Semua Artikel

Kanker Prostat: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Hamzah
24 May 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Kanker Prostat: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker paling umum yang menyerang pria, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun. Meski banyak yang menganggap penyakit ini hanya berkaitan dengan usia, faktanya ada berbagai faktor risiko lain yang bisa memicu kemunculannya. Untuk itu, penting bagi Dads maupun Moms yang peduli dengan kesehatan pasangan, untuk mengenali tanda-tanda […]

Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker paling umum yang menyerang pria, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun. Meski banyak yang menganggap penyakit ini hanya berkaitan dengan usia, faktanya ada berbagai faktor risiko lain yang bisa memicu kemunculannya. Untuk itu, penting bagi Dads maupun Moms yang peduli dengan kesehatan pasangan, untuk mengenali tanda-tanda awal dan pilihan pengobatan yang tersedia agar dapat mengambil tindakan sejak dini.

Apa Itu Kanker Prostat?

Kanker prostat terjadi ketika sel-sel di kelenjar prostat tumbuh secara tidak terkendali. Prostat sendiri merupakan kelenjar kecil yang hanya dimiliki pria, terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi uretra. Fungsi utama prostat adalah menghasilkan cairan semen yang membawa sperma saat ejakulasi.

Tidak semua kanker prostat bersifat agresif. Beberapa tumbuh sangat lambat dan tidak menyebabkan gangguan serius. Namun, ada juga yang berkembang cepat dan menyebar ke bagian tubuh lain jika tidak ditangani segera.

Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Penyakit Prostat yang Paling Umum Terjadi

Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Prostat

kanker prostat

Sumber gambar: iStock

Hingga saat ini, penyebab pasti kanker prostat belum sepenuhnya dipahami. Namun, sejumlah faktor risiko telah diidentifikasi sebagai pemicu potensial:

1. Usia

Faktor usia merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya risiko kanker prostat pada pria. Seiring bertambahnya usia, terutama setelah memasuki usia 50 tahun, sel-sel dalam prostat cenderung mengalami perubahan yang meningkatkan potensi pertumbuhan sel abnormal. Bahkan, mayoritas kasus kanker prostat ditemukan pada pria berusia di atas 65 tahun, menjadikannya kelompok usia yang paling rentan terhadap penyakit ini.

Meski kanker prostat jarang terjadi pada pria yang lebih muda, bukan berarti tidak mungkin. Oleh karena itu, penting bagi Dads yang telah memasuki usia paruh baya untuk mulai melakukan skrining secara rutin. Deteksi dini menjadi kunci utama dalam mengendalikan perkembangan kanker prostat agar tidak mencapai stadium lanjut.

Baca juga: Masa Subur Pria: Memahami Kesuburan dan Faktor yang Mempengaruhinya

2. Riwayat Keluarga

Memiliki anggota keluarga dekat yang pernah mengidap kanker prostat, seperti ayah, kakak laki-laki, atau kakek, dapat meningkatkan risiko seorang pria terkena penyakit ini. Faktor genetik diyakini memainkan peran penting dalam perkembangan kanker prostat, terutama jika mutasi tertentu diwariskan secara turun-temurun dalam keluarga.

Jika Dads memiliki riwayat keluarga dengan kanker prostat, sangat disarankan untuk lebih waspada dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Konsultasi dengan dokter mengenai skrining dini bisa menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan atau deteksi dini kanker prostat yang lebih efektif.

3. Ras dan Etnis

Data menunjukkan bahwa pria kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi mengalami kanker prostat dibandingkan kelompok etnis lainnya. Tidak hanya lebih rentan, kanker prostat pada pria kulit hitam juga cenderung lebih agresif dan sering terdeteksi pada stadium yang lebih lanjut, yang membuat penanganannya menjadi lebih kompleks.

Faktor genetik, lingkungan, serta perbedaan akses terhadap layanan kesehatan mungkin menjadi penyebab perbedaan risiko ini. Oleh karena itu, bagi Dads yang berasal dari kelompok etnis dengan risiko tinggi, penting untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan prostat dan melakukan skrining sesuai anjuran medis.

4. Pola Makan dan Gaya Hidup

Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, seperti daging merah dan produk olahan, disertai dengan rendahnya asupan serat dari buah dan sayur, dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker prostat. Gaya hidup sedentari atau kurangnya aktivitas fisik juga memperburuk kondisi ini, terutama bila disertai dengan obesitas.

Menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan mempertahankan berat badan ideal dapat membantu menurunkan risiko kanker prostat. Dads yang ingin meminimalkan risiko sebaiknya mulai menerapkan gaya hidup yang lebih aktif dan memperbanyak konsumsi makanan bergizi seperti sayuran hijau, tomat, serta makanan kaya antioksidan.

5. Paparan Hormon

Hormon testosteron memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan fungsi normal kelenjar prostat. Namun, kadar testosteron yang terlalu tinggi atau tidak seimbang dalam jangka panjang diduga dapat merangsang pertumbuhan sel-sel prostat secara abnormal, yang dapat berkembang menjadi kanker.

