Artikel ini telah direview secara medis olehdr Nur Hafiz Ramadhona Sp. And Kesuburan pria sering kali menjadi topik yang terabaikan dalam diskusi seputar kesehatan reproduksi, padahal perannya sangat vital dalam proses pembuahan. Sementara banyak orang lebih fokus pada kesuburan wanita dan siklus ovulasi, pria juga memiliki masa subur yang dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari […]
Artikel ini telah direview secara medis oleh
dr Nur Hafiz Ramadhona Sp. And![]()
Kesuburan pria sering kali menjadi topik yang terabaikan dalam diskusi seputar kesehatan reproduksi, padahal perannya sangat vital dalam proses pembuahan. Sementara banyak orang lebih fokus pada kesuburan wanita dan siklus ovulasi, pria juga memiliki masa subur yang dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari kesehatan fisik hingga gaya hidup. Mengerti tentang masa subur pria bukan hanya bermanfaat bagi mereka yang ingin memiliki anak, tetapi juga untuk memahami dinamika kesuburan secara keseluruhan.
Apa itu Masa Subur Pria?
Masa subur pria merujuk pada periode di mana pria memiliki kualitas sperma yang optimal untuk pembuahan. Berbeda dengan wanita yang memiliki siklus menstruasi bulanan, pria tidak mengalami siklus kesuburan yang sama. Meskipun demikian, kualitas dan jumlah sperma pria dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria dapat mengalami fluktuasi dalam kesuburan yang dipengaruhi oleh faktor hormon, gaya hidup, dan kesehatan secara keseluruhan.
Baca juga: Hypospermia: Penyebab, Gejala, dan Solusi untuk Meningkatkan Kesehatan Reproduksi Pria
Siklus Kesuburan Pria
Menurut penelitian dari BabyMed, meskipun pria tidak memiliki siklus menstruasi, mereka juga mengalami fluktuasi dalam kesuburan yang dipengaruhi oleh kadar hormon dan gaya hidup. Misalnya, kadar hormon testosteron cenderung lebih tinggi di pagi hari, yang dapat meningkatkan produksi sperma dan kualitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa waktu hubungan seksual juga dapat berpengaruh pada peluang pembuahan.

Sumber gambar: Freepik
Kapan Pria Paling Subur?
Walaupun tidak ada waktu tertentu dalam sebulan di mana pria paling subur, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan pembuahan. Menurut British Fertility Society, meskipun tidak ada siklus khusus, kualitas sperma dapat ditingkatkan dengan mengadopsi gaya hidup sehat. Kualitas sperma juga dapat meningkat ketika pria menjaga pola tidur yang baik, mengelola stres, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol.
Peran Kesuburan Wanita dalam Kehamilan
Mengetahui siklus ovulasi wanita juga penting dalam konteks kesuburan pria. Wanita paling subur selama periode ovulasi, yang biasanya terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Memahami waktu ovulasi dapat membantu pasangan merencanakan hubungan seksual dengan lebih efektif, meningkatkan peluang kehamilan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan aplikasi atau metode lain untuk memantau siklus menstruasi dan ovulasi.

