Paparan sinar ultraviolet (UV) selama kehamilan dapat membawa dampak bagi kesehatan Moms dan janin. Meskipun sinar matahari penting untuk produksi vitamin D, terlalu banyak terpapar sinar UV dapat meningkatkan risiko dehidrasi, hiperpigmentasi kulit, hingga komplikasi kehamilan seperti stres oksidatif yang dapat memengaruhi perkembangan janin.
Sinar UV merupakan bagian dari spektrum cahaya matahari yang terbagi menjadi tiga jenis utama:
- UV-A: Menembus lebih dalam ke kulit dan berkontribusi pada penuaan dini serta hiperpigmentasi.
- UV-B: Bertanggung jawab atas kulit terbakar (sunburn) dan dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
- UV-C: Biasanya diserap oleh atmosfer bumi dan tidak mencapai permukaan.
Selama kehamilan, kulit menjadi lebih sensitif karena perubahan hormon. Ini membuat Moms lebih rentan terhadap efek buruk sinar UV, terutama hiperpigmentasi dan risiko kesehatan lainnya.
Bahaya Sinar UV bagi Ibu Hamil
1. Meningkatkan Risiko Hiperpigmentasi dan Melasma
Hormon kehamilan, seperti estrogen dan progesteron, dapat memicu peningkatan produksi melanin, yang menyebabkan melasma atau “topeng kehamilan.” Paparan sinar UV dapat memperparah kondisi ini, membuat bercak gelap pada wajah semakin sulit memudar.
2. Menyebabkan Dehidrasi
Paparan sinar matahari yang berlebihan bisa meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi pada ibu hamil dapat berdampak buruk pada janin, seperti menurunnya volume cairan ketuban dan meningkatkan risiko persalinan prematur.
3. Meningkatkan Risiko Stres Oksidatif
Sinar UV dapat menyebabkan stres oksidatif, yaitu kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh. Stres oksidatif yang berlebihan selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko preeklampsia dan gangguan perkembangan janin.
4. Memicu Kerusakan DNA Janin
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan sinar UV yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kerusakan DNA pada janin. Hal ini berhubungan dengan potensi kelainan perkembangan jika Moms terlalu sering terpapar sinar matahari langsung tanpa perlindungan yang memadai.
Baca juga: Cegah Anak dari Gangguan Genetik dengan Uji Genetik Prakonsepsi
5. Menyebabkan Overheating (Hipertermia)
Ibu hamil yang terlalu lama terpapar sinar matahari berisiko mengalami hipertermia atau peningkatan suhu tubuh yang ekstrem. Hipertermia selama trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat tabung saraf pada janin.
6. Memicu Kelelahan dan Pusing
Terpapar panas berlebih dapat membuat Moms merasa lebih cepat lelah, pusing, atau bahkan mengalami tekanan darah rendah. Kondisi ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan janin.
Cara Melindungi Diri dari Bahaya Sinar UV saat Hamil
Ada beberapa langkah yang bisa Moms lakukan agar tetap aman di bawah sinar matahari selama kehamilan.
1. Gunakan Tabir Surya dengan SPF yang Aman
Tabir surya adalah perlindungan utama terhadap paparan sinar UV. Pilihlah tabir surya dengan SPF minimal 30 yang mengandung zinc oxide atau titanium dioxide, karena kedua bahan ini lebih aman bagi ibu hamil dan tidak mudah diserap oleh kulit. Oleskan tabir surya secara merata di seluruh bagian tubuh yang terpapar sinar matahari, setidaknya 30 menit sebelum keluar rumah.
Pastikan untuk mengulang pemakaian setiap dua jam sekali, terutama jika berkeringat atau setelah terkena air. Dengan menggunakan tabir surya yang tepat, Moms dapat mengurangi risiko kulit terbakar dan hiperpigmentasi akibat paparan sinar UV.
