Saat hamil, Moms perlu lebih berhati-hati dalam memilih makanan untuk memastikan kesehatan diri sendiri dan janin dalam kandungan. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, bolehkah ibu hamil mengonsumsi makanan kaleng?
Makanan kaleng memang praktis dan memiliki umur simpan yang lebih lama, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum Moms mengonsumsinya selama kehamilan.
Secara umum, ibu hamil boleh mengonsumsi makanan kaleng, tetapi dengan beberapa catatan. Beberapa makanan kaleng mengandung bahan tambahan atau zat yang dapat berisiko bagi kesehatan ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk memahami potensi risiko sebelum mengonsumsinya secara rutin.
Risiko Konsumsi Makanan Kaleng bagi Ibu Hamil

1. Kandungan BPA dalam Kemasan Kaleng
Bisphenol-A (BPA) adalah bahan kimia yang sering digunakan dalam pelapis kaleng makanan. BPA dapat masuk ke dalam makanan, terutama jika kaleng terkena panas atau penyimpanan yang tidak tepat.
Menurut penelitian, paparan BPA berlebihan dapat mengganggu keseimbangan hormon dan berpotensi berdampak pada perkembangan janin. Oleh karena itu, Moms sebaiknya memilih produk dengan label “BPA-free” atau menghindari konsumsi makanan kaleng secara berlebihan.
Baca juga: Phthalates: Pengaruhnya terhadap Kehamilan dan Kesehatan Ibu Hamil
2. Tingginya Kandungan Garam dan Pengawet
Beberapa makanan kaleng, seperti sup instan, ikan kaleng, atau sayuran olahan, sering mengandung natrium (garam) dan bahan pengawet dalam jumlah tinggi. Konsumsi garam berlebihan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko:
- Tekanan darah tinggi (preeklampsia).
- Retensi cairan atau pembengkakan (edema).
- Gangguan keseimbangan elektrolit.
Untuk menghindari efek negatif ini, pilih makanan kaleng dengan kadar garam rendah atau bilas makanan kaleng dengan air sebelum dikonsumsi untuk mengurangi kadar garamnya.
3. Risiko Kontaminasi Bakteri atau Racun
Makanan kaleng yang tidak diproses atau disimpan dengan benar dapat berisiko mengandung bakteri berbahaya seperti Listeria dan Clostridium botulinum. Bakteri ini dapat menyebabkan:
- Listeriosis, infeksi yang berisiko menyebabkan keguguran atau persalinan prematur.
- Botulisme, keracunan makanan yang bisa berakibat fatal bagi ibu hamil.
Pastikan untuk selalu memeriksa kemasan sebelum membeli. Hindari kaleng yang penyok, berkarat, atau menggembung, karena ini bisa menjadi tanda adanya kontaminasi bakteri.
4. Kandungan Gula Berlebih pada Buah Kaleng
Buah kaleng sering diawetkan dalam sirup gula tinggi, yang dapat meningkatkan asupan gula harian Moms. Untuk pilihan yang lebih sehat, pilih buah kaleng yang diawetkan dalam air atau jus alami tanpa tambahan gula. Konsumsi gula berlebihan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko:
- Diabetes gestasional.
- Kenaikan berat badan berlebihan.
- Masalah kesehatan jangka panjang pada bayi.
Tips Aman Mengonsumsi Makanan Kaleng Saat Hamil

1. Pilih Produk dengan Label “BPA-Free”
Beberapa kemasan makanan kaleng mengandung bisphenol A (BPA), bahan kimia yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan berisiko bagi perkembangan janin. Untuk mengurangi risiko ini, pilih produk yang memiliki label “BPA-Free” atau menggunakan kemasan alternatif seperti kaca atau karton aseptik.
2. Periksa Kemasan dengan Teliti
Sebelum membeli atau mengonsumsi makanan kaleng, pastikan kondisi kemasannya masih baik. Hindari kaleng yang penyok, berkarat, bocor, atau menggembung, karena kondisi ini bisa menjadi tanda kontaminasi bakteri atau kerusakan produk di dalamnya. Selain itu, pastikan segel atau tutup kaleng masih dalam keadaan tertutup rapat sebelum dibuka.
3. Pilih Varian dengan Kandungan Garam dan Gula Rendah
Beberapa makanan kaleng mengandung kadar garam atau gula yang tinggi, yang kurang baik bagi kesehatan ibu hamil.
- Untuk ikan kaleng atau sup kaleng, pilih yang berlabel “low sodium” atau “tanpa tambahan garam” guna mengurangi asupan natrium yang berlebihan.
- Untuk buah kaleng, sebaiknya pilih yang dikemas dalam air atau jus alami, bukan dalam sirup gula yang tinggi kalori.
4. Bilas Makanan Kaleng Sebelum Dikonsumsi
Jika memungkinkan, bilas makanan kaleng seperti sayuran, kacang-kacangan, atau ikan dengan air bersih sebelum dikonsumsi. Ini dapat membantu mengurangi kandungan garam, gula, dan bahan pengawet yang menempel pada makanan.
5. Panaskan Sebelum Dikonsumsi
Meskipun beberapa makanan kaleng bisa langsung dikonsumsi, lebih baik memanaskannya terlebih dahulu, terutama untuk produk seperti daging, ikan, atau sayuran. Proses pemanasan dapat membantu membunuh bakteri yang mungkin masih ada dalam makanan dan meningkatkan keamanannya.
6. Jangan Mengandalkan Makanan Kaleng sebagai Sumber Nutrisi Utama
Meskipun makanan kaleng bisa menjadi solusi praktis, sebaiknya tidak dijadikan sumber utama nutrisi selama kehamilan. Konsumsi makanan segar dan alami tetap menjadi pilihan terbaik untuk mendapatkan nutrisi yang optimal bagi kesehatan ibu dan perkembangan janin.
Baca juga: Makanan Untuk Bumil: Pilihan Terbaik untuk Kesehatan Ibu dan Janin
Alternatif Lebih Sehat Selain Makanan Kaleng
Jika memungkinkan, pilih makanan segar atau makanan yang diawetkan dengan metode lebih alami, seperti:
- Sayuran dan buah segar → kaya akan vitamin dan mineral tanpa tambahan bahan pengawet.
- Makanan beku (frozen food) → umumnya lebih baik daripada makanan kaleng karena tetap mempertahankan nutrisi tanpa tambahan bahan pengawet berlebihan.
- Ikan segar atau ikan beku → lebih rendah natrium dibanding ikan kaleng.
Moms boleh mengonsumsi makanan kaleng, tetapi dengan beberapa catatan. Beberapa makanan kaleng mengandung BPA, garam, gula, dan bahan pengawet yang dapat berdampak negatif pada kehamilan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Agar tetap aman, pilih makanan kaleng dengan label BPA-free, kadar garam dan gula rendah, serta pastikan kemasannya dalam kondisi baik. Selain itu, jangan lupa untuk tetap mengutamakan makanan segar sebagai sumber nutrisi utama selama kehamilan.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- BabyCenter. “Is It Safe to Eat Canned Fruits and Vegetables During Pregnancy?”. Diakses pada 5 Februari 2025.
- NHS. “Foods to Avoid During Pregnancy”. Diakses pada 5 Februari 2025.
- FoodSafety.gov. “Food Safety for Pregnant Women”. Diakses pada 5 Februari 2025.