Plasenta berperan penting dalam mendukung pertumbuhan janin sejak awal kehamilan. Organ ini bertugas menyalurkan oksigen dan nutrisi sekaligus membuang limbah dari darah janin. Karena fungsinya sangat vital, mengetahui tanda-tanda plasenta yang sehat menjadi kunci menjaga kehamilan tetap optimal. Untuk Moms dan Dads, memahami bagaimana seharusnya kondisi plasenta dapat membantu menghindari risiko komplikasi yang membahayakan janin. […]
Plasenta berperan penting dalam mendukung pertumbuhan janin sejak awal kehamilan. Organ ini bertugas menyalurkan oksigen dan nutrisi sekaligus membuang limbah dari darah janin. Karena fungsinya sangat vital, mengetahui tanda-tanda plasenta yang sehat menjadi kunci menjaga kehamilan tetap optimal. Untuk Moms dan Dads, memahami bagaimana seharusnya kondisi plasenta dapat membantu menghindari risiko komplikasi yang membahayakan janin.
Apa Itu Plasenta dan Fungsinya?
Plasenta adalah organ yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan. Fungsinya meliputi:
-
Menyalurkan oksigen dan nutrisi dari tubuh ibu ke janin.
-
Menghasilkan hormon penting seperti estrogen, progesteron, dan hCG.
-
Menyaring zat berbahaya dan membuang limbah dari darah janin.
-
Memberikan perlindungan imunologis terhadap beberapa infeksi.
Plasenta biasanya melekat pada bagian atas atau samping rahim, dan akan keluar dari tubuh setelah bayi lahir dikenal dengan sebutan “kelahiran plasenta” atau tahap ketiga persalinan.
Baca juga: Ketahui 5 Gangguan Plasenta pada Ibu Hamil
Ciri-Ciri Plasenta yang Sehat

Sumber gambar: Freepik
Agar bisa menjalankan semua fungsinya dengan baik, plasenta harus berkembang dan bekerja secara optimal. Berikut beberapa ciri umum dari plasenta yang sehat:
1. Posisi Normal di Dalam Rahim
Plasenta seharusnya menempel di bagian atas, samping, atau belakang rahim. Bila terlalu rendah (plasenta previa), bisa menyebabkan perdarahan dan mengganggu proses persalinan. Pemeriksaan USG secara berkala akan menunjukkan letaknya dengan jelas.
2. Aliran Darah yang Lancar
Sirkulasi darah antara plasenta dan janin harus optimal. Jika aliran darah terganggu, pertumbuhan janin bisa melambat. Dokter biasanya memantau kondisi ini melalui Doppler ultrasonografi.
3. Ukuran Plasenta yang Sesuai Usia Kehamilan
Plasenta yang terlalu kecil bisa menandakan gangguan pertumbuhan janin. Sebaliknya, plasenta yang terlalu besar bisa berhubungan dengan diabetes gestasional atau infeksi.
Baca juga: Insufisiensi Plasenta: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
4. Tidak Ada Tanda Penuaan Dini
Plasenta memang akan mengalami penuaan alami mendekati persalinan. Namun, jika proses ini terjadi terlalu cepat, maka fungsinya bisa menurun lebih awal. Tanda-tanda penuaan seperti kalsifikasi biasanya terdeteksi lewat USG.
5. Tidak Ada Infeksi atau Peradangan
Plasenta yang sehat bebas dari infeksi bakteri atau virus. Kondisi seperti plasentitis atau infeksi intrauterin dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur atau infeksi pada janin.
6. Tidak Terjadi Pelepasan Dini (Abruptio Plasenta)
Abruptio plasenta adalah kondisi ketika plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum waktunya. Plasenta yang sehat akan tetap melekat hingga waktunya persalinan dan tidak menyebabkan nyeri hebat atau perdarahan mendadak.
Pemeriksaan yang Membantu Menilai Kesehatan Plasenta
Untuk mengetahui kondisi plasenta secara akurat, dokter kandungan akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan seperti:
-
Ultrasonografi (USG): Untuk melihat posisi dan struktur plasenta.
-
Tes Doppler: Mengukur aliran darah dari ibu ke janin melalui plasenta.
-
Pemeriksaan Laboratorium: Bila dicurigai infeksi atau gangguan lain.
-
Pemantauan Detak Jantung Janin: Indikator tidak langsung dari seberapa baik plasenta bekerja.
Faktor yang Bisa Mengganggu Kesehatan Plasenta
Plasenta bisa terganggu oleh berbagai faktor, termasuk:
-
Tekanan darah tinggi saat hamil (preeklampsia)
-
Merokok atau konsumsi alkohol
-
Infeksi seperti toksoplasmosis atau cytomegalovirus
-
Kehamilan kembar
-
Trauma fisik pada perut
-
Usia ibu di atas 35 tahun
-
Riwayat masalah plasenta sebelumnya
Untuk Moms, penting melakukan pemeriksaan rutin agar gangguan bisa terdeteksi sejak dini.
Baca juga: Mengenal Plasenta Anterior pada Kehamilan dan Cara Mengatasinya
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menjaga Plasenta Tetap Sehat?
Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
-
Rutin periksa kehamilan sesuai jadwal.
-
Konsumsi makanan bergizi dengan cukup zat besi, kalsium, dan protein.
-
Hindari alkohol, rokok, dan obat-obatan tanpa resep.
-
Minum air putih yang cukup agar aliran darah tetap lancar.
-
Istirahat cukup dan hindari stres berlebihan.
Plasenta yang sehat menjadi fondasi utama kehamilan yang aman dan pertumbuhan janin yang optimal. Mengenali ciri-ciri plasenta yang normal dan rutin melakukan pemeriksaan bisa membantu mencegah komplikasi serius. Untuk Moms dan Dads yang sedang menantikan kelahiran buah hati, menjaga kesehatan ibu dan memantau fungsi plasenta adalah langkah penting dalam perjalanan kehamilan.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Cleveland Clinic. “Placenta”. Tanggal Akses 19 Juni 2025.
- NCBI. “Placental Development”. Tanggal Akses 19 Juni 2025.
- Mayo Clinic. “Placenta: How it works, what’s normal”. Tanggal Akses 19 Juni 2025.