimana tips agar bayi tidak gumoh di bawah ini.
Penyebab Bayi Gumoh Setelah Minum ASI
Bayi yang muntah atau gumoh ASI sebenarnya merupakan hal yang biasa. Gumoh bisa terjadi ketika bayi terlalu banyak menelan udara saat menyusu atau terlalu banyak minum ASI. Dalam dunia medis, gumoh disebut juga dengan istilah refluks.
Ketika menyusu, cairan ASI atau susu formula akan ditelan bayi melalui mulut, kemudian turun ke kerongkongan dan masuk ke dalam lambung. Di antara kerongkongan dan lambung terdapat cincin otot yang akan menutup saat susu sudah masuk ke dalam lambung dengan tujuan untuk mencegah naik kembali ke kerongkongan.
Pada bayi yang masih berusia beberapa minggu hingga 5 bulan, cincin otot tersebut belum bisa bekerja secara optimal untuk menutup dan membuka. Kondisi ini memungkinkan susu akan kembali ke kerongkongan dan keluar melalui mulut sehingga menyebabkan bayi mengalami gumoh.
Gumoh biasa terjadi pada bayi yang usianya baru beberapa minggu. Pada usia tersebut, pencernaan bayi belum berkembang sempurna. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya usia bayi, intensitas gumoh biasanya akan berkurang bahkan bisa berhenti dengan sendirinya. Umumnya bayi akan berhenti gumoh saat memasuki usia 4−5 bulan.
Bahaya Jika Bayi Sering Gumoh
Bahaya tidak bayi sering gumoh sebenarnya tergantung seberapa sering intensitasnya. Secara umum gumoh sebenarnya tidak berbahaya dan tidak mempengaruhi kesehatan bayi. Akan tetapi, tetap ada beberapa gejala yang harus diwaspadai. Anda perlu waspada jika bayi mengalami gumoh yang disertai beberapa gejala seperti di bawah ini:
- Gumoh yang keluar lebih dari 2 sendok makan
- Gumoh disertai dengan berat badan yang tidak kunjung naik atau justru turun
- Gumoh yang bercampur dengan cairan berwarna hijau, kuning, cokelat, atau bahkan darah
- Popok bayil tampak jarang penuh dan tidak sebasah biasanya
- Bayi terlihat lelah dan lesu
- Bayi tampak sesak napas
- Bayi rewel dan tidak mau menyusu
- Gumoh yang disertai semburan kuat seperti muntah
- Tidak kunjung berhenti hingga usianya 6 bulan
Perbedaan Gumoh dan Muntah pada Bayi
Gumoh atau refluks merupakan keluarnya sebagian susu saat atau setelah bayi menyusu. Gumoh lebih sering ditemukan pada bayi hingga usia 1 tahun. Jumlah cairan atau ASI yang mengalir keluar dari mulut bervariasi, umumnya 1 – 2 sendok makan. Bayi yang mengalami gumoh biasanya akan terlihat tetap aktif, nyaman, tetap mengalami peningkatan berat badan yang baik, serta juga tidak mengalami gangguan pernapasan.
Perbedaan gumoh dan muntah pada bayi bisa dibedakan berdasarkan ciri-cirinya. Jika bayi mengeluarkan lebih dari 10 ml cairan dengan cara disemburkan dari perut yang sehingga membuat otot dinding perutnya berkontraksi, itu artinya bayi sedang mengalami muntah. Beberapa bayi juga kadang mengeluarkan cairan muntah dari hidung. Akan tetapi, muntah biasanya baru dialami oleh bayi saat berumur dua bulan. Muntah biasanya menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan atau gangguan sistem pencernaan pada bayi. Cara mengatasi muntah juga berbeda-beda tergantung dari penyebabnya. Akan lebih baik jika Anda segera membawa bayi yang muntah ke rumah sakit untuk diperiksa oleh dokter.
Cara Mengatasi Bayi Gumoh Setelah Minum ASI
Meski termasuk kondisi yang umum, akan tetapi bayi gumoh tidak boleh dibiarkan begitu saja karena bisa membuat bayi tidak nyaman. Jika bayi Anda mengalami gumoh, lakukan cara agar bayi tidak gumoh setelah minum ASI seperti di bawah ini:
1. Sendawakan Bayi
Setelah bayi selesai minum ASI, sebaiknya posisikan kepala bayi menjadi lebih tegak selama 20-30 menit. Posisi ini juga bisa membantu bayi agar lebih mudah sendawa. Bersendawa setelah setiap minum ASI bisa mencegah udara menumpuk di perut yang menjadi penyebab bayi gumoh setelah minum ASI.
2. Perhatikan Ukuran Dot
Jika bayi minum ASI atau susu menggunakan dot, pastikan Anda memperhatikan ukuran dot yang digunakan. Lubang dot yang terlalu besar dapat menyebabkan susu yang keluar terlalu banyak, sehingga menyebabkan bayi sering gumoh setelah minum ASI.
3. Hindari Bayi Tengkurap Setelah Minum ASI
Bayi yang langsung diposisikan dalam keadaan tengkurap atau terlentang setelah menyusu bisa memicu bayi gumoh banyak seperti muntah. Sebaiknya, gendong atau posisikan bayi dalam keadaan tegak selama 20-30 menit terlebih dahulu.
4. Perhatikan Makanan yang Ibu Konsumsi
Makanan yang ibu konsumsi ternyata juga bisa memicu gumoh pada bayi. Biasanya produk susu dan makanan tertentu bisa memicu gumoh sehingga perlu dihindari ibu jika bayi sering gumoh.
Bayi gumoh memang kondisi yang umum terjadi. Meski begitu, jika terjadi cukup sering, Anda perlu mencari tahu penyebab bayi gumoh setelah minum ASI karena jika dibiarkan bisa mengganggu tumbuh kembangnya.