Artikel ini telah direview secara medis oleh
Dr. dr. Irham Suheimi, SpOG, MSc, M.Repro.Med
Perjalanan untuk memiliki anak bisa menjadi proses panjang, terutama jika memilih metode bayi tabung atau IVF (In Vitro Fertilization). Meski teknik ini menjadi harapan bagi banyak pasangan, tidak semua upaya bayi tabung berhasil.
Bayi tabung atau IVF adalah prosedur di mana sel telur dan sperma dipertemukan di luar tubuh, lalu embrio yang dihasilkan ditanamkan ke dalam rahim. Meskipun teknologi ini telah membantu jutaan pasangan di seluruh dunia, tingkat keberhasilannya bervariasi, tergantung pada banyak faktor.
Faktor Penyebab Bayi Tabung Gagal
Meskipun teknologi fertilisasi in vitro (IVF) telah berkembang pesat, tidak semua prosedur bayi tabung berakhir dengan keberhasilan. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan kegagalan bayi tabung:
1. Kualitas Embrio yang Rendah
Kualitas embrio memainkan peran penting dalam keberhasilan bayi tabung. Embrio yang abnormal secara genetik lebih mungkin gagal berkembang atau menempel di dinding rahim. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh usia ibu, karena kualitas sel telur cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Baca juga: Ciri Embrio Bayi Tabung Berkualitas yang Perlu Anda Ketahui
2. Masalah pada Rahim
Kondisi rahim, seperti adanya polip, fibroid, atau lapisan endometrium yang terlalu tipis, dapat menghambat proses penempelan embrio. Selain itu, infeksi atau luka pada rahim juga dapat menjadi penghalang.
3. Ketidakseimbangan Hormon
Ketidakseimbangan hormon, seperti rendahnya kadar progesteron, dapat memengaruhi kemampuan rahim untuk menerima dan menopang embrio. Faktor ini sering menjadi alasan kegagalan bayi tabung pada tahap awal.
4. Sperma yang Tidak Optimal
Meski fokus sering kali tertuju pada kualitas sel telur, sperma yang abnormal juga dapat memengaruhi keberhasilan bayi tabung. Sperma dengan morfologi atau motilitas yang buruk bisa menghasilkan embrio yang kurang berkualitas.
Baca juga: Rekomendasi Makanan untuk Meningkatkan Kualitas Sperma
5. Usia Ibu
Usia adalah salah satu faktor utama keberhasilan IVF. Wanita di atas usia 35 tahun memiliki kemungkinan lebih kecil untuk hamil melalui bayi tabung karena kualitas dan kuantitas sel telur yang menurun.
Baca juga: Berapakah Usia Terbaik untuk Ibu Hamil?
6. Stres dan Gaya Hidup Tidak Sehat
Stres berkepanjangan, pola makan yang buruk, kurang olahraga, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dapat menurunkan peluang keberhasilan bayi tabung. Faktor-faktor ini memengaruhi kualitas sel telur, sperma, dan kondisi rahim.
Baca juga: Stress dan Gangguan Kesuburan: Apa yang Perlu Moms dan Dads Ketahui?
7. Faktor Genetik
Beberapa masalah genetik pada pasangan dapat memengaruhi kualitas embrio dan peluang keberhasilan IVF. Pemeriksaan genetik praimplantasi (PGT) sering dilakukan untuk mendeteksi masalah ini.
8. Penyakit Kronis
- Diabetes: Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat memengaruhi kualitas sel telur, implantasi embrio, dan meningkatkan risiko keguguran.
- Penyakit Autoimun: Kondisi seperti lupus, sindrom antifosfolipid, atau rheumatoid arthritis dapat menyebabkan tubuh menyerang embrio atau menghambat implantasi.
- Penyakit Tiroid: Hipotiroidisme atau hipertiroidisme yang tidak terkontrol dapat mengganggu keseimbangan hormon yang dibutuhkan untuk kehamilan dan meningkatkan risiko kegagalan IVF.
9. Protokol IVF yang Tidak Tepat
Setiap individu membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam menjalani IVF. Protokol yang kurang sesuai, seperti dosis hormon yang salah atau waktu ovulasi yang tidak tepat, dapat mengurangi peluang keberhasilan.
Cara Mengurangi Risiko Kegagalan Bayi Tabung
Moms, meskipun tidak ada jaminan keberhasilan, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan peluang:
- Konsultasi dengan Dokter Ahli: Pilih klinik IVF yang berpengalaman dan dokter yang ahli dalam bidang ini. Pastikan untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum memulai prosedur.
- Pola Hidup Sehat: Terapkan gaya hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, rutin berolahraga, dan menghindari rokok serta alkohol. Istirahat yang cukup juga penting untuk mendukung kesuburan.
- Pengelolaan Stres: Cobalah teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau konseling untuk mengurangi stres selama proses bayi tabung.
- Perawatan Kondisi Kesehatan Lainnya: Jika Moms memiliki kondisi medis seperti PCOS, endometriosis, atau masalah hormonal, pastikan untuk menanganinya dengan baik sebelum memulai IVF.
- Pemeriksaan Genetik: Pemeriksaan genetik praimplantasi (PGT) dapat membantu memastikan bahwa embrio yang ditanamkan memiliki potensi lebih tinggi untuk berkembang dengan baik.
- Pemilihan Protokol yang Tepat Diskusikan dengan dokter mengenai protokol IVF yang paling sesuai untuk kebutuhan Moms, termasuk dosis hormon dan waktu ovulasi.
Apakah Moms & Dads mencari solusi untuk kesehatan reproduksi atau program kehamilan? Morula IVF Indonesia dapat membantu Moms & Dads dengan layanan konsultasi yang mendalam dan profesional. Dengan lebih dari 26 tahun pengalaman, Morula IVF Indonesia memiliki tim dokter spesialis yang terampil dan berkomitmen untuk mendukung Moms & Dads dalam perjalanan menuju kehamilan yang sehat. Morula IVF menawarkan pendekatan yang menyeluruh dan penuh perhatian. Untuk mengetahui lebih lanjut dan merencanakan konsultasi, Moms & Dads dapat mengunjungi situs web resmi Morula IVF atau menghubungi mereka langsung.
Referensi
- PubMed Central. “The Impact of Embryo Quality on IVF Outcomes”. (Diakses 19 Desember 2024).
- PubMed Central. “Factors Affecting IVF Success Rates”. (Diakses 19 Desember 2024).
- PubMed Central. “Genetic Factors in Reproductive Outcomes”. (Diakses 19 Desember 2024).