Saat ini ada banyak pilihan alat kontrasepsi yang bisa Moms dan Dads pertimbangkan untuk mencegah kehamilan, baik yang bersifat jangka panjang maupun sementara. Salah satu metode yang tergolong praktis dan mudah diakses adalah spermisida. Meskipun jarang menjadi pilihan utama, spermisida tetap relevan, terutama bagi pasangan yang mencari metode kontrasepsi non-hormonal dan fleksibel. Artikel ini akan […]
Saat ini ada banyak pilihan alat kontrasepsi yang bisa Moms dan Dads pertimbangkan untuk mencegah kehamilan, baik yang bersifat jangka panjang maupun sementara. Salah satu metode yang tergolong praktis dan mudah diakses adalah spermisida. Meskipun jarang menjadi pilihan utama, spermisida tetap relevan, terutama bagi pasangan yang mencari metode kontrasepsi non-hormonal dan fleksibel. Artikel ini akan mengulas secara komprehensif mengenai apa itu spermisida, cara kerjanya, jenis-jenisnya, efektivitasnya, kelebihan serta risikonya.
Jika kamu atau pasangan sedang mempertimbangkan metode kontrasepsi tambahan atau alternatif dari pil KB, IUD, atau kondom, maka informasi tentang spermisida ini bisa sangat membantu. Yuk, simak hingga akhir!
Apa Itu Spermisida?
Spermisida adalah bahan kimia yang dirancang untuk membunuh atau melumpuhkan sperma, sehingga mencegah sperma mencapai sel telur dan membuahi. Biasanya, spermisida digunakan sebelum aktivitas seksual dan ditempatkan di dalam vagina agar bekerja secara lokal.
Spermisida tersedia dalam berbagai bentuk seperti:
-
Krim
-
Gel
-
Busa (foam)
-
Film tipis
-
Supositoria (tablet yang larut dalam vagina)
Cara Kerja Spermisida

Sumber gambar: Freepik
Ketika spermisida dimasukkan ke dalam vagina, zat aktifnya bekerja dengan mengganggu struktur dinding sel sperma, membuatnya tidak aktif. Dengan demikian, sperma tidak dapat bergerak menuju tuba falopi tempat biasanya terjadi pembuahan.
Agar efektif, spermisida harus digunakan dalam waktu tertentu sebelum hubungan seksual (biasanya sekitar 10 hingga 15 menit sebelum) dan tetap berada di tempatnya selama beberapa jam setelahnya. Ini berarti Moms perlu mengikuti instruksi penggunaan dengan cermat agar efektivitasnya optimal.
Baca juga: Benarkah Minum Soda Setelah Berhubungan Bisa Mencegah Kehamilan?
Jenis-Jenis Spermisida
Berikut adalah beberapa jenis spermisida yang umum di pasaran:
-
Gel atau Krim
Digunakan dengan atau tanpa alat bantu seperti diafragma atau kondom. Mudah digunakan, dan memberikan pelumasan tambahan. -
Foam (Busa)
Mengembang saat masuk ke dalam vagina dan menyebar dengan cepat. Biasanya disemprotkan menggunakan aplikator khusus. -
Film Vagina
Selembar tipis yang meleleh dalam beberapa menit setelah dimasukkan ke dalam vagina. Praktis dan tidak terasa saat digunakan. -
Supositoria
Tablet kecil yang dimasukkan ke dalam vagina dan larut perlahan.
Moms bisa memilih jenis yang paling sesuai dengan preferensi dan kenyamanan pribadi. Beberapa pasangan bahkan mengombinasikan spermisida dengan metode lain seperti kondom untuk hasil yang lebih efektif.
