Hypospermia, atau volume ejakulasi rendah, adalah kondisi yang sering kali luput dari perhatian, meskipun dapat mempengaruhi kesuburan pria secara signifikan. Banyak pria yang tidak menyadari bahwa masalah pada cairan ejakulasi bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan reproduksi. Lalu, apa itu hypospermia dan bagaimana kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi Dads? Simak ulasannya lengkapnya berikut:
Apa Itu Hypospermia?
Hypospermia adalah kondisi medis yang ditandai dengan volume ejakulasi yang lebih rendah dari 1,5 milliliter. Dalam kondisi normal, cairan ejakulasi pria memainkan peran penting dalam kesuburan, karena membawa sperma menuju sel telur. Ketika volume cairan berkurang, kemampuan sperma untuk mencapai sel telur dapat terpengaruh, sehingga menurunkan peluang kehamilan.
Meskipun sering kali tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala yang mencolok, hypospermia adalah tanda bahwa ada sesuatu yang mempengaruhi sistem reproduksi pria. Oleh karena itu, memahami penyebab, dampak, dan cara mengatasinya sangat penting, terutama bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan.

Penyebab Hypospermia
Hypospermia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang terkait dengan gaya hidup, masalah medis, maupun efek samping pengobatan. Berikut adalah penjelasan rinci penyebabnya:
1. Gangguan pada Vesikula Seminalis atau Prostat
Vesikula seminalis dan prostat adalah dua organ utama yang memproduksi cairan seminalis. Infeksi, peradangan, atau kerusakan pada organ-organ ini dapat mengurangi volume cairan ejakulasi. Salah satu contohnya adalah prostatitis, yaitu peradangan pada kelenjar prostat yang sering disebabkan oleh infeksi bakteri.
2. Ketidakseimbangan Hormon
Hormon seperti testosteron, LH (luteinizing hormone), dan FSH (follicle-stimulating hormone) memainkan peran utama dalam produksi sperma dan cairan seminalis. Rendahnya kadar hormon ini, yang mungkin disebabkan oleh gangguan tiroid atau hipogonadisme, dapat berkontribusi pada hypospermia.
3. Obstruksi Saluran Reproduksi
Penyumbatan pada saluran ejakulasi atau vesikula seminalis dapat terjadi akibat bekas luka dari cedera, infeksi, atau prosedur bedah sebelumnya. Penyumbatan ini mencegah cairan seminalis keluar sepenuhnya.
4. Efek Obat-Obatan
Penggunaan obat tertentu, seperti antiandrogen, antidepresan, atau terapi radiasi, dapat mempengaruhi fungsi sistem reproduksi. Beberapa obat ini bahkan dapat mengurangi produksi cairan seminalis secara signifikan.
5. Kebiasaan Gaya Hidup yang Buruk
- Merokok: Toksin dalam rokok dapat merusak kualitas sperma dan mengurangi produksi cairan seminalis.
- Konsumsi Alkohol Berlebihan: Alkohol berlebihan dapat menekan produksi testosteron dan cairan seminalis.
- Stres Berkepanjangan: Stres kronis meningkatkan kadar hormon kortisol yang dapat mengganggu keseimbangan hormon reproduksi.

Gejala dan Diagnosis Hypospermia
Gejala Utama Hypospermia:
- Volume ejakulasi yang tampak lebih sedikit dari biasanya.
- Kesulitan hamil pada pasangan, meskipun melakukan hubungan secara rutin tanpa kontrasepsi.
Langkah Diagnosis
1. Analisis Sperma
Pemeriksaan ini adalah standar emas dalam mendiagnosis hypospermia. Dokter akan mengukur volume ejakulasi, konsentrasi sperma, motilitas, dan morfologi sperma untuk menentukan kualitas cairan seminalis.
2. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis
Dokter akan mengevaluasi riwayat kesehatan pasien, termasuk adanya infeksi sebelumnya, trauma pada organ reproduksi, atau penggunaan obat tertentu.
3. Tes Hormon
Pemeriksaan kadar testosteron, LH, dan FSH dapat memberikan wawasan tentang kemungkinan gangguan hormonal.
4. Imaging dan Endoskopi
Jika dicurigai adanya penyumbatan atau kerusakan organ reproduksi, dokter mungkin merekomendasikan USG atau prosedur endoskopi untuk memastikan diagnosis.