Sumber gambar: Freepik
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesuburan Pria
1. Kesehatan Umum
Kesehatan secara keseluruhan memainkan peran besar dalam kesuburan pria. Penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan infeksi dapat mempengaruhi produksi sperma. Selain itu, berat badan berlebih dapat mengganggu keseimbangan hormon, yang pada gilirannya dapat mengurangi kesuburan. Oleh karena itu, menjaga pola makan yang seimbang dan melakukan olahraga secara teratur sangat dianjurkan.
2. Usia
Usia adalah faktor penting dalam kesuburan pria. Penelitian menunjukkan bahwa kualitas sperma cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Pria di atas 40 tahun mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesuburan, seperti penurunan jumlah sperma dan kualitas sperma yang lebih rendah. Selain itu, pria yang lebih tua juga berisiko lebih tinggi memiliki keturunan dengan masalah kesehatan tertentu .
3. Gaya Hidup
Kebiasaan hidup yang tidak sehat dapat berdampak negatif pada kesuburan. Merokok telah terbukti mengurangi kualitas sperma, sementara konsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat mengganggu produksi hormon yang diperlukan untuk kesuburan. Mengurangi atau menghindari faktor-faktor ini dapat membantu meningkatkan kesehatan sperma.
Baca juga: 4 Olahraga Meningkatkan Hormon Testosteron
4. Paparan Lingkungan
Paparan terhadap bahan kimia berbahaya, radiasi, dan suhu tinggi juga dapat mempengaruhi kualitas sperma. Lingkungan kerja yang terpapar pestisida atau bahan kimia industri berpotensi merusak kualitas sperma. Oleh karena itu, pria disarankan untuk menghindari paparan terhadap zat-zat berbahaya dan menjaga suhu testis tetap ideal, misalnya dengan menghindari penggunaan celana ketat dan berendam dalam air panas.
5. Stres
Stres psikologis dapat memengaruhi kadar hormon yang terlibat dalam produksi sperma. Penelitian menunjukkan bahwa stres dapat mengganggu keseimbangan hormon, yang dapat berujung pada penurunan kualitas sperma. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres melalui teknik relaksasi, meditasi, olahraga, atau aktivitas yang menyenangkan.

Sumber gambar: Freepik
Tanda dan Gejala Masalah Kesuburan Pria
Banyak pria tidak menyadari adanya masalah kesuburan hingga mereka berusaha untuk memiliki anak. Mengetahui tanda dan gejala yang mungkin muncul sangat penting untuk tindakan yang lebih lanjut. Berikut adalah beberapa indikator masalah kesuburan yang perlu diperhatikan:
- Perubahan Libido: Penurunan minat seksual dapat mengindikasikan gangguan hormonal, seperti rendahnya kadar testosteron. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan reproduksi pria.
- Riwayat Penyakit atau Infeksi: Pria dengan riwayat penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi, seperti gondok, mungkin berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesuburan, karena infeksi ini dapat merusak saluran reproduksi.
- Kesulitan Ereksi atau Ejakulasi: Masalah dalam mencapai atau mempertahankan ereksi, serta kesulitan dalam ejakulasi, dapat menjadi sinyal adanya gangguan kesuburan yang lebih serius.
- Perubahan pada Ukuran Testis: Testis yang lebih kecil dari ukuran normal atau adanya benjolan, nyeri, atau perubahan tekstur pada testis dapat menandakan masalah kesehatan yang berdampak pada kesuburan.
- Kualitas Sperma yang Buruk: Meskipun tidak dapat dinilai tanpa pemeriksaan, gejala seperti sperma yang lebih sedikit, tidak bergerak dengan baik, atau bentuk yang abnormal juga dapat menjadi indikator masalah kesuburan.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis kesuburan. Mereka dapat melakukan evaluasi dan memberikan saran yang tepat untuk menangani masalah kesuburan Anda.
Baca juga: Mengupas Tuntas Sistem Reproduksi Pria: Dari Fungsi hingga Penyakit Umum
Memahami masa subur pria adalah langkah penting bagi pasangan yang berusaha untuk memiliki anak. Meskipun pria tidak memiliki siklus bulanan seperti wanita, mereka tetap memiliki faktor-faktor yang memengaruhi kesuburan. Dengan menjaga kesehatan, pola hidup yang baik, dan memahami siklus kesuburan pasangan, pria dapat meningkatkan peluang untuk menjadi ayah.
Konsultasi dengan profesional medis adalah langkah yang bijaksana jika ada kekhawatiran tentang kesuburan. Kesuburan pria adalah aspek penting dari kesehatan reproduksi, dan perhatian terhadapnya dapat membuka jalan untuk peluang kehamilan yang lebih besar.
Untuk Anda yang masih dalam program kehamilan ataupun tengah mengalami permasalahan infertilias, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- BabyMed. (n.d.). Do Men Also Have Fertility Cycles. Diakses pada 24 Oktober 2024.
- British Fertility Society. (n.d.). When Are Women & Men Most Fertile? Diakses pada 24 Oktober 2024.
- National Center for Biotechnology Information. (2010). Male Fertility and Age. Diakses pada 24 Oktober 2024.
- ScienceDirect. (n.d.). Male Fertility Factors. Diakses pada 24 Oktober 2024.