Baca juga: Jenis-Jenis KB yang Aman dan Efektif untuk Mendukung Kesehatan Reproduksi
Efektivitas Spermisida

Sumber gambar: iStock
Efektivitas spermisida sangat bergantung pada konsistensi dan ketepatan penggunaannya. Ketika digunakan dengan benar setiap kali melakukan hubungan seksual, tingkat keefektifannya dapat mencapai antara 72% hingga 82%. Namun, dalam praktik sehari-hari di mana pengguna mungkin tidak selalu mengikuti petunjuk dengan sempurna, tingkat kegagalan bisa meningkat hingga 28%. Hal ini menunjukkan bahwa spermisida sebaiknya tidak digunakan sebagai satu-satunya metode kontrasepsi jika menginginkan perlindungan optimal terhadap kehamilan.
Untuk meningkatkan efektivitasnya, spermisida sering dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom pria atau wanita, diafragma, atau cervical cap. Kombinasi ini tidak hanya menurunkan risiko kehamilan, tetapi juga memberikan perlindungan tambahan terhadap penyakit menular seksual (PMS), yang tidak dapat dicegah hanya dengan penggunaan spermisida. Oleh karena itu, penggunaan spermisida sebaiknya dipertimbangkan sebagai bagian dari pendekatan kontrasepsi ganda guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam berhubungan seksual.
Keuntungan Menggunakan Spermisida
Spermisida memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya tetap menjadi pilihan bagi sebagian pasangan:
-
Tidak mengandung hormon: cocok untuk Moms yang sensitif terhadap kontrasepsi hormonal.
-
Bisa dibeli tanpa resep dokter: mudah diakses dan praktis.
-
Mudah digunakan dan fleksibel: tidak memerlukan jadwal harian atau jangka panjang.
-
Dapat digunakan saat dibutuhkan saja: cocok untuk pasangan yang jarang berhubungan intim.
Untuk Dads yang ingin berpartisipasi lebih aktif dalam urusan kontrasepsi, penggunaan spermisida bersama kondom bisa menjadi kolaborasi yang praktis dan efektif.
Baca juga: Serba-Serbi Tentang Kondom yang Perlu Anda dan Pasangan Ketahui!
Potensi Risiko dan Efek Samping
Meskipun spermisida tergolong aman, penggunaannya tetap memiliki potensi risiko dan efek samping. Beberapa orang mungkin mengalami iritasi pada vagina atau penis akibat sensitivitas terhadap bahan kimia seperti nonoxynol-9. Penggunaan yang terlalu sering juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, terutama pada wanita.
Selain itu, spermisida tidak efektif dalam melindungi terhadap penyakit menular seksual (PMS). Bahkan, penggunaan nonoxynol-9 secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi mukosa vagina yang justru meningkatkan risiko infeksi HIV. Oleh karena itu, disarankan untuk mencobanya dalam jumlah kecil terlebih dahulu dan berkonsultasi dengan tenaga medis bila memiliki riwayat alergi atau sensitivitas.
Siapa yang Cocok Menggunakan Spermisida?
Spermisida bisa menjadi pilihan untuk:
-
Pasangan yang menginginkan metode non-hormonal.
-
Moms yang sedang menyusui dan ingin menghindari efek hormonal.
-
Pasangan yang menginginkan metode cadangan (backup) untuk alat kontrasepsi lain.
-
Pengguna metode penghalang seperti diafragma atau cervical cap.
Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang mudah digunakan, terjangkau, dan cocok bagi Moms dan Dads yang mencari metode non-hormonal serta praktis. Meskipun efektivitasnya tidak setinggi metode lain seperti IUD atau pil KB, spermisida bisa menjadi pilihan tepat jika digunakan dengan benar dan dikombinasikan dengan metode penghalang lainnya. Memahami cara kerja, manfaat, dan risikonya adalah langkah penting dalam memilih kontrasepsi yang sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhan masing-masing pasangan.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Cleveland Clinic. “Spermicide”. Diakses 20 April 2025.
- Verywell Health. “Types of Spermicide”. Diakses 20 April 2025.
- ACOG. “Barrier Methods of Birth Control: Spermicide, Condom, Sponge, Diaphragm, and Cervical Cap”. Diakses 20 April 2025.
- Medical News Today. “Spermicide: How it Works, Effectiveness, and Risks”. Diakses 20 April 2025.