Bagaimana Hypospermia Mempengaruhi Kesuburan?
Cairan seminalis berfungsi sebagai media yang mendukung sperma untuk bertahan hidup dan bergerak menuju sel telur. Dalam kasus hypospermia, rendahnya volume cairan seminalis dapat mengurangi:
- Kemampuan sperma untuk melindungi diri dari keasaman lingkungan vagina.
- Peluang sperma mencapai sel telur dalam jumlah yang cukup.
Menurut penelitian di ScienceDirect, hypospermia dapat secara langsung mempengaruhi peluang keberhasilan pembuahan. Namun, bukan berarti kondisi ini tidak bisa diatasi dengan intervensi yang tepat.
Baca juga: Inilah Ciri-ciri Sperma Sehat Untuk Mempercepat Kehamilan!
Pengobatan dan Solusi untuk Hypospermia
1. Perubahan Gaya Hidup
- Nutrisi Seimbang: Konsumsi makanan kaya seng (zinc), selenium, dan vitamin C seperti daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan buah jeruk.
- Olahraga Teratur: Aktivitas fisik yang moderat dapat meningkatkan sirkulasi darah ke organ reproduksi.
- Kelola Stres: Meditasi, yoga, atau konseling dapat membantu menurunkan kadar stres.
2. Terapi Medis
- Antibiotik: Jika hypospermia disebabkan oleh infeksi, terapi antibiotik mungkin diperlukan.
- Terapi Hormon: Untuk pria dengan ketidakseimbangan hormon, dokter dapat meresepkan terapi hormon seperti testosteron.
3. Prosedur Bedah
Jika terdapat penyumbatan pada saluran ejakulasi, operasi kecil untuk membuka penyumbatan dapat dilakukan.
4. Teknologi Reproduksi Berbantuan (ART)
Metode seperti Intrauterine Insemination (IUI) atau In Vitro Fertilization (IVF) dapat menjadi solusi bagi pasangan dengan kesulitan hamil. Cairan seminalis dapat diproses secara khusus untuk memaksimalkan peluang kehamilan.

Mencegah Hypospermia: Langkah Sederhana yang Berdampak Besar
Pencegahan adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan reproduksi. Beberapa tips penting meliputi:
- Hindari paparan zat kimia berbahaya, termasuk pestisida dan bahan kimia industri.
- Jaga berat badan ideal untuk menghindari obesitas yang dapat mempengaruhi hormon.
- Batasi penggunaan gadget di pangkuan, karena panas yang dihasilkan dapat mempengaruhi kesehatan testis.
Baca juga: Makanan & Minuman yang Dapat Membunuh Sperma dalam Rahim
Hypospermia mungkin terdengar sederhana, tetapi efeknya pada kesuburan bisa cukup signifikan. Dengan mengenali gejalanya lebih awal, mengambil langkah pencegahan, dan menjalani pengobatan yang sesuai, banyak pria dapat mengatasi kondisi ini dengan sukses.
Jika Dads mengalami tanda-tanda hypospermia atau merasa ada perubahan pada fungsi reproduksi, segera konsultasikan dengan dokter spesialis urologi atau reproduksi di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Dads dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi. Kesadaran dan tindakan dini adalah kunci untuk menjaga kesehatan reproduksi dan meningkatkan peluang kehamilan.
Referensi:
- Urocentre. Low Volume Ejaculate. Diakses pada 22 November 2024.
- ScienceDirect. Studies on Hypospermia. Diakses pada 22 November 2024.
- Instituto Bernabeu. What Is Hypospermia? How Can It Be Detected? How Does It Affect My Fertility?. Diakses pada 22 November 2024.