Morula IVF

Ketuban Pecah Dini, Apakah Berbahaya Untuk Janin?

February 12, 2023

Ketuban Pecah Dini, Apakah Berbahaya Untuk Janin?

Salah satu tanda semakin dekatnya waktu persalinan ibu hamil ialah pecahnya air ketuban. Namun menjadi suatu hal yang tidak wajar jika air ketuban sudah pecah sebelum waktu persalinan. Hal ini bisa terjadi sebelum janin berkembang dengan sempurna yaitu kurang dari 37 minggu masa kehamilan atau setelah janin matang yaitu lebih dari 37 minggu masa kehamilan. Kejadian ini sering disebut dengan ketuban pecah dini.

Pengertian Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini atau premature rupture of membranes (PROM) adalah suatu kondisi dimana kantung ketuban pecah sebelum waktu persalinan dimulai. Semakin awal ketuban pecah dini terjadi, maka semakin bahaya kondisi tersebut dan harus ditangani sesegera mungkin. Rata-rata 7 hingga 10% ibu hamil mengalami ketuban pecah dini dan berpotensi melahirkan bayinya secara prematur. 

Ciri-Ciri Ketuban Pecah Dini

Ketika mengalami ketuban pecah dini, ibu hamil akan merasakan air ketuban keluar dari vagina yang tidak dapat ditahan sehingga terus mengalir keluar. Biasanya ketika hal tersebut terjadi juga disertai gejala dan kondisi seperti ada tekanan di daerah panggul, terjadi pendarahan pada vagina, nyeri perut hingga demam.

Untuk memastikan bahwa yang keluar adalah air ketuban, Anda bisa mengeceknya yaitu dengan melihat dan mencium cairan tersebut. Air ketuban tidak berwarna (bening pucat) dan tidak berbau pesing. Bahkan baunya cenderung manis. Selain itu, air ketuban juga terkadang mengandung sedikit darah.

Jika melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan diagnosis untuk memastikan pecahnya ketuban dan memeriksa bagian dalam mulut rahim. Pemeriksaan juga bisa dilakukan dengan cara mengetes pH tingkat keasaman cairan vagina serta USG.

Penyebab Ketuban Pecah Dini

Ada banyak faktor dan kondisi yang bisa menjadi penyebab terjadinya ketuban pecah dini pada masa kehamilan, diantaranya adalah: 

  1. Terjadi infeksi pada rahim, mulut rahim, saluran kemih atau vagina.
  2. Ibu hamil mengalami cidera fisik akibat kecelakaan atau terjatuh. 
  3. Volume air ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. 
  4. Terjadi perdarahan melalui vagina pada trimester kedua dan ketiga.
  5. Ibu hamil dengan berat badan yang kurang
  6. Kehamilan kembar
  7. Menjalani operasi atau biopsi serviks
  8. Melakukan olahraga berat atau memberikan terlalu banyak tekanan pada tubuh
  9. Jarak antar kehamilan kurang dari 6 bulan.
  10. Merokok pada saat hamil
  11. Memiliki riwayat melahirkan bayi prematur
  12. Memiliki riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya

Risiko Dan Bahaya Ketuban Pecah Dini

Biasanya, ketuban pecah dini terjadi sebelum waktu persalinan yang diperkirakan. Sehingga jika terjadi ketuban pecah dini maka akan menimbulkan beberapa risiko dan bahaya terutama pada janin, diantaranya seperti:

1. Rentan terkena infeksi

Risiko terbesar jika terjadi ketuban pecah dini adalah infeksi pada janin. Hal ini karena kantung dan cairan ketuban memiliki fungsi pelindung dari serangan bakteri dan virus masuk menginfeksi janin. Maka dari itu, ketuban pecah dini mengakibatkan janin lebih rentan terkena penyakit bahkan setelah dilahirkan. 

Ketika selaput ketuban robek dan pecah sebelum waktu persalinan, maka perlindungan tersebut akan musnah. Kantung ketuban yang rusak biasanya menjadi pertimbangan dokter melakukan tindakan lanjutan dengan tujuan utama menyelamatkan bayi dari risiko infeksi. 

Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan di rumah sakit lalu memutuskan apakah bayi harus segera dilahirkan atau tidak. Biasanya jika robekan cukup besar dan membuat air ketuban berkurang banyak maka proses persalinan harus segera dilakukan. Namun jika hanya terjadi sobekan kecil dan air ketuban masih cukup maka tidak harus segera dilakukan persalinan.

2. Rentan mengalami masalah paru saat lahir

Masalah paru-paru bisa saja terjadi ketika Anda mengalami ketuban pecah dini karena paru-paru membutuhkan waktu minimal 24 minggu untuk dapat berkembang secara normal. Sehingga ketuban pecah dini bisa saja menyebabkan masalah paru karena terhambatnya perkembangan paru-paru janin.

Paru-paru bayi yang lahir prematur atau sebelum waktu lahirnya akibat ketuban pecah dini menyebabkan bayi memiliki lebih sedikit sel paru-paru, saluran udara, dan alveoli. Sehingga setelah lahir, bayi harus langsung dirawat di ruangan khusus atau NICU (Neonatal Intensive Care Unit) untuk membantunya tetap hidup dan berkembang.

Cara Pencegahan Ketuban Pecah Dini

Sebenarnya ketuban pecah dini dapat terjadi kapan saja pada ibu hamil. Namun setidaknya bisa kita cegah dengan cara menerapkan pola hidup sehat dengan baik selama kehamilan. Mengkonsumsi vitamin C bisa mencegah ibu hamil mengalami ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.

Konsumsi vitamin C selama hamil dapat mengubah metabolisme kolagen yang dapat menguatkan selaput amnion dan chorion ketuban ibu hamil. Asupan vitamin C sebanyak 100 mg setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu dapat mengurangi risiko ketuban pecah dini dan kelahiran prematur. 

Hindari merokok juga asap rokok dan mengelola stres dengan baik juga dapat membantu Anda mengurangi risiko kelahiran prematur akibat ketuban pecah dini. Air ketuban adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan selama masa kehamilan. Jadi jangan lupa untuk periksa kandungan secara rutin dan memastikan air ketuban Anda normal. Semoga bermanfaat!

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung