Jerawat yang muncul saat hamil bisa bikin tidak nyaman, apalagi jika sebelumnya Moms jarang bermasalah dengan kulit. Tapi jangan khawatir, kondisi ini sangat umum terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Penyebab utamanya berkaitan erat dengan perubahan hormon yang terjadi di awal kehamilan. Meski mengganggu penampilan, jerawat saat hamil bisa dikelola dengan langkah yang aman tanpa membahayakan […]
Jerawat yang muncul saat hamil bisa bikin tidak nyaman, apalagi jika sebelumnya Moms jarang bermasalah dengan kulit. Tapi jangan khawatir, kondisi ini sangat umum terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Penyebab utamanya berkaitan erat dengan perubahan hormon yang terjadi di awal kehamilan. Meski mengganggu penampilan, jerawat saat hamil bisa dikelola dengan langkah yang aman tanpa membahayakan janin. Yuk, kenali penyebabnya dan cara tepat untuk mengatasinya.
Apa Itu Jerawat Saat Hamil?
Jerawat saat hamil adalah jerawat yang muncul akibat perubahan hormon dalam tubuh selama masa kehamilan, terutama di trimester pertama. Kondisi ini bisa ringan seperti komedo, hingga parah berupa jerawat merah meradang. Area wajah yang paling sering terkena antara lain dahi, dagu, dan pipi, meskipun bisa juga muncul di dada dan punggung. Peningkatan hormon androgen saat hamil memicu kelenjar minyak (sebaceous glands) memproduksi lebih banyak sebum. Minyak berlebih ini bisa menyumbat pori-pori dan memicu tumbuhnya jerawat.
Penyebab Jerawat Saat Hamil

Sumber gambar: iStock
1. Perubahan Hormon Androgen
Salah satu penyebab utama jerawat saat hamil adalah lonjakan hormon androgen, terutama di trimester pertama. Hormon ini merangsang kelenjar minyak untuk memproduksi sebum berlebih, yang kemudian menyumbat pori-pori dan menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri penyebab jerawat berkembang. Kelebihan sebum juga memicu peradangan pada kulit, membuat jerawat tampak lebih merah dan nyeri. Bagi Moms yang sebelumnya memiliki kulit berminyak atau riwayat jerawat hormonal, kondisi ini bisa makin terasa selama kehamilan. Inilah sebabnya jerawat saat hamil bukan hal langka, terutama pada awal kehamilan.
Baca juga: Dampak Kelebihan Hormon Androgen pada Wanita
2. Stres dan Kecemasan
Masa kehamilan membawa banyak perubahan emosional yang bisa memicu stres dan kecemasan. Saat stres meningkat, tubuh Moms memproduksi hormon kortisol, yang juga dapat memperburuk ketidakseimbangan hormon lainnya seperti androgen, sehingga meningkatkan risiko munculnya jerawat. Tak hanya itu, stres juga dapat memperlambat regenerasi kulit dan memperburuk peradangan yang sudah ada. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental selama kehamilan sangat penting, tidak hanya untuk janin tetapi juga untuk kesehatan kulit Moms secara keseluruhan.
3. Kurangnya Kelembapan dan Perawatan Kulit
Beberapa Moms memilih berhenti menggunakan skincare karena khawatir akan bahan kimia yang berisiko bagi janin. Meskipun niatnya baik, mengabaikan perawatan kulit bisa menyebabkan kulit menjadi kering, kehilangan pelindung alami, dan akhirnya rentan terhadap iritasi serta jerawat. Kulit yang tidak dirawat juga cenderung memproduksi minyak lebih banyak sebagai kompensasi terhadap kekeringan. Ini justru memicu pori-pori tersumbat dan memperburuk jerawat. Penting bagi Moms untuk tetap menggunakan produk perawatan kulit yang aman selama hamil, seperti pelembap bebas minyak dan pembersih wajah ringan.
Baca juga: Skincare untuk Ibu Hamil: Panduan Lengkap untuk Perawatan Kulit yang Aman dan Efektif
4. Perubahan Pola Tidur dan Makan
Selama kehamilan, perubahan pola tidur dan nafsu makan adalah hal yang umum terjadi. Kurang tidur dapat mengganggu metabolisme kulit dan menurunkan daya tahan tubuh, sementara konsumsi makanan tinggi gula, lemak, dan olahan dapat memperburuk kondisi peradangan, termasuk pada kulit Moms. Gaya hidup tidak seimbang ini memberikan dampak langsung pada kesehatan kulit. Jerawat bisa muncul lebih banyak dan lebih sulit sembuh jika tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk menjaga pola tidur yang cukup dan memilih makanan bergizi demi kesehatan kulit selama kehamilan.
Cara Mengatasi Jerawat Saat Hamil dengan Aman

Sumber gambar: iStock
Pengobatan jerawat saat hamil harus dilakukan dengan hati-hati. Banyak obat jerawat umum seperti retinoid, isotretinoin, atau salicylic acid dosis tinggi dilarang digunakan selama hamil karena berisiko pada janin. Berikut langkah aman yang bisa Moms lakukan:
1. Gunakan Pembersih Wajah Ringan
Cuci wajah dua kali sehari dengan pembersih wajah lembut yang bebas alkohol dan tidak mengandung bahan aktif keras. Pilih produk dengan label “non-comedogenic” atau “oil-free”.
2. Hindari Produk Berbahan Berbahaya
Selalu baca label dan hindari:
-
Retinoid (topikal atau oral)
-
Asam salisilat dosis tinggi
-
Benzoyl peroxide dosis tinggi
-
Antibiotik tertentu tanpa resep dokter
Jika ragu, konsultasikan dengan dokter atau dermatolog yang memahami kondisi kehamilan.
Baca juga: Perawatan Kecantikan yang Aman untuk Ibu Hamil
3. Gunakan Bahan Alami yang Aman
Beberapa bahan alami yang dianggap aman untuk Moms antara lain:
-
Madu (antibakteri alami)
-
Tea tree oil (dalam konsentrasi rendah dan tidak digunakan berlebihan)
-
Witch hazel (toner alami yang membantu mengurangi peradangan)
-
Oatmeal mask (untuk menenangkan kulit)
Tetap lakukan uji coba di sebagian kecil kulit sebelum pemakaian secara menyeluruh.
4. Jangan Memencet Jerawat
Memencet jerawat bisa membuatnya meradang, meninggalkan bekas, dan menyebarkan bakteri ke area lain. Biarkan jerawat mengempis dengan sendirinya atau konsultasikan ke dokter jika sangat mengganggu.
5. Perhatikan Pola Makan
Konsumsi makanan antiinflamasi seperti sayuran hijau, buah-buahan rendah gula, ikan berlemak, dan kacang-kacangan. Kurangi gula dan makanan olahan yang bisa memicu peradangan.
Baca juga: Makanan Untuk Bumil: Pilihan Terbaik untuk Kesehatan Ibu dan Janin
6. Jaga Kebersihan Rambut dan Bantal
Minyak dan kotoran dari rambut atau sarung bantal bisa memperparah jerawat. Cucilah rambut secara teratur dan ganti sarung bantal minimal seminggu sekali.
Jerawat saat hamil disebabkan oleh lonjakan hormon, stres, dan perubahan gaya hidup yang memengaruhi kondisi kulit. Meski bisa membuat frustrasi, kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan bisa ditangani dengan cara-cara yang aman. Dengan pendekatan lembut, bahan yang tepat, serta dukungan dari pasangan dan tenaga medis, Moms bisa tetap merasa nyaman dan percaya diri selama kehamilan.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- WebMD. “Acne During Pregnancy: Causes and Treatments”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- Mayo Clinic. “Is Pregnancy Acne Common?”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- NCBI. “Management of Acne in Pregnancy”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.
- Healthline. “Pregnancy Acne Remedies”. Tanggal Akses 30 Mei 2025.