Tato memang bisa menjadi bentuk ekspresi diri yang kuat, namun saat hamil, segalanya jadi lebih kompleks. Banyak Moms bertanya-tanya, “Boleh nggak sih, bikin tato saat hamil?” Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak. Walaupun tidak sepenuhnya dilarang, tato selama kehamilan menyimpan sejumlah risiko baik bagi ibu maupun janin. Sebelum memutuskan, ada baiknya Moms memahami apa saja […]
Tato memang bisa menjadi bentuk ekspresi diri yang kuat, namun saat hamil, segalanya jadi lebih kompleks. Banyak Moms bertanya-tanya, “Boleh nggak sih, bikin tato saat hamil?” Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak. Walaupun tidak sepenuhnya dilarang, tato selama kehamilan menyimpan sejumlah risiko baik bagi ibu maupun janin. Sebelum memutuskan, ada baiknya Moms memahami apa saja yang perlu dipertimbangkan dari sisi medis dan keamanannya.
Apa yang Terjadi Saat Moms Mendapatkan Tato?
Saat ditato, jarum menusuk lapisan kulit dan menyuntikkan tinta ke dalam dermis. Proses ini bisa membuka jalan masuk bagi kuman atau virus, apalagi jika standar kebersihan tempat tato tidak optimal. Selain itu, beberapa bahan kimia dalam tinta belum sepenuhnya diteliti keamanannya untuk ibu hamil.
Risiko Tato Selama Kehamilan

Sumber gambar: iStock
1. Infeksi
Melakukan tato saat hamil berisiko tinggi menyebabkan infeksi jika prosedur tidak dilakukan dengan peralatan yang steril. Infeksi serius seperti hepatitis B, hepatitis C, atau bahkan HIV bisa terjadi akibat jarum yang terkontaminasi. Jika Moms terpapar infeksi semacam ini, risiko penularan ke janin melalui plasenta juga meningkat. Infeksi selama kehamilan bukan hanya berdampak pada kesehatan ibu, tapi juga bisa menyebabkan komplikasi serius seperti ketuban pecah dini atau kelahiran prematur. Oleh karena itu, tindakan seperti membuat tato harus benar-benar dipertimbangkan dengan matang selama masa kehamilan.
Baca juga: Infeksi Menular Seksual: Panduan Lengkap untuk Kesehatan dan Pencegahan
2. Reaksi Alergi
Reaksi alergi terhadap tinta tato bukanlah hal yang langka. Pada masa kehamilan, sistem kekebalan tubuh mengalami banyak perubahan, yang bisa membuat tubuh Moms jadi lebih rentan dan sensitif terhadap zat asing, termasuk tinta yang disuntikkan ke kulit. Alergi bisa muncul dalam bentuk gatal, ruam, bengkak, atau bahkan infeksi kulit. Penanganan reaksi ini selama hamil jadi lebih rumit karena penggunaan obat-obatan tertentu harus dibatasi demi keamanan janin.
3. Keracunan Tinta
Tinta tato tidak selalu memiliki regulasi bahan yang ketat. Beberapa jenis tinta mengandung logam berat seperti arsenik, timbal, atau merkuri yang dapat terserap ke dalam tubuh. Meskipun jumlahnya kecil, paparan zat ini tetap berpotensi membahayakan perkembangan otak dan organ janin. Risiko keracunan mungkin tidak langsung terlihat, namun dampaknya bisa muncul dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Moms perlu waspada terhadap bahan kimia yang masuk ke tubuh, termasuk melalui prosedur seperti tato.
4. Nyeri dan Stres
Proses pembuatan tato menimbulkan rasa nyeri yang tidak sedikit, terutama pada area tubuh tertentu. Nyeri ini bisa memicu peningkatan hormon stres seperti kortisol, yang jika berlebihan bisa memengaruhi keseimbangan hormonal dan perkembangan janin. Selain itu, rasa sakit yang memicu stres juga berpotensi menyebabkan kontraksi atau tekanan darah tinggi pada Moms, apalagi jika dilakukan di trimester kedua atau ketiga. Maka, penting untuk menghindari aktivitas yang bisa menimbulkan stres fisik berlebih selama kehamilan.
Baca juga: Pentingnya Mengelola Kesehatan Mental Saat Menjalani Program Bayi Tabung
5. Risiko Anestesi dan Pengobatan Setelahnya
Jika tato menyebabkan infeksi atau komplikasi kulit, perawatan medis seperti antibiotik atau anestesi lokal mungkin diperlukan. Sayangnya, tidak semua jenis obat aman dikonsumsi selama kehamilan, dan beberapa bisa berdampak negatif pada janin. Selain risiko dari obat-obatan, proses penyembuhan luka tato pun bisa terganggu akibat perubahan hormonal pada tubuh Moms. Luka jadi lebih lama sembuh, dan penggunaan salep atau perawatan tertentu harus dikonsultasikan dulu ke dokter kandungan.
Dampak Potensial Tato pada Janin
Tidak ada cukup studi klinis yang secara langsung mengaitkan tato dengan kerusakan janin, tetapi para ahli sepakat bahwa kondisi tertentu bisa membahayakan, antara lain:
-
Penularan infeksi dari ibu ke bayi, baik selama kehamilan maupun saat persalinan
-
Paparan zat toksik dalam tinta, meskipun masih dalam penelitian, tetap perlu diwaspadai
-
Gangguan pertumbuhan janin akibat reaksi imun ekstrem, terutama jika terjadi alergi berat atau komplikasi
Terkadang keinginan membuat tato muncul sebagai bentuk simbolik atau emosional, misalnya untuk mengenang kehamilan atau bayi yang akan lahir. Dads bisa membantu dengan memberikan perspektif yang rasional, mempertimbangkan risiko dan mendukung Moms untuk menunda hingga waktu yang lebih aman.
Meski terlihat sederhana, keputusan membuat tato saat hamil perlu dipikirkan matang. Risikonya bukan hanya untuk Moms, tapi juga bisa berdampak langsung pada janin. Jika pun ingin dilakukan, sangat disarankan menunggu hingga setelah melahirkan. Kesehatan ibu dan bayi jauh lebih berharga dari sekadar tinta di kulit.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- American Pregnancy Association. “Tattoos During Pregnancy”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- WebMD. “Is It Safe to Get a Tattoo While Pregnant?”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- BabyCenter. “Tattoos and Pregnancy”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- Verywell Health. “Can You Get a Tattoo While Pregnant?”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.