Cystitis atau lebih dikenal dengan nama sistitis adalah peradangan yang terjadi pada kandung kemih dan menyebabkan penderita mengalami nyeri saat buang air kecil. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun bisa juga disebabkan oleh faktor lainnya. Diagnosis sistitis harus dilakukan melalui tes urine, kultur urine, USG, maupun sistoskopi. Sistitis bisa terjadi kepada siapa saja. […]
Cystitis atau lebih dikenal dengan nama sistitis adalah peradangan yang terjadi pada kandung kemih dan menyebabkan penderita mengalami nyeri saat buang air kecil. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun bisa juga disebabkan oleh faktor lainnya. Diagnosis sistitis harus dilakukan melalui tes urine, kultur urine, USG, maupun sistoskopi.
Sistitis bisa terjadi kepada siapa saja. Namun, penderita penyakit ini yang paling banyak adalah kaum wanita. Pasalnya, lubang kencing atau uretra wanita lebih pendek serta letaknya berdekatan dengan lubang anus, sehingga lebih mudah terkontaminasi oleh bakteri yang berasal dari anus. Lalu, apa penyebab dan gejala sistitis?
Penyebab Sistitis
Salah satu faktor paling banyak yang menjadi penyebabnya adalah infeksi bakteri. Infeksi berawal saat bakteri E. coli pada feses masuk ke saluran kencing atau uretra. Pada dasarnya, bakteri E. coli bermanfaat bagi pencernaan. Namun, jika masuk ke dalam uretra bakteri tersebut akan berkembangbiak dan semakin banyak. Akibatnya, uretra akan mengalami peradangan.
Selain disebabkan oleh infeksi bakteri yang berasal dari anus atau feses, dapat juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor lainnya. Beberapa penyebab lain dari sistitis adalah:
1. Efek Radiasi

Perawatan radiasi yang dilakukan pada area panggul merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan peradangan pada area kandung kemih.
2. Konsumsi Obat
Mengonsumsi obat-obatan tertentu ternyata juga bisa menjadi pemicu terjadinya peradangan kandung kemih atau sistitis. Terutama pada penggunaan obat kemoterapi, seperti cyclophosphamide dan ifosfamide. Konsumsi jenis obat tersebut diketahui bisa memicu terjadinya peradangan pada kandung kemih setelah obat tersebut terurai.
3. Penggunaan Alat Medis
Alat medis tertentu ternyata juga bisa menyebabkan iritasi kandung kemih. Contohnya adalah pada pemakaian kateter urine serta penggunaan alat kontrasepsi. Alat tersebut dapat memicu pertumbuhan bakteri yang menyebabkan iritasi pada kandung kemih.
4. Bahan Kimia

Bahan kimia yang terkandung dalam produk sabun atau pembersih vagina ternyata juga dapat memicu reaksi alergi pada kandung kemih. Alergi tersebut mirip dengan peradangan sistitis.
5. Penyakit Tertentu
Beberapa penyakit ternyata juga menimbulkan gejala peradangan pada kandung kemih. Diabetes, penyakit pembesaran kelenjar prostat (BPH), serta cedera tulang belakang adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat mengganggu fungsi dari kandung kemih.
Gejala Sistitis

Sistitis adalah jenis penyakit yang juga menimbulkan gejala berbeda pada laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki, sistitis akan menyebabkan penderita mengalami nyeri pada zakar atau kantung testis, penis, testis, serta area di belakang testis. Nyeri biasanya juga akan terasa pada saat muncul orgasme dan usai melakukan hubungan seksual.
Sementara itu, wanita biasanya akan merasakan gejala berupa rasa nyeri pada bibir vagina dan area di belakang vagina. Rasa nyeri tersebut juga bisa muncul pada saat berhubungan seksual. Selain gejala tersebut, penderita sistitis juga umumnya akan mengalami beberapa gejala seperti:
- Nyeri pada kandung kemih semakin parah pada saat ingin buang air kecil
- Rasa ingin buang air kecil terlalu sering melebihi 8 kali dalam sehari
- Nyeri di perut bagian bawah, panggul, punggung bagian bawah, dan uretra
- Mendadak ingin kencing meskipun baru saja buang air kecil
- Lemas dan demam
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Urine berdarah, berwarna keruh, atau baunya menyengat
Itulah penyebab dan gejala sistitis. Tentu saja, gangguan fungsi kandung kemih tidak boleh diabaikan karena penyakit ini adalah jenis penyakit yang cukup berbahaya jika tidak diberi penanganan yang tepat. Segera kunjungi dokter jika Anda mengalaminya. Untuk konsultasi dan mendapatkan informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi http://morulaivf.co.id/.