Morula IVF

Ketahui 5 Gangguan Plasenta pada Ibu Hamil

March 11, 2025

Ketahui 5 Gangguan Plasenta pada Ibu Hamil

Plasenta adalah organ penting yang berperan dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin selama kehamilan. Namun, dalam beberapa kasus, gangguan plasenta dapat terjadi dan berisiko membahayakan kesehatan ibu serta perkembangan bayi dalam kandungan. Gangguan ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kelahiran prematur, perdarahan hebat, hingga gangguan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk memahami berbagai jenis gangguan plasenta, penyebabnya, serta langkah-langkah penanganannya.

Jenis-Jenis Gangguan Plasenta

Gangguan plasenta dapat muncul dalam berbagai bentuk, masing-masing dengan tingkat risiko yang berbeda. Berikut adalah beberapa gangguan plasenta yang umum terjadi pada ibu hamil:

1. Plasenta Previa

Plasenta previa terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (serviks), yang dapat menghambat proses persalinan normal. Kondisi ini sering kali menyebabkan perdarahan tanpa rasa sakit selama trimester kedua atau ketiga. Jika plasenta previa tidak berubah posisinya hingga menjelang persalinan, ibu mungkin perlu menjalani operasi caesar.

Baca juga: Mengenal Pengapuran Plasenta, Ketahui Gejala dan Cara Pencegahannya

2. Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah kondisi di mana plasenta terlepas sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum bayi lahir. Ini dapat menyebabkan perdarahan hebat, nyeri perut yang parah, serta gangguan pertumbuhan janin akibat kurangnya oksigen dan nutrisi. Faktor risiko solusio plasenta meliputi tekanan darah tinggi, merokok, trauma fisik, dan riwayat gangguan plasenta sebelumnya.

3. Plasenta Akreta, Inkreta, dan Perkreta

Gangguan ini terjadi ketika plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim, sehingga sulit untuk terlepas saat persalinan. Kondisi ini dikategorikan menjadi tiga tingkat keparahan:

  • Plasenta akreta: Plasenta menempel lebih dalam dari biasanya tetapi tidak menembus otot rahim.
  • Plasenta inkreta: Plasenta menembus otot rahim.
  • Plasenta perkreta: Plasenta menembus hingga organ lain, seperti kandung kemih.

Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan hebat pascapersalinan dan sering kali memerlukan tindakan histerektomi (pengangkatan rahim).

Baca juga: Ketahuilah 7 Penyebab Plasenta Akreta untuk Mencegahnya

4. Infark Plasenta

Infark plasenta adalah kondisi di mana bagian dari plasenta mengalami kematian jaringan akibat kurangnya pasokan darah. Jika terjadi dalam skala kecil, kondisi ini biasanya tidak berbahaya. Namun, jika infark terjadi dalam jumlah besar, hal ini dapat menghambat pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko preeklamsia.

5. Retensi Plasenta

Retensi plasenta terjadi ketika plasenta tidak keluar sepenuhnya dalam waktu 30 menit setelah persalinan. Ini dapat menyebabkan perdarahan postpartum yang parah dan meningkatkan risiko infeksi. Dalam beberapa kasus, tindakan medis seperti pengangkatan manual atau pembedahan mungkin diperlukan.

Penyebab Gangguan Plasenta

Gangguan Plasenta
Sumber gambar: Freepik

Meskipun penyebab pasti dari gangguan plasenta tidak selalu diketahui, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, antara lain:

  • Usia ibu yang lebih tua (di atas 35 tahun)
  • Tekanan darah tinggi atau preeklamsia
  • Riwayat persalinan dengan operasi caesar atau prosedur lain pada rahim
  • Merokok atau penggunaan narkoba selama kehamilan
  • Kehamilan kembar atau kehamilan dengan janin lebih dari satu
  • Trauma pada perut akibat kecelakaan atau benturan keras
  • Riwayat gangguan plasenta pada kehamilan sebelumnya

Gejala Gangguan Plasenta yang Perlu Diwaspadai

Gejala gangguan plasenta bisa bervariasi tergantung pada jenisnya. Namun, beberapa tanda umum yang perlu Moms waspadai meliputi:

  • Perdarahan vagina, terutama setelah trimester kedua
  • Nyeri perut yang parah dan tidak kunjung hilang
  • Kontraksi rahim yang sering atau tidak normal
  • Gerakan janin yang berkurang
  • Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali

Jika Moms mengalami salah satu gejala di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: Ini Gerakan Janin 6 Bulan yang Dapat Anda Rasakan

Pencegahan Gangguan Plasenta

Gangguan Plasenta
Sumber gambar: Freepik

Meskipun tidak semua gangguan plasenta dapat dicegah, ada beberapa langkah yang bisa Moms lakukan untuk mengurangi risikonya:

  • Menjaga pola makan sehat dan gaya hidup aktif untuk meningkatkan kesehatan plasenta.
  • Menghindari rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang yang dapat meningkatkan risiko gangguan plasenta.
  • Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk mendeteksi masalah sejak dini.
  • Mengontrol tekanan darah agar tetap stabil selama kehamilan.
  • Menghindari aktivitas berat atau benturan pada perut yang dapat menyebabkan trauma pada plasenta.

Gangguan plasenta pada ibu hamil merupakan kondisi yang dapat menimbulkan risiko serius bagi ibu dan janin. Beberapa jenis gangguan plasenta yang umum terjadi meliputi plasenta previa, solusio plasenta, plasenta akreta, dan retensi plasenta. Penyebab gangguan ini bervariasi, mulai dari faktor usia ibu hingga kondisi kesehatan tertentu.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung