Banyak Moms yang sedang menantikan kabar kehamilan mungkin penasaran dengan berbagai cara sederhana mendeteksi kehamilan, termasuk menggunakan sabun. Tes kehamilan dengan sabun kerap disebut sebagai alternatif murah dan mudah dilakukan di rumah. Namun, apakah benar metode ini bisa diandalkan? Kesimpulannya, tes sabun tidak memiliki dasar ilmiah yang bisa dijadikan patokan untuk mendeteksi kehamilan. Reaksi busa […]
Banyak Moms yang sedang menantikan kabar kehamilan mungkin penasaran dengan berbagai cara sederhana mendeteksi kehamilan, termasuk menggunakan sabun. Tes kehamilan dengan sabun kerap disebut sebagai alternatif murah dan mudah dilakukan di rumah. Namun, apakah benar metode ini bisa diandalkan?
Kesimpulannya, tes sabun tidak memiliki dasar ilmiah yang bisa dijadikan patokan untuk mendeteksi kehamilan. Reaksi busa atau gelembung yang muncul hanyalah efek alami dari campuran sabun dan urine, bukan tanda kehamilan. Meski demikian, pembahasan tentang metode ini menarik untuk dipahami agar Moms dan Dads tidak salah langkah dalam mengambil keputusan penting terkait kehamilan.
Apa Itu Tes Kehamilan dengan Sabun?
Tes ini dilakukan dengan cara mencampurkan urine dengan sabun cair atau sabun padat yang sudah diparut. Konon, jika sabun menghasilkan busa atau gelembung saat bercampur dengan urine, hasilnya dianggap “positif hamil.” Sebaliknya, jika tidak ada reaksi berarti “tidak hamil.”
Metode ini beredar luas di media sosial sebagai “tes rumahan” yang dianggap praktis. Namun, kebenarannya perlu dikaji lebih dalam.
Apakah Tes Sabun Bisa Mendeteksi Hormon Kehamilan?
Untuk mengetahui kehamilan, dibutuhkan deteksi hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang muncul dalam urine setelah pembuahan berhasil terjadi. Alat tes kehamilan resmi yang dijual di apotek bekerja dengan mendeteksi keberadaan hormon ini.
Sayangnya, sabun tidak memiliki kemampuan kimia untuk mengidentifikasi hormon hCG. Reaksi busa yang muncul hanyalah akibat interaksi normal antara urine (yang mengandung zat amonia, urea, dan garam) dengan bahan kimia dalam sabun. Jadi, hasil dari tes sabun sepenuhnya tidak bisa diandalkan.
Baca juga: Tes Kehamilan dengan Garam: Fakta dan Akurasi
Risiko Mengandalkan Tes Sabun
Menggunakan tes sabun bisa menimbulkan risiko, terutama bila Moms salah memahami hasilnya. Beberapa risikonya antara lain:
-
Hasil positif palsu
Urine dengan kadar protein tinggi atau kondisi tertentu bisa memicu reaksi berlebihan pada sabun. -
Hasil negatif palsu
Moms bisa saja hamil, tetapi tes sabun tidak menunjukkan reaksi apa pun. Hal ini bisa menunda deteksi dini kehamilan. -
Mengabaikan pemeriksaan medis
Kepercayaan pada metode tidak akurat ini bisa membuat Moms atau Dads menunda penggunaan tes resmi, padahal kehamilan sebaiknya dipastikan sejak dini untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Baca juga: Tes Kehamilan dengan Pasta Gigi, Apakah Akurat?
Perbandingan dengan Tes Kehamilan Medis

Sumber gambar: iStock
Tes kehamilan yang dijual bebas di apotek memiliki tingkat akurasi hingga 99% jika digunakan dengan benar. Tes ini sudah dirancang khusus untuk mendeteksi hormon hCG dengan teknologi yang teruji secara ilmiah.
Bahkan, tes laboratorium darah dapat memberikan hasil yang lebih pasti karena mampu mengukur kadar hCG dalam jumlah sangat kecil, bahkan sebelum tes urine bisa mendeteksinya.
Berbeda dengan itu, tes sabun hanyalah mitos tanpa dasar ilmiah. Tidak ada penelitian medis yang mendukung keakuratan metode ini.
Mengapa Tes Rumahan Seperti Sabun Masih Populer?
Meski tidak akurat, metode tes sabun tetap populer karena beberapa alasan:
-
Murah dan mudah dilakukan.
-
Dipopulerkan melalui media sosial atau forum daring.
-
Rasa penasaran tinggi membuat Moms mencoba metode cepat sebelum membeli test pack.
Namun, perlu diingat bahwa keputusan penting terkait kehamilan sebaiknya tidak didasarkan pada metode tanpa dasar ilmiah.
Baca juga: Tes Kehamilan dengan Jari, Apakah Akurat?
Rekomendasi bagi Moms dan Dads
Jika Moms curiga hamil, langkah terbaik adalah:
-
Gunakan tes kehamilan resmi (test pack) yang tersedia di apotek.
-
Lakukan tes sesuai petunjuk agar hasil akurat.
-
Jika hasil positif, segera periksakan diri ke tenaga medis.
-
Jika hasil negatif tapi menstruasi tetap terlambat, ulangi tes atau konsultasikan dengan dokter.
Baca juga: 7 Kesalahan Umum Saat Menggunakan Testpack
Bagi Dads, memberikan dukungan emosional dan praktis, seperti menyiapkan test pack atau menemani saat pemeriksaan medis, bisa sangat membantu Moms dalam masa penuh ketegangan ini.
Tes kehamilan dengan sabun memang menarik untuk dicoba karena sederhana dan murah, tetapi tidak akurat secara ilmiah. Reaksi busa yang muncul hanyalah hasil interaksi kimia biasa, bukan tanda adanya hormon hCG. Untuk memastikan kehamilan, hanya test pack dan pemeriksaan medis yang dapat memberikan kepastian. Jadi, Moms dan Dads, jangan ragu untuk memilih cara yang tepat agar keputusan terkait kehamilan bisa diambil dengan bijak sejak awal.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Healthline. “Soap Pregnancy Test: How It Works, Accuracy, Risks”. Tanggal Akses 22 Agustus 2025.
- Better Health Victoria. “Pregnancy testing”. Tanggal Akses 22 Agustus 2025.
- Healthline. “Homemade Pregnancy Tests: Do They Work?”. Tanggal Akses 22 Agustus 2025.
- Mayo Clinic. “Home pregnancy tests: Can you trust the results?”. Tanggal Akses 22 Agustus 2025.