Artikel ini telah direview secara medis oleh
dr. Rahmadsyah, MARS, Mkes, Sp.OG, Subsp. FER (K)
Endometriosis adalah kondisi medis yang mempengaruhi jutaan wanita di seluruh dunia, tetapi sering kali tidak dikenal atau dipahami dengan baik. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), endometriosis adalah gangguan di mana jaringan mirip dengan lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Ini dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, serta masalah kesuburan, dan memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan . Artikel ini akan menjelaskan gejala, penyebab, dan strategi pengelolaan endometriosis, serta menawarkan wawasan yang berguna bagi penderita dan keluarganya.
Gejala Endometriosis
Gejala endometriosis dapat sangat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, dan ada kalanya wanita tidak mengalami gejala sama sekali. Namun, gejala yang paling umum dilaporkan oleh mereka yang terdiagnosis dengan endometriosis meliputi:
1. Nyeri Panggul
Nyeri panggul merupakan gejala paling umum dari endometriosis dan sering kali paling terasa saat menstruasi. Banyak wanita melaporkan nyeri yang tajam dan menyakitkan, yang bisa berlangsung selama beberapa hari sebelum dan selama periode haid mereka. Selain itu, beberapa wanita mengalami nyeri panggul yang konstan yang tidak terkait dengan siklus menstruasi mereka, menyebabkan ketidaknyamanan sepanjang bulan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh peradangan yang ditimbulkan oleh jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim.
2. Dismenore (Nyeri Haid)
Dismenore adalah istilah medis untuk nyeri haid yang parah. Wanita dengan endometriosis sering menggambarkan nyeri haid mereka sebagai lebih menyakitkan daripada nyeri haid biasa. Nyeri ini bisa menyebar ke punggung bawah dan paha, dan dapat disertai dengan gejala lain seperti mual, sakit kepala, dan diare. Dalam banyak kasus, nyeri ini dapat cukup parah untuk mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk pekerjaan atau sekolah.
3. Nyeri Selama Berhubungan Intim
Sebagian besar wanita dengan endometriosis melaporkan merasakan nyeri saat berhubungan seksual, yang dikenal sebagai dispareunia. Rasa sakit ini bisa bervariasi dari ringan hingga parah dan biasanya terjadi selama atau setelah hubungan seksual. Nyeri ini dapat disebabkan oleh posisi tertentu atau oleh tekanan pada area yang terpengaruh oleh jaringan endometrium yang tidak normal.
4. Masalah Pencernaan
Endometriosis dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan berbagai gejala gastrointestinal. Banyak wanita mengalami diare, sembelit, kembung, dan mual, terutama selama menstruasi. Gejala ini dapat muncul karena jaringan endometrial yang tumbuh di dekat usus atau rektum, menyebabkan iritasi dan inflamasi pada organ-organ tersebut. Beberapa wanita juga melaporkan mengalami perubahan pola buang air besar saat menstruasi.
5. Kesulitan Hamil
Endometriosis merupakan salah satu penyebab umum ketidaksuburan pada wanita. Jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim dapat mengganggu fungsi tuba falopi, ovulasi, dan proses implantasi embrio, sehingga mempengaruhi kemampuan untuk hamil. Sekitar 30-40% wanita dengan endometriosis mengalami kesulitan hamil. Oleh karena itu, penting bagi wanita dengan endometriosis yang merencanakan kehamilan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengeksplorasi pilihan pengobatan yang tersedia.
Baca juga: Kanker Serviks: Memahami, Mencegah, dan Menangani

Penyebab Endometriosis
Walaupun penyebab pasti endometriosis belum sepenuhnya dipahami, beberapa teori telah diusulkan untuk menjelaskan bagaimana dan mengapa kondisi ini terjadi. Beberapa penyebab yang paling umum termasuk:
1. Regurgitasi Menstruasi
Salah satu teori utama menyatakan bahwa aliran menstruasi dapat mengalir kembali melalui tuba falopi ke dalam rongga panggul, bukan keluar dari tubuh seperti biasa. Selama menstruasi, jaringan endometrium yang seharusnya terlepas dari rahim bisa mengikuti aliran darah ini dan menempel pada organ-organ di sekitarnya, seperti ovarium, tuba falopi, atau bagian dalam panggul. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan endometrium di tempat yang tidak seharusnya.
2. Sistem Kekebalan yang Terganggu
Ada juga hipotesis bahwa gangguan pada sistem kekebalan tubuh dapat berkontribusi pada perkembangan endometriosis. Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh mungkin tidak mengenali dan menghancurkan sel-sel endometrium yang tumbuh di luar rahim. Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan endometriosis mungkin memiliki masalah dengan sistem kekebalan yang memengaruhi kemampuan mereka untuk menangkal pertumbuhan jaringan endometrium yang abnormal.
3. Faktor Genetik
Faktor genetik mungkin memainkan peran penting dalam perkembangan endometriosis. Wanita dengan riwayat keluarga endometriosis memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini. Penelitian menunjukkan bahwa adanya gen tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya endometriosis. Oleh karena itu, jika ada anggota keluarga yang menderita endometriosis, wanita mungkin perlu lebih waspada terhadap gejala yang terkait.
Diagnosis Endometriosis
Diagnosis endometriosis melibatkan beberapa langkah. Dokter biasanya memulai dengan mengevaluasi gejala dan riwayat kesehatan pasien. Pemeriksaan panggul atau USG dapat dilakukan untuk mencari tanda-tanda endometriosis. Namun, diagnosis pasti sering kali memerlukan laparoskopi, yaitu prosedur bedah yang memungkinkan dokter untuk melihat langsung ke dalam rongga panggul dan mengambil sampel jaringan jika diperlukan .
Baca juga: Kista Ovarium: Penyebab, Gejala, dan Penanganan yang Perlu Diketahui

Pengelolaan Endometriosis
Pengelolaan endometriosis bertujuan untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Beberapa opsi pengobatan yang umum meliputi:
- Obat Penghilang Rasa Sakit: Obat nonsteroid antiinflamasi (NSAID) seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi nyeri panggul dan dismenore .
- Terapi Hormon: Obat hormonal dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi pertumbuhan jaringan endometrium. Ini termasuk pil KB, progestin, dan agonis GnRH .
- Bedah: Dalam kasus yang parah, bedah dapat dilakukan untuk mengangkat jaringan endometriosis. Ini dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan peluang kehamilan bagi wanita yang ingin hamil .
- Dukungan Emosional: Menghadapi endometriosis bisa sangat sulit secara emosional. Dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan dapat sangat membantu bagi mereka yang menghadapi tantangan ini .
Baca juga: Apa Itu IUD? Panduan Lengkap Manfaat, Risiko, dan Efektivitasnya
Endometriosis adalah kondisi yang kompleks dan sering kali menantang, tetapi dengan pemahaman yang lebih baik tentang gejala, penyebab, dan pilihan pengelolaan, wanita yang terpengaruh dapat mengelola kondisi ini dengan lebih efektif. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala endometriosis, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan ataupun masalah infertilitas, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- World Health Organization. (2021). Endometriosis. Diakses pada 25 Oktober 2024.
- National Center for Biotechnology Information. (2020). Endometriosis. Dalam Bookshelf. Diakses pada 25 Oktober 2024.
- Mayo Clinic. (2023). Endometriosis: Symptoms and causes. Diakses pada 25 Oktober 2024.
- Office on Women’s Health. (2022). Endometriosis. Diakses pada 25 Oktober 2024.
- Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. (2020). Endometriosis. Diakses pada 25 Oktober 2024.