2. Kenakan Pakaian Pelindung
Selain tabir surya, pakaian yang tepat juga berperan besar dalam melindungi kulit. Gunakan pakaian berbahan ringan namun memiliki perlindungan terhadap sinar UV, seperti katun atau linen dengan warna cerah. Pakaian dengan lengan panjang dan celana longgar bisa menjadi pilihan yang baik untuk mengurangi kontak langsung dengan matahari.
Jangan lupa kenakan topi bertepi lebar untuk melindungi wajah, serta kacamata hitam dengan perlindungan UV agar mata tetap aman dari paparan sinar matahari yang berlebihan.
Baca juga: 5 Bahan Pakaian yang Nyaman untuk Ibu Hamil
3. Hindari Berada di Bawah Sinar Matahari Terlalu Lama
Waktu terbaik untuk menghindari sinar UV yang paling intens adalah antara pukul 10 pagi hingga 4 sore. Pada jam-jam ini, sinar matahari mengandung tingkat radiasi UV tertinggi yang dapat berdampak buruk bagi kulit dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Jika harus keluar rumah, usahakan untuk mencari tempat yang teduh, menggunakan payung, atau berada di area yang memiliki perlindungan dari sinar matahari langsung. Dengan mengurangi paparan sinar matahari pada jam-jam ini, Moms dapat mencegah risiko kulit terbakar dan overheating.
4. Tetap Terhidrasi
Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, penting untuk minum cukup air putih sepanjang hari guna menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Selain air putih, Moms juga bisa mengonsumsi makanan yang mengandung banyak air seperti semangka, timun, jeruk, dan stroberi, yang tidak hanya menyegarkan tetapi juga membantu menjaga hidrasi tubuh. Dengan asupan cairan yang cukup, Moms dapat menjaga kesehatan kulit dan mencegah kelelahan akibat paparan sinar matahari.
5. Hindari Aktivitas Berlebih di Bawah Sinar Matahari
Saat berada di luar ruangan, usahakan untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat karena dapat meningkatkan suhu tubuh secara drastis. Overheating atau kepanasan berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan berisiko bagi kehamilan.
Jika Moms mulai merasa lelah, pusing, atau mual, segera cari tempat yang sejuk dan istirahat sejenak untuk mencegah kondisi yang lebih serius seperti heat exhaustion atau heatstroke.
6. Gunakan Produk Perawatan Kulit yang Aman
Kehamilan membuat kulit lebih sensitif, sehingga pemilihan produk perawatan kulit yang aman menjadi hal yang sangat penting. Hindari produk yang mengandung retinoid, hydroquinone, atau bahan kimia keras lainnya, karena dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar UV dan berpotensi membahayakan janin.
Sebagai gantinya, pilih produk perawatan kulit dengan kandungan alami yang lembut dan melembapkan, seperti aloe vera, vitamin E, atau minyak almond.
Baca juga: Skincare untuk Ibu Hamil: Panduan Lengkap untuk Perawatan Kulit yang Aman dan Efektif
Paparan sinar UV yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi Moms dan janin, seperti meningkatkan risiko hiperpigmentasi, dehidrasi, stres oksidatif, serta hipertermia. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk melindungi diri dengan menggunakan tabir surya, mengenakan pakaian pelindung, menghindari sinar matahari langsung pada jam-jam tertentu, serta memastikan tubuh tetap terhidrasi. Dengan langkah pencegahan yang tepat, Moms tetap bisa menikmati aktivitas luar ruangan tanpa harus khawatir dengan dampak negatif sinar UV.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Anda dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- PubMed Central. “Effects of UV Radiation on Pregnancy”. Diakses pada 24 Februari 2025.
- American Heart Association. “Impact of UV Exposure on Pregnancy”. Diakses pada 24 Februari 2025.
- Europe PMC. “Ultraviolet Radiation and Pregnancy”. Diakses pada 24 Februari 2025.
- Pregnancy Podcast. “Sun Exposure During Pregnancy”. Diakses pada 24 Februari 2025.