Semua Artikel

Ketahui Bahaya Kolesterol Tinggi pada Ibu Hamil

Hamzah
17 Apr 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Ketahui Bahaya Kolesterol Tinggi pada Ibu Hamil

Selama kehamilan, tubuh Moms mengalami berbagai perubahan, termasuk peningkatan kadar kolesterol yang sebenarnya normal dan diperlukan untuk mendukung perkembangan janin. Namun, jika kadar kolesterol meningkat secara berlebihan, kondisi ini dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi Moms dan si kecil. Kolesterol adalah zat lemak yang penting untuk pembentukan hormon dan perkembangan janin. Selama trimester kedua dan ketiga, […]

Selama kehamilan, tubuh Moms mengalami berbagai perubahan, termasuk peningkatan kadar kolesterol yang sebenarnya normal dan diperlukan untuk mendukung perkembangan janin. Namun, jika kadar kolesterol meningkat secara berlebihan, kondisi ini dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi Moms dan si kecil.

Kolesterol adalah zat lemak yang penting untuk pembentukan hormon dan perkembangan janin. Selama trimester kedua dan ketiga, kadar kolesterol dalam tubuh Moms dapat meningkat hingga 50% sebagai bagian dari proses alami kehamilan. Peningkatan ini mendukung produksi hormon seperti estrogen dan progesteron, serta membantu pembentukan sel-sel janin.

Bahaya Kolesterol Tinggi yang Berlebihan

Kolesterol Tinggi pada Ibu Hamil

Sumber gambar: Freepik

Meskipun peningkatan kolesterol selama kehamilan adalah hal yang normal, kadar yang terlalu tinggi dapat menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain:

1. Preeclampsia

Kolesterol tinggi selama kehamilan dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya preeclampsia, yaitu kondisi serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urin. Preeclampsia bisa membahayakan kesehatan Moms dan janin karena dapat mengganggu aliran darah ke plasenta, sehingga memengaruhi pertumbuhan bayi dalam kandungan. Selain itu, kondisi ini juga berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti kejang dan kerusakan organ jika tidak segera ditangani.

Baca juga: Hipertensi pada Ibu Hamil: Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

2. Diabetes Gestasional

Kolesterol tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes gestasional, yaitu kondisi peningkatan kadar gula darah yang terjadi selama masa kehamilan. Ketidakseimbangan lipid, termasuk kolesterol, dapat memengaruhi sensitivitas insulin dan meningkatkan beban metabolik tubuh. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu, seperti kelelahan berlebih, infeksi saluran kemih, serta risiko komplikasi saat persalinan.

3. Kelahiran Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol yang terlalu tinggi selama kehamilan dapat berkontribusi pada meningkatnya risiko kelahiran prematur. Hal ini terjadi karena kadar lipid yang tidak seimbang dapat memengaruhi fungsi plasenta dan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin. Akibatnya, bayi bisa lahir sebelum waktunya dengan kondisi fisik yang belum sepenuhnya matang, selain prematuritas, kolesterol tinggi juga dikaitkan dengan berat badan lahir rendah.

Baca juga: Waspada, Inilah Penyebab Bayi Lahir Prematur dan Pencegahannya

4. Masalah Kardiovaskular

Kadar kolesterol tinggi saat hamil tidak hanya berdampak jangka pendek, tetapi juga dapat memicu masalah kardiovaskular jangka panjang. Bagi ibu, risiko penyakit jantung dan pembuluh darah bisa meningkat setelah melahirkan, terutama jika kolesterol tidak kembali ke level normal. Perubahan hormonal selama kehamilan dapat mempercepat pembentukan plak di arteri jika kadar kolesterol terlalu tinggi.

Mengelola Kolesterol Selama Kehamilan

Untuk menjaga kadar kolesterol tetap dalam batas normal selama kehamilan, Moms dapat melakukan langkah-langkah berikut:

  • Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan rendah lemak jenuh dan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan ikan berlemak sehat.
  • Aktivitas Fisik: Lakukan olahraga ringan yang disetujui oleh dokter, seperti berjalan kaki atau yoga prenatal, untuk membantu mengelola kadar kolesterol.
  • Pemantauan Rutin: Lakukan pemeriksaan kadar kolesterol secara rutin sesuai anjuran dokter untuk memantau perubahan selama kehamilan.
  • Hindari Obat Penurun Kolesterol: Sebagian besar obat penurun kolesterol tidak dianjurkan selama kehamilan karena dapat membahayakan janin. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun.

Baca juga: Asupan Gizi Ibu Hamil: Panduan Nutrisi Lengkap untuk Kesehatan Ibu dan Janin

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Masa Kehamilan Ketahuilah 5 Jamu yang Dilarang Untuk Ibu Hamil

Ketahuilah 5 Jamu yang Dilarang Untuk Ibu Hamil

Admin
11 Dec 2025

Setiap ibu hamil harus mengetahui jamu yang dilarang untuk ibu hamil. Pasalnya, jamu adalah salah satu minuman tradisional kesehatan yang banyak dikonsumsi untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Obat herbal ini…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Apa Itu Pregnancy Nose? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Pregnancy Nose? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Hamzah
10 Dec 2025

Selama masa kehamilan, tubuh Moms mengalami berbagai perubahan yang sering kali mengejutkan. Salah satu perubahan yang mungkin belum banyak diketahui adalah pregnancy nose. Istilah ini merujuk pada perubahan bentuk atau…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Oksitosin: Hormon Cinta dan Perannya dalam Tubuh

Oksitosin: Hormon Cinta dan Perannya dalam Tubuh

Hamzah
09 Dec 2025

Oksitosin sering disebut sebagai “hormon cinta” karena perannya dalam ikatan emosional dan interaksi sosial. Namun, hormon ini memiliki fungsi lebih dari sekadar memengaruhi perasaan. Oksitosin adalah hormon penting yang membantu…

Selengkapnya