Hipertiroidisme adalah kondisi medis ketika kelenjar tiroid di leher memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Kondisi ini bisa memengaruhi hampir seluruh metabolisme tubuh, dari detak jantung, berat badan, hingga suasana hati. Baik Moms maupun Dads perlu memahami gejala dan risikonya, karena hipertiroidisme yang tidak terkontrol bisa memicu komplikasi serius. Mengetahui tanda-tanda sejak dini dan mendapatkan penanganan […]
Hipertiroidisme adalah kondisi medis ketika kelenjar tiroid di leher memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Kondisi ini bisa memengaruhi hampir seluruh metabolisme tubuh, dari detak jantung, berat badan, hingga suasana hati. Baik Moms maupun Dads perlu memahami gejala dan risikonya, karena hipertiroidisme yang tidak terkontrol bisa memicu komplikasi serius. Mengetahui tanda-tanda sejak dini dan mendapatkan penanganan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas hidup.
Apa Itu Hipertiroidisme?
Hipertiroidisme adalah kondisi medis di mana tubuh memiliki kadar hormon tiroid, yaitu T3 dan T4, yang terlalu tinggi dalam aliran darah. Hormon-hormon ini berfungsi untuk mengatur kecepatan metabolisme tubuh, sehingga produksi berlebihan membuat berbagai sistem tubuh bekerja terlalu cepat. Akibatnya, Moms bisa mengalami gejala seperti jantung berdebar, berat badan turun drastis, hingga gangguan tidur.
Penyebab paling umum dari hipertiroidisme adalah penyakit Graves, sebuah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid dan menyebabkan produksi hormon meningkat drastis. Selain itu, hipertiroidisme juga bisa disebabkan oleh adanya nodul berlebih di tiroid (toxic multinodular goiter), peradangan kelenjar tiroid (tiroiditis), atau konsumsi hormon tiroid dari luar tubuh yang berlebihan. Diagnosis dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius pada kesehatan Moms.
Baca juga: Apakah Penyakit Tiroid dapat Mempengaruhi Kesuburan
Gejala Hipertiroidisme yang Perlu Diwaspadai
Hipertiroidisme bisa berkembang perlahan atau cepat, dan gejalanya bervariasi. Beberapa tanda yang sering muncul:
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Penurunan berat badan drastis tanpa diet
- Rasa gelisah, cemas, atau mudah marah
- Keringat berlebih dan intoleransi terhadap panas
- Tangan gemetar
- Kelelahan
- Gangguan tidur
- Rambut menipis dan kulit rapuh
- Perubahan siklus menstruasi pada Moms
- Disfungsi ereksi atau penurunan libido pada Dads
- Pembesaran kelenjar tiroid (gondok)
Pada beberapa kasus, bisa terjadi komplikasi berat seperti fibrilasi atrium (gangguan irama jantung) atau krisis tirotoksik (hipertiroidisme berat yang mengancam jiwa).
Baca juga: Waspadai Komplikasi Kehamilan yang Bisa Terjadi
Penanganan Hipertiroidisme

Sumber gambar: iStock
Pengobatan tergantung pada usia, kondisi kesehatan umum, penyebab, dan tingkat keparahan hipertiroidisme. Beberapa pilihan yang umum:
1. Obat Antitiroid
Salah satu metode penanganan hipertiroidisme yang umum adalah penggunaan obat antitiroid seperti methimazole atau propylthiouracil. Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi hormon tiroid berlebih, sehingga membantu mengembalikan kadar hormon ke tingkat normal dan mengurangi gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca juga: 5 Jenis Obat yang Dilarang Saat Hamil
2. Terapi Yodium Radioaktif
Terapi yodium radioaktif menjadi salah satu pilihan efektif untuk mengatasi hipertiroidisme. Dalam prosedur ini, pasien akan diberikan dosis kecil yodium radioaktif yang akan diserap oleh kelenjar tiroid. Proses ini bertujuan untuk menghancurkan sel-sel tiroid berlebih secara bertahap tanpa merusak jaringan tubuh lain.
3. Operasi Tiroid
Jika hipertiroidisme disebabkan oleh nodul besar, gondok, atau dicurigai sebagai kanker tiroid, maka operasi tiroid menjadi pilihan. Prosedur ini melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid untuk menghentikan produksi hormon berlebih secara permanen. Operasi biasanya direkomendasikan bila metode lain tidak efektif atau jika kondisi fisik pasien memerlukan tindakan segera.
4. Beta-Blocker
Beta-blocker seperti propranolol sering diresepkan untuk membantu mengontrol gejala hipertiroidisme, meskipun obat ini tidak menurunkan kadar hormon tiroid itu sendiri. Beta-blocker bekerja dengan memperlambat detak jantung, mengurangi tremor, dan mengendalikan rasa cemas yang sering muncul akibat hormon tiroid berlebih.
Baca juga: Intrauterine Growth Restriction (IUGR), Kondisi Pertumbuhan Janin yang Terhambat
Risiko Khusus Bagi Kehamilan
Hipertiroidisme yang tidak terkontrol saat kehamilan bisa meningkatkan risiko komplikasi serius bagi Moms dan janin. Salah satu risikonya adalah kelahiran prematur, di mana bayi lahir sebelum waktunya dan berpotensi mengalami masalah kesehatan jangka panjang. Selain itu, kadar hormon tiroid yang berlebihan juga dapat menyebabkan berat badan lahir rendah, yang bisa berdampak pada perkembangan bayi setelah lahir.
Tak hanya itu, hipertiroidisme pada kehamilan juga meningkatkan kemungkinan terjadinya preeklamsia, yaitu kondisi tekanan darah tinggi yang berbahaya bagi Moms dan janin. Dalam kasus yang lebih parah, bisa terjadi krisis tirotoksik saat persalinan, yaitu kondisi gawat darurat akibat lonjakan hormon tiroid yang mendadak. Karena itu, penting bagi Moms dengan hipertiroidisme untuk mendapatkan pemantauan medis ketat selama kehamilan guna meminimalkan risiko-risiko tersebut.
Baca juga: 6 Larangan Untuk Ibu Hamil Agar Tidak Keguguran
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Mayo Clinic. “Hyperthyroidism”. Diakses 21 April 2025.
- Cleveland Clinic. “Hyperthyroidism”. Diakses 21 April 2025.
- National Center for Biotechnology Information. “Hyperthyroidism”. Diakses 21 April 2025.
- MedlinePlus. “Hyperthyroidism”. Diakses 21 April 2025.