Meski hubungan langsung antara testosteron dan kanker prostat masih diteliti lebih lanjut, Dads yang menjalani terapi hormon atau memiliki kondisi medis tertentu yang memengaruhi kadar hormon sebaiknya melakukan pemantauan ketat. Konsultasi rutin dengan dokter urologi akan membantu mengidentifikasi risiko lebih awal dan menjaga kesehatan prostat secara optimal.

Baca juga: Waspadai Dampak Kekurangan dan Kelebihan Hormon Testosteron pada Pria

Gejala Kanker Prostat yang Perlu Diwaspadai

Di tahap awal, kanker prostat biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, seiring berkembangnya penyakit, beberapa tanda berikut bisa muncul:

  • Sering buang air kecil, terutama di malam hari

  • Kesulitan saat memulai atau menghentikan aliran urine

  • Rasa nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil

  • Darah dalam urine atau air mani

  • Nyeri pada punggung bagian bawah, panggul, atau paha

  • Disfungsi ereksi

Sayangnya, banyak Dads yang mengabaikan gejala ini karena dianggap sebagai bagian normal dari proses penuaan. Padahal, deteksi dini bisa sangat menentukan keberhasilan pengobatan.

Pilihan Pengobatan Kanker Prostat

kanker prostat

Sumber gambar: iStock

Pengobatan kanker prostat sangat bergantung pada tingkat keparahan penyakit, usia pasien, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan. Berikut ini beberapa metode yang umum digunakan:

1. Pemantauan Aktif (Active Surveillance)

Bagi kasus yang ringan dan tumbuh lambat, dokter mungkin hanya memantau perkembangan kanker tanpa pengobatan langsung. Tes rutin akan dilakukan untuk memastikan kanker tidak memburuk.

2. Operasi Prostatektomi

Prosedur ini melibatkan pengangkatan seluruh kelenjar prostat. Umumnya disarankan untuk kanker yang belum menyebar dan bagi pasien dengan harapan hidup panjang.

3. Terapi Radiasi

Radiasi digunakan untuk membunuh sel kanker dengan sinar berenergi tinggi. Bisa dilakukan dari luar tubuh (eksternal) atau melalui implan radioaktif kecil (brachytherapy).

4. Terapi Hormon

Tujuannya adalah menurunkan kadar hormon testosteron yang mendukung pertumbuhan sel kanker. Efek samping dari terapi ini antara lain menurunnya libido, osteoporosis, dan gangguan metabolisme.

5. Kemoterapi

Biasanya diberikan jika kanker sudah menyebar dan tidak merespons terapi hormon. Obat kemoterapi membantu membunuh sel kanker di seluruh tubuh.

Baca juga: Apakah Efek Kemoterapi Dapat Mengganggu Kesuburan?

Kanker prostat memang lebih sering terjadi pada pria usia lanjut, namun bukan berarti harus dianggap sepele. Mengetahui penyebab, gejala, serta pilihan pengobatannya bisa membantu Dads mengambil langkah pencegahan lebih awal dan menentukan pengobatan yang tepat. Dukungan dan kepedulian dari Moms di rumah juga sangat berperan dalam menjaga kesehatan pasangan. Jadi, yuk, lebih peduli dengan kesehatan prostat mulai dari sekarang!

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi:

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Kesehatan Penyakit Harlequin Ichthyosis: Mengenal Kondisi Kulit Langka dan Tantangan yang Dihadapi Penderitanya

Penyakit Harlequin Ichthyosis: Mengenal Kondisi Kulit Langka dan Tantangan yang Dihadapi Penderitanya

Hamzah
12 Dec 2025

Penyakit Harlequin Ichthyosis adalah kondisi kulit genetik yang sangat langka dan serius, yang ditandai dengan penebalan kulit di seluruh tubuh yang membentuk lapisan keras dan bersisik. Bagi para orang tua…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Oksitosin: Hormon Cinta dan Perannya dalam Tubuh

Oksitosin: Hormon Cinta dan Perannya dalam Tubuh

Hamzah
09 Dec 2025

Oksitosin sering disebut sebagai “hormon cinta” karena perannya dalam ikatan emosional dan interaksi sosial. Namun, hormon ini memiliki fungsi lebih dari sekadar memengaruhi perasaan. Oksitosin adalah hormon penting yang membantu…

Selengkapnya
Kesehatan Simak 5 Cara Melancarkan Haid Secara Lengkap di Sini

Simak 5 Cara Melancarkan Haid Secara Lengkap di Sini

Admin
07 Dec 2025

Permasalahan seputar haid yang tidak teratur selain membuat wanita merasa tidak nyaman, hal ini juga akan menimbulkan permasalahan baru bagi kesehatan seperti halnya tubuh pegal-pegal dan lain sebagainya. Hal tersebut…

Selengkapnya