Beberapa Moms dan Dads yang tengah menjalani program hamil mungkin bertanya-tanya, apakah puasa khususnya yang berbasis pembatasan waktu makan seperti intermittent fasting bisa memengaruhi kesuburan? Jawabannya tidak hitam putih. Beberapa penelitian menunjukkan potensi dampak pada hormon dan siklus ovulasi, tapi faktor lain seperti pola makan saat berbuka dan kondisi tubuh juga sangat menentukan. Yuk, kita […]
Beberapa Moms dan Dads yang tengah menjalani program hamil mungkin bertanya-tanya, apakah puasa khususnya yang berbasis pembatasan waktu makan seperti intermittent fasting bisa memengaruhi kesuburan? Jawabannya tidak hitam putih. Beberapa penelitian menunjukkan potensi dampak pada hormon dan siklus ovulasi, tapi faktor lain seperti pola makan saat berbuka dan kondisi tubuh juga sangat menentukan. Yuk, kita kupas tuntas efek puasa terhadap kesuburan, berdasarkan penelitian terkini dan panduan medis terpercaya.
Puasa dan Kesuburan, Apa Kaitannya?
Puasa dalam konteks kesehatan modern, khususnya time-restricted eating atau intermittent fasting, menjadi gaya hidup populer karena manfaatnya untuk berat badan, gula darah, dan kesehatan jantung. Namun, ketika bicara soal kesuburan, efeknya bisa berbeda.
Pola makan yang membatasi waktu konsumsi makanan bisa berdampak pada keseimbangan hormon reproduksi jika tidak dilakukan dengan bijak. Ini terutama berlaku bagi perempuan karena sistem reproduksi mereka lebih sensitif terhadap sinyal stres dari tubuh, termasuk dari kalori yang terlalu sedikit atau waktu makan yang sempit.
Baca juga: Amankah Ibu Hamil Berpuasa?
Apa Kata Penelitian?

Sumber gambar: iStock
1. Penurunan Estrogen dan Siklus Tidak Teratur
Pada perempuan yang menjalani puasa berbasis waktu secara ekstrem (misalnya hanya makan selama 4 jam per hari), kadar estradiol (hormon estrogen utama) cenderung menurun. Penurunan ini dapat berdampak pada kualitas ovulasi dan siklus haid, yang tentu memengaruhi kesuburan.
2. Efek pada Hormon Luteinizing dan Ovulasi
Pembatasan kalori dan waktu makan yang berlebihan bisa menurunkan kadar hormon luteinizing (LH), yang penting untuk memicu ovulasi. Jika hormon ini tidak mencapai puncaknya, sel telur tidak akan dilepaskan dari ovarium.
3. Pengaruh pada Berat Badan dan Hormon Leptin
Puasa bisa menyebabkan penurunan berat badan, yang di satu sisi baik untuk Moms atau Dads dengan obesitas. Tapi kehilangan berat badan terlalu cepat juga bisa menurunkan leptin, hormon yang mengirim sinyal ke otak bahwa tubuh siap bereproduksi. Leptin yang rendah bisa membuat tubuh menganggap kondisi belum ideal untuk hamil.
Baca juga: Obesitas dan Infertilitas: Pengaruh Berat Badan Berlebih Terhadap Kesuburan
Efek Puasa pada Moms
-
Jika dilakukan secara ekstrem: Bisa menyebabkan gangguan haid, anovulasi (tidak ovulasi), atau siklus menstruasi yang tidak teratur.
-
Jika dilakukan secara seimbang: Justru bisa membantu menurunkan berat badan, menstabilkan insulin, dan mendukung keseimbangan hormon jika sebelumnya ada gangguan seperti PCOS.
-
Catatan penting: Moms yang memiliki riwayat haid tidak teratur atau sedang dalam program hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai puasa berbasis waktu.
Efek Puasa pada Dads
Untuk Dads, puasa tidak berisiko setinggi pada perempuan. Namun, asupan kalori dan nutrisi yang tidak seimbang selama jendela makan dapat memengaruhi:
-
Produksi testosteron
-
Volume dan motilitas sperma
-
Kualitas ejakulasi
Meski begitu, bila dilakukan secara moderat dan tetap memenuhi kebutuhan nutrisi harian, puasa bisa membantu memperbaiki profil metabolik dan mengurangi risiko disfungsi ereksi akibat obesitas.
Baca juga: 4 Olahraga Meningkatkan Hormon Testosteron
Kapan Puasa Justru Membantu Kesuburan?
-
Saat Moms mengalami resistensi insulin atau PCOS ringan
-
Saat Dads memiliki BMI tinggi dan ingin memperbaiki kualitas sperma
-
Saat puasa dilakukan maksimal 12–14 jam, dengan nutrisi seimbang dan kalori cukup
-
Jika pola tidur dan hidrasi tetap terjaga selama puasa
Tips Aman Puasa untuk yang Sedang Program Hamil
-
Pastikan asupan kalori cukup selama jendela makan
-
Pilih waktu makan 12:12 atau maksimal 14:10 (jangan terlalu ketat)
-
Konsumsi makanan tinggi nutrisi: protein, lemak sehat, karbohidrat kompleks
-
Hindari olahraga berat saat berpuasa
-
Cek siklus menstruasi dan tanda ovulasi secara rutin
-
Konsultasikan ke dokter sebelum memulai puasa rutin saat promil
Baca juga: Mitos dan Fakta Cara Cepat Hamil, Kesalahpahaman yang Perlu Ibu Ketahui
Puasa tidak secara otomatis menurunkan kesuburan, tapi jika dilakukan terlalu ketat atau tanpa memperhatikan keseimbangan nutrisi, dampaknya bisa terasa pada hormon dan ovulasi. Untuk Moms yang sedang menjalani promil, penting untuk memastikan asupan makanan cukup selama puasa. Jika dilakukan dengan tepat, puasa bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang mendukung keberhasilan hamil—tapi tidak bisa dijadikan metode utama untuk meningkatkan kesuburan tanpa pengawasan medis.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Medical News Today. “Could Time-Restricted Eating Cause Fertility Problems?”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- PubMed. “Impact of Time-Restricted Eating on Reproductive Hormones”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- PubMed. “Intermittent Fasting and Its Influence on Female Fertility